Kamis, 25 Desember 2008

DAPAT SERTIFIKAT PENDIDIKAN

DAPAT SERTIFIKAT PENDIDIKAN

Alhamdulillah
Aku termasuk
Dosen UNIB
Yang dapat Sertifikat Pendidikan

Jangankan orang lain
Aku sendiri mulanya
Tak pernah membayangkan
Akan dapat sertifikat tersebut
Terkait dengan karirku yang
Berpindah pindah

Akhirnya aku percaya
Rejeki elang tidak akan untuk musang
Tertutup pintu rejeki
Di tempat yang semulanya kita harapkan
Terbuka lebar pintu rejeki
Dari pintu yang lain
Yang kadang tak pernah terbayangkan
Nikmat Tuhan yang manakah
Yang aku dustakan ?

Ya Allah
Yang Maha pengasih
Yang Maha Bijaksana
Yang Maha Mengetahui
Ku serahkan hidup dan matiku untuk Mu
Tunjukilah kami jalan yang lurus
Berilah kami kesabaran
Hadirkanlah rasa syukur pada diri kami
Atas Rahmat dan KurniaMu yang tiada tara
Amin

Bengkulu, 26 Desember 2008


Hanifah Damanhuri

SABAR YAA

SABAR YAA

Dulu ketika aku masih muda
Hitam mengkilap
Jangan di tanya
Betapa perkasanya diriku
Mendaki
Menurun
Berkelok-kelok
Di jalan lurus apa lagi
Aku melaju dengan lancar
Tidak banyak tingkah
Namun tetap dengan prinsipku
Terbujur lalu
Terbelintang patah

Selain diriku
Aku mampu menarik beberapa gerbong
Yang isinya jangan di tanya ragamnya
Semua ku angkut
Semua ku bawa

Ketika tak banyak lagi yang bisa kubawa
Tak ada lagi pasokan energi untukku
Aku dianggap tak berarti lagi
Aku di kirim kerantau
Rantau yang indah dan ramah
Jalannya tidak banyak tanjakkan
jalannya tidak banyak tikungan
Jalannya tidak banyak menurun
Pengagumku banyak
Dengan limpahan kasih dan sayangnya
Aku terlena
Hampir merantau cina

Sekarang
Di usiaku yang mulai uzur
Aku dijemput dari rantau
Lihatlah
Mereka menangis melepasku
Tak ingin berpisah denganku
Namun aku harus pulang
Terpaksa pulang
Pokoknya pulang

Huuhhhh
Perjalanan yang melelahkan
Woowww
Aku menghadang rombongan Presiden
Aduh
Akupun terganjal rombongan presiden
Wah asyik
Istirahat dulu ah

Sejak beberapa hari ini
Aku disiapkan
Untuk bisa berjalan
Dengan roda sendiri
Bunyiku yang heboh
Telah dinanti-nanti banyak orang
Kulihat wajah-wajah lelah
Lelah bagaimana caranya
Agar aku bisa berjalan di REL KA
Beberapa kali rencana yang sudah di susun
Gagal dan gagal lagi
Ada saja dari tubuhku yang sudah renta
Yang tidak berfungsi lagi
SABAR YA
Aku sudah tua

Dengan begitu
Aku bisa menguji
Siapa yang benar-benar mencintaiku
Siapa yang tepat menjagaku, merawatku

Eh eh eh lihat
Aku sudah siap untuk berjalan
Ayo kita berangkat
Tut tut tuuuuuutttttt
Siiiaaapa hendak turuuuuut



Bengkulu, 18 Desember 2008


Hanifah Damanhuri

KOTA KENANGAN

KOTA KENANGAN

Akhirnya perjalanan panjangku
Yang melelahkan
Berakhir di kota kenangan
Kota Sawahlunto

Kota kenangan
Kota yang mengukir banyak kenangan
Kenangan manis
Kenangan pahit
Kenangan masa jaya
Kenangan masa terjajah
Kenangan masa merdeka

Terasa baru kemaren
Terdengar jerit tangis
Para romusha

Terasa baru kemaren
Terdengar jerit tangis
Korban peperangan

Terasa baru kemaren
Terdengar canda dan tawa
Para pejabat serta karyawan
Yang menikmati batubara

Aku juga masih ingat
Betapa banyak airmata duka
Yang terurai di gerbongku
Karena kasih yang tak sampai
Atau kasih yang terputus
Beda suku
Beda agama
Beda status sosial
PHK
Salah satu penyebabnya

Tak sedikit pula
Air mata bahagia yang mengalir
Karena cinta yang bersemi di gerbongku

Ketika memasuki kota kenangan
Kulihat
Kota yang dulu telah tiada
Tak ada lagi
Bukit batu bara
Tak ada lagi hiruk pikuk kendaraan
Pembawa batu bara

Sawahlunto
Kota yang dulu terkenaL
Sampai ke penjuru dunia
Kini
Ah aku tak bisa mengatakannya
Pantaslah
Aku mak itam yang sudah tua
Di panggil pulang

Biar ada orang
Yang ingin datang
Mengenang masa yang silam


Bengkulu, 24 Desember 2008


Hanifah Damanhuri

ISTIRAHAT

ISTIRAHAT


Kini aku lagi istirahat
Sambil istirahat
Ku ingat-ingat lagi
Wajah-wajah yang menantiku


Kulihat beberapa orang tua
Dengan tatapan penuh makna memandangku
Dari mata tuanya terbaca
Banyak kisah yang dia jalani bersamaku dulu


Ku tatap lagi mata orang-orang dengan kategori
Tua belum, muda terlampau
Sebagian besar cengar cengir menatapku
Mungkin mereka ingat
Ikut denganku tanpa izin


Kulayangkan pandangan
Ke mata anak-anak yang mengerumuniku
Tatapan mereka
Tatapan ingin tahu
Mudah-mudahan mereka
Tidak ingin mencoba
Berurut denganku kelak
Walau pijitanku terkenal sangat ampuh
Penghilang rasa sakit yang tak tertahankan


Tak banyak ABG yang hadir menantiku
Mungkin mereka tidak tau
Aku yang paling romantis di dunia


Kulihat lagi wajah-wajah orang
Yang menjemputku pulang
Jemput terbawa
Dari rantauku Ambarawa
Bermacam-mac am ekspresinya
Ada yang lelah
Ada yang gundah
Ada yang bangga
Ada yang tak kenal lelah
Ada yang pesimis
Ada yang optimis
Ada yang benar-benar cinta
Ada yang butuh pujian
Ada yang munafik
Yang tidak suka
Tidak mungkin menungguku


Ku ingat lagi
Sebelum merantau
Bunyiku
Susah susah susah cariiiiiii dduuuiiiiitttt


Begitu aku dikirim merantau
Yang ikut denganku
Tak lagi sembarang orang
Mereka pilihan
Mereka orang-orang yang senang menikmati alam
Bersamaku yang romantis
Bunyiku jadi berubah
Lasuah-lasuah cariiiiiiii dduuuiiiiitttt


Bunyi yang mana
Yang mungkin akan keluar dariku nanti ?
Hanya waktu yang menjawab
Tentunya yang kuinginkan
Lasuah lasuah nyariii dduuuuiiiiittttt
Hingga aku simamak yang hitam
Jadi pujaan wisatawan



Bengkulu, 20 Desember 2008

BINTANG-BINTANG KECILKU MULAI BERSINAR

BINTANG-BINTANG KECILKU MULAI BERSINAR


Kubuka kembali lembaran jawaban UTS mahasiswa baruku


Ku teliti dan ku tinjau ulang nilai-nilai yang kuberikan
Hampir aku keliru memberi nilai
Untuk Ari Akbarsyah
Yang telah memperbaiki sendiri soalku yang salah kurung
Sementara aku tetap memeriksa
Berdasarkan soalku yang salah kurung

Pertama mengenal Ari Akbarsyah
Aku agak terkejut
Fisiknya tidak sesempurna teman-temannya
Badannya kurus
Jari-jarinya halus
Se akan-akan tidak bertenaga

Mula-mula kuliah
Setiap bertemu aku
Dia mencium tanganku
Lazimnya anak mencium ibunya
Ku lihat semangatnya sangat tingi
Kadang dia bertanya padaku di luar kelas
Yang kadang kujawab
“ nanti saja kita bahas di kelas ya “

Dua minggu ini tugasnya lain dari yang lain
Karena ada dua kelas paralel
Aku harus menunggu semua tugas terkumpul
Baru kami bahas tugas-tugas tersebut
Ku minta si Ari maju
Mempresentasikan karyanya 2 minggu terakhir
Sekaligus menjelaskan ke teman-temannya
Cara yang dia lakukan
Mulanya dia malu sekali dan
Menungkupkan kepalanya di meja depan
” Karya kamu bagus, perlihatkanlah pada teman-teman ”
Pintaku padanya
Begitu gugupnya hilang
Mulailah dia mempresentasikan tugasnya
Ketika ku minta coba lihatkan yang ada fotonya

Kembali dia menungkup malu

Ku bujuk lagi dan mengatakan " PD aja lagi "

Kembali dia bangun dan presentasi

Kuminta dia menuliskan dipapan tulis
Cara yang dia gunakan
Dengan lancar dan tanpa melihat buku
Dia jelaskan ke teman-temannya
Lengkap dengan perintah yang digunakan

Alhamdulillah
Bintang kecilku sudah mulai bersinar
Pancaran bahagia setelah tampil di kelas
Masih kelihatan
Ketika kuliah sudah usai
Ku biarkan saja
Teman-temannya mengopi

Hasil karyanya

Wajahnya menjadi sangat cerah



Semalam ketika menonton
Lasykar Pelangi
Aku tersenyum melihat si Lintang
Yang maju jadi guru
Ketika gurunya tidak ada

Minggu lalu Edho Akmal Hakim yang bikin kejutan
Teknisi yang kupanggil untuk memperbaiki CPU
Hanya punya sedikit waktu
Aku lihat si Edho ikut membantu teknisi
Dan dia teruskan pekerjaan teknisi
Sehingga CPU tersebut bisa dipakai kembali
Edho juga telah mulai memperlihatkan bakatnya
Sebagai programmer
Selain Edho, ada Rahmat, dan Suci serta yang lain
Bintang-bintang kecilku yang mulai bersinar


Bengkulu, 13 November 2008

Hanifah Damanhuri

MAK ITAM PULANG KAMPUNG

MAK ITAM PULANG KAMPUNG


Suka dan duka
Bersatu jadi satu
Atas kepulangan
Mak Itam ke kampungnya

Mak Itam jadi legenda
Tukang urut ternama
Menghilangkan rangkik-rangkik
Serta duka dan nestapa
Bagi insan yang lemah imannya

Mak Itam yang berjasa dijaman kejayaanya
Sempat terlupakan
Hampir saja Mak Itam merantau Cina
Karena di rantau dia di puja


Mak Itam kini menuju kampung
Dengan perasaan bingung
Mak Itam berkata-kata sendiri

" Akankah kampung seramah rantau ?
Yang memujaku dan merawatku penuh kasih
Andaikan aku dijadikan besi tua
Terlonggok tak berguna
Betapa malangnya nasibku dikampung
Ah aku tak bpleh cengeng
Tak boleh berfikir negatif
Aku harus tunjukkan pada dunia
Aku mak Itam yang perkasa
Akan membawa siapa saja
Dari mana saj di penjuru dunia
Melintasi Ranah yang indah
Dengan santai dan tak terburu buru
Di kejar-kejar waktu "


Mak Itam kadang juga berfikir
" Benar juga mungkin
Aku mak itam
Berubah jadi monster
Bagi warga penghuni rel KA
Ah biarlah jadi urusan CALEG "


" Sekarang aku mantap
Menuju kampung
Jadi mak Itam
Mamak kandung
Yang akan mensejahterakan
Anak dan kemenakan di Ranah
Insya Allah "


Bengkulu, 8 Desember 2008



Hanifah Damanhuri

KETUPAT BENGKULU

KETUPAT BENGKULU


Berbeda dengan kebiasaan dikampungku
Yang selalu menyediakan nasi di waktu lebaran
Aku harus membiasakan diri dengan rantauku
Menyediakan lontong atau ketupat di hari lebaran

Ketika anak pertama masih Balita
Pernah kucoba membuat ketupat sendiri
Entah beras yang salah
Entah cara merebus yang salah
Ketupatnya tidak bisa dimakan
Sejak itu aku tidak mau membikin ketupat
Ku pesan saja lontong daun di tukang sate madura

Lebaran yang lalu
Dipicu oleh banyaknya orang menjual sarang ketupat
Muncul keinginan untuk membuat ketupat sendiri
Ku beli 20 biji sarangnya
Kutanyakan di warung lontong dekat rumahku
Cara ukuran berasnya
Aku di ajarin juga cara merebus
Dan lama merebus >= 4 jam
Sekaligus dipinjamin periuknya

Sementara aku sibuk menyiapkan masakan yang lain
Beras di isikan oleh si dilla ke sarang ketupat
Ku ikuti saran teman tadi
Wah ketupatnya montok-montok sekali
Memotongnya pakai tenaga dalam
Di lemparkan ke kepala orang
Kalau kena orang itu bisa pingsan
" Kurangi berasnya uni, kalau uni pakai beras Padang "

Kemaren dan kemarennya
Bengkulu tak berhenti di guyur hujan
Baru berhenti jelang jam 12 siang
Rencana semula kami akan menangkap ayam
Yang besar sendiri di kandang
Ayamnya hapal kapan pergi dan kapan pulang
Mereka bebas berkeliaran tanpa pagar di belakang

Berangkatlah aku dan suami ke pasar
Membeli semua kebutuhan untuk gulau tauco
Ku beli juga udang untuk kusambal
Sepulang dari pasar
Suamiku memasang jerat
Dan memanggil manggil ayam
Hari sudah jam dua
Ayam tak seekorpun yang pulang
Ku lihat suamiku juga tidak sabaran
Pikirannya ke mesjid

Ku robah rencanaku
Kukasih tau suamiku
Tak perlu tangkap ayam
Kita bikin gulai udang dan buncis
Udangnya di ungkap aja dulu pakai bumbu
Cabe merah, langkok-langkok, bawang putih, bawang merah
Esok pagi di kasih santan, tomat dan buncis
Cabe hijau kita sambal pakai petai dan ikan siam asin
Menu kita kali ini lain dari yang lain
Menu istimewa

Tadi dipasar ku beli sarang ketupat
Ketika hendak mengisi ada tetangga yang datang
Katanya, " ini ketupat Bengkulu
Coba masukkan ujung-ujung bagian bawah
Nah perhatikan baik-baik
Seperti tinju kita kan ? "
Haaah bennnaaar

Kirain selama ini
Ketupat Bengkulu
Kiasan aja
Ooo la laa

Belajar dari pengalaman yang lalu
Kali ini beras sokan yang di isikan
Di kurangi banyaknya
Alhamdulillah
Ketupatnya sempurna
Kuahnya terasa luar biasa
Dengan taburan bawang goreng dan kerupuk

Bersama ini ku ucapkan
Selamat Hari Raya Idul Adha
Kepada seluruh dunsanak
Dimanapun berada


Bengkulu, 8 Desember 2008



Hanifah Damanhuri

TAK ADA QURBAN WAKTU ITU

TAK ADA QURBAN WAKTU ITU

Sebentar lagi
Lebaran haji
Saat yang dinanti
Menonton pemotongan sapi
Mulai sapi di ikat kaki-kakinya
Direbahkan
Dipotong lehernya
Darah yang muncrat
Lenguh sapi serta geleparnya
Sampai dinyatakan mati
Lalu dikuliti
Dipotong-potong
Di timbang
Dikantongi
Di bagi-bagi
Kepada masyarakat yang sudah antri

Suatu waktu
Pernah terjadi dikampungku
Tak seorangpun yang berqurban di mesjidku
Membuat lebaran haji
Terasa sepi
Tak terdengar lenguhan sapi
Tak terdengar sorak sorai
Membuat hati menjadi pilu
Sebegitu melaratkah warga kampungku ?

Tak ingin terulang kisah yang sama
Panitia mesjid membuka arisan Qurban
Dibayar mingguan
Semampu jamaah mesjid
Dengan cara begitu
Hampir semua jamaah di mesjid kampungku
Hingga saat ini
Ber lomba-lomba
Ikut menjadi peserta Quirban
Tak peduli penghasilannya berapa
Tak peduli pekerjaannya apa
Hingga dihari raya
Semua bergembira

Hal yang serupa
Pernah juga kami lakukan
Arisan Qurban
Di tingkat RT
Bayarnya sebulan sekali
Ketika arisan ibu-ibu se RT
Lumayan terbantu
BerQurban terasa ringan

Pernah berQurban
Tak berQurban
Terasa
Tak ada kebanggaan
Tak sempurna kebahagiaan
Lihatlah
Betapa manis senyuman
Mereka yang dapat daging Qurban



Bengkulu, 4 Desember 2008


Hanifah Damanhuri

SAMBA LADO UDANG BUATAN PAPA

SAMBA LADO UDANG BUATAN PAPA

Aku jadi teringat masa ABG
Papa sudah pensiun dari percetakan
Karir terakhir papa

Mamaku wanita karir
Yang mesti berangkat pagi
Sebagai guru SD

Ketika papa masih ngantor
Semua urusan dapur mama yang urus
Mama bangun pagi-pagi
Jelang kesekolah
Dipastikan semua sudah makan

Mama masih kesekolah
Ketika papa sudah tidak ngantor lagi
Sawah menjadi tempat pilihan papa
Melanjutkan karirnya dihari tua
Jam masuk dan keluar
Bisa diatur dengan mudah

Untuk meringankan pekerjaan mama
Papa kadang ikut memasak
Dengan cara kompor dan kuali di bawa
Ke ruang keluarga
Belakangan bilik dapur di alihkan jadi dapur

Papa siapkan
Tomat setengah kilo
Cabe gilingan mama setengah kilo
Bawang merah
Udang kering
Minyak goreng
Kata papaku
Tomat bikin enak dan manis
Kadang tomatnya di tanam sendiri
Dari jenis yang buahnya besar

Papa goreng dulu udang kering
Goreng bawang merah yang sudah di iris
Masukkan irisan tomat
Setelah layu
Masukkan udang kering yang sudah di goreng
Aduk-aduk hingga matang
Sambal ini bisa untuk beberapa hari
Apalagi kampungku dingin sekali
Bak dalam kulkas
Masakan jadi awet sendiri

Aku tiru juga gaya memasak papaku
Tapi aku lebih beruntung
Di Bengkulu banyak udang segar
Aku ganti udang kering dengan udang segar


Bengkulu, 3 Desenber 2008
LONTONG KUAH TAUCO(Ala Banuhampu)

Berada di daerah heteregon
Dengan teman-taman yang berbeda
Budaya dan masakannya
Membuatku kelimpungan
Kalau arisan jatuh kerumahku

Aku tetap ingin
Masakan yang kutampilkan
Khas masakan Padang
Tapi bisa dimakan semua teman-teman

Sebenarnya aku tidak jagoan memasak
Tak banyak variasi masakan yang kukuasai
Kalau menilai masakan
Mana yang enak
Mana yang tidak enak
Lidahku termasuk jagoan

Sesekali aku bikin lontong kuah Tauco
Lontongnya aku pesan saja di tukang sate Madura
Lontong daun yang wangi dan nikmat
Dimakan pakai kecap dan bawang goreng saja, enak
Di tingkah kerupuk udang
Cocok untuk anak Balita

Kusiapkan potongan ayam
Sebanyak tamu yang bakal hadir
Ditambah untuk tuan rumah dan serap
Kusiapkan bahan lain seperti
Buncis Petai Cabe hijau
Mentega
Santan dari kelapa yang tua belum muda terlampau
Bawang merah
Bawang putih
Ketumbar
Merica
Langkok-langkok tanpa kunyit
Daun salam, daun jeruk dan serai
Garam
Semua bumbu di giling halus

Jerangkan kuali
Panaskan mentega
Masukkan bumbu-bumbuAduk-aduk hingga harum
Masukkan daun-daunan
Masukkan ayam yang sudah bersih
Aduk-aduk hingga empuk
Masukkan cabe hijuau dan petai
Masukkan santan
Aduk-aduk santan samapai mendidih
Masukkan buncis yang sudah di iris
Coba rasa bumbu dan garamnya
Yang cocok untuk lontong
Aduk lagi hingga mendidih
Begitu mendidih
Matikan kompor

Untuk kesempurnaan rasa dan penampilan
Taburkan bawang goreng
Pecahkan kerupuk udang diatasnya
Cobalah
Jarang yang tersisa


Bengkulu, 2 Desember 2008

Hanifah Damanhuri

IKAN BAKAR

IKAN BAKAR

Ketika tadi aku beli ikan terusan di pasar
Aku jadi teringat kenangan yang indah
Kenangan membakar ikan di rumah Heru
Teman kuliahku di Jakarta

Sinto istrinya Heru pintar memasak
Sering Heru mengajak teman-temannya
Datang kerumah
Dan membakar ikan kakap bersama-sama

Hari itu
Aku, Heri dan Larso
Di undang datang ke rumah Heru
Heru sudah menyiapkan
Beberapa ekor ikan kakap merah
Yang sudah di bumbui

Tak lama setelah kami datang
Peralatan membakar ikan
Di gelar di depan rumah Heru
Yang masih memiliki
Pekarangan yang luas
Tungku
Bara
Kipas angin
Kipas sate
Mentega
Kecap
Jepitan ikan

Kutanya pada Sinto
Apa bumbu ikannya
Kalau tidak salah
Bumbu dari Sinto
Bawang putih
Jahe
Laos
Kunyit
Ketumbar
Garam

Semua bumbu di giling halus
Ikan yang sudah bersih
Dilumari dengan bumbu
Didiamkan dulu hingga bumbu meresap

Aku tidak ingat
Apa Sinto tidak mengasih jeruk nipis
Bumbu wajib bagiku
Kalau akan menggoreng ikan

Kami duduk di seputar tungku
Begitu bara sudah nyala
Kipas anginpun dinyalain Heru
Ikan yang di jepit
Mulai dibakar
Sambil di bakar
Mentega di oleskan ke ikan
Begitu juga dengan kecap
Bolak balik ikan
Hingga akhirnya ikan sempurna matang

Sementara kami membakar ikan
Sinto menyiapkan sambal dan lalap di dapur
Tidak lupa
Tempe dan tahu goreng
Sambal bikinan Sinto enak sekali
Cara membikinnya tidak susah
Cabe merah yang masih bulat
Tomat di belah
Bawang merah tak perlu di iris
Di goreng bersamaan
Setelah layu
Di angkat, ditiriskan
Di ulek di ulekkan
Kasih garam dan gula merah
Sajikan pakai ulekkan tersebut
Begitu ikan bakar matang
Kami berebut memakannya
Di tingkah dengan sambal dan lalapan
Serta tahu dan tempe goreng
Nikmat sekali
Apalagi kami yang datang
Anak kos di perantauan

Kurasa
Orang Padang
Perlu inovasi
Bumbu masakan Padang
Yang dijual bebas dipasaran
Tak lagi menjadikan
Masakan Padang
Menu istimewa
Kepiawaian memadu takaran bumbu
Memilih bahan yang segar
Serta adukan yang sempurna
Kunci enaknya masakan

Dari sisi kebersihan
Dari sisi gizi
Banyak orang memilih
Menunggu masakkan

Yang dimasak saat itu juga


Bengkulu, 30 November 2008




Hanifah Damanhuri

ARIE, RUVITA dan ANDRI

ARIE, RUVITA dan ANDRI


Ditengah kegalauanku
Menghadapi kelas tanpa bintang
Aku terhibur oleh para bintang
Yang selalu ingin membantuku
Membantu adik-adik kelasnya
Menjadikan TI UNIB berkualitas
" Kampus boleh seperti kaki lima
Kualiras maunya bintang lima "
Aku ingin jadi dosen di UNIB tapi ortu tidak izinkan
Begitu kata si Andri dari telkom Palembang
Sambil memberitahu prestasi yang dia ukir disana
Alhamdulillah


" Bu, Arie rajin bertanya ke dosen
Nilai UTS dan Quis Ari bagus-bagus
Teman-teman Arie pada berpengalaman
Enak bergabung dengan mereka bu "
Cerita si Arie dari MTI Fasilkom UI

" Bu, Ruvita mohon doa restu
Ruvita mau ikut tes jadi dosen TI UNIB
Jadi dosen panggilan hati Ruvita bu "
Begitu kata si Ruvita yang sudah jadi karyawan
Suatu Bank Swasta di kota Bengkulu
Ketika berkunjung di hari raya yang lalu


Arie dan Ruvita
Berasal dari SMA 3 Bandung tapi beda angkatan
Mereka mahasiswa angkatan I TI UNIB
Dibesarkan dengan sarana dan prasarana
Serta jumlah dosen yang sangat minim
Pagi ini mereka berdua bersuka cita
Keduanya dinyatakan lolos sebagai CPNS UNIB
Alhamdulillah


Bengkulu 29 November 2008


Hanifah Damanhuri

ARIE, RUVITA dan ANDRI

ARIE, RUVITA dan ANDRI


Ditengah kegalauanku
Menghadapi kelas tanpa bintang
Aku terhibur oleh para bintang
Yang selalu ingin membantuku
Membantu adik-adik kelasnya
Menjadikan TI UNIB berkualitas
" Kampus boleh seperti kaki lima
Kualiras maunya bintang lima "
Aku ingin jadi dosen di UNIB tapi ortu tidak izinkan
Begitu kata si Andri dari telkom Palembang
Sambil memberitahu prestasi yang dia ukir disana
Alhamdulillah


" Bu, Arie rajin bertanya ke dosen
Nilai UTS dan Quis Ari bagus-bagus
Teman-teman Arie pada berpengalaman
Enak bergabung dengan mereka bu "
Cerita si Arie dari MTI Fasilkom UI

" Bu, Ruvita mohon doa restu
Ruvita mau ikut tes jadi dosen TI UNIB
Jadi dosen panggilan hati Ruvita bu "
Begitu kata si Ruvita yang sudah jadi karyawan
Suatu Bank Swasta di kota Bengkulu
Ketika berkunjung di hari raya yang lalu


Arie dan Ruvita
Berasal dari SMA 3 Bandung tapi beda angkatan
Mereka mahasiswa angkatan I TI UNIB
Dibesarkan dengan sarana dan prasarana
Serta jumlah dosen yang sangat minim
Pagi ini mereka berdua bersuka cita
Keduanya dinyatakan lolos sebagai CPNS UNIB
Alhamdulillah


Bengkulu 29 November 2008


Hanifah Damanhuri

Selasa, 25 November 2008

KALIO HATI

KALIO HATI
Waktu itu aku berlibur ke Bagan Si Api-Api
Tempat kakakku bertugas sebagai dokter
Kota yang sangat terkenal di pelajaran sejarah
Sebagai kota penghasil ikan

Di sana kita seakan berada di daratan Cina
Seperti yang terlihat di filem Kungfu
Pasar
Bau udara
Bahasa pengantar
Budaya
Lebih dominan Cina dari Melayu
Kakakkupun terpaksa bisa beberapa patah kata

Ketika di kota Bagan Si Api-Api
Aku merasakan
Betapa sempurnanya kampungku Sungai Tanang
Pemandangan indah
Air melimpah
Tanah subur
Hampir semua keperluan tersedia

Di Bagan Si Api-Api
Hujan yang ditampung
Di simpan di tempat
Seperti menampung minyak di Duri
Daging sapi hanya ada sekali-sekali

Ketika liburan itu
Kebetulan ada daging sapi dan hatinya
Sebenarnya aku tak pernah memasak hati
Memasak yang lainpun ketika dikampung
Pekerjaaan yang ku hindari
Aku hanya sering jadi mandor
Mandor di rumah siapa aja
Terutama di rumah teman dan tetangga

Kakakku memintaku membuat kalio hati
Bumbu-bumbu dan kelapa parut
Sudah tersedia di rumah
Aduh aku bingung dan takut
Kalau tidak enak
Hati sapi ini barang langka di sana

Ku ambil hati
Ku potong-potong
Ku bersihkan

Ku ingat-ingat bumbu-bumbu
Yang pernah dipakai mamaku
Untuk memasak kalio hati
Cabe, langkok-langkok
Merica, ketumbar, cengkeh, pala
Daun-daunan
Aku pakai insting saja untuk menakarnya
Ku giling semua bumbu
Sambil berdoa
Mudah-mudahan begini bumbunya
Mudah-mudahan enak rasanya

Ku ambil kuali
Ku tuang minyak
Ku tumis bumbu-bumbu tadi
Masukkan daun-daunan
Masukkan hati
Aduk rata
Api kompor ku kecilkan dulu
Kuperas santan
Ku sisihkan santannya
Api kompor ku besarkan lagi
Ketika instingku mengatakan
Masukkan santan
Santan kumasukkan
Ku aduk-aduk
Tiap sebentar ku coba
Tiap sebentar kurasa
Sampai akhirnya kompor kumatikan
Aku pasrah
Paling tidak dimakan
Kalau tidak enak

Ketika kakakku pulang
Dan makan siang
Kakakku bilang
Kalionya enak
Jadilah aku
Tukang masak
Selama liburan


Bengkulu, 25 November 2008


Hanifah Damanhuri

HUJAN LEBAT

HUJAN LEBAT
Sejak sore kemaren
Bengkulu di guyur hujan tiada henti
Di tingkahi angin ribut yang kencang
Merontokkan putik pokat di belakang rumahku

Pagi ini jam 9.00 
Jadwalku mengajar
Ku amati cuaca
Aku jadi ragu
Langit masih gelap
Hujan masih rapat
Jangan-jangan ada banjir dijalanan

Ku lacak kondisi di sekitar kampusku
Apa juga hujan seperti di tempatku
Jarak yang lumayan jauh
Kadang cuaca di kedua tempat berbeda
Di tempat tinggalku hujan lebat
Di kampus kering dan terang benderang
Di kampus hujan lebat
Di tempat tinggalku tidak hujan setitikpun
Seielah kulacak
Hari ini dimana-mana di kotaku
Hujan lebat

Aku buat kesepakatan 
Untuk mengganti hari
Menghindari
Banjir di jalanan
Andaikan nanti hujan lagi
Akan kuganti lagi ke lain hari
Semoga hujan kali ini
Tak berobah jadi bencana
Amin Ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 26 November 2008


Hanifah Damanhuri

NB. Pak Saaf, bagaimana cuaca di Jakarta ?
Bagaimana dengan keberangkatan ibu (ny Saaf)), anak dan menantu bapak ke Mekah hari ini ? Semoga mereka selamat pulang pergi dan menjadi haji yang mabrur. Amin







Kamis, 20 November 2008

PERGEDEL JAGUNG

PERGEDEL JAGUNG


Ketika sawah di belakang rumah ditanami kacang tanah
Di sela kacang tanah di bagian pinggir dekat pematang
Biasanya kami tanami jagung
Ketika sudah sampai waktunya panen
Selain di rebus
Jagung juga di bikin pergedel
Mamaku yang membikinnya


Pergedel dari jagung yang baru di petik
Dengan daun sop dan cabe yang juga segar
Rasanya sangat nikmat
Begitu keluar dari kuali
Kami berebut takut tak kebagian
Harumnya aroma pergedel
Di hawa pegunungan yang sejuk
Menjadi kenangan yang indah


Kalau kami pulang kampung
Dan berkumpul bersama
Ku usahakan mencari / memesan jagung
Yang baru di petik
Sekalian dengan daun sop dan cabe yang baru dipanen
Kugantikan tugas mama


Kubersihkan jagung yang tepat untuk pergedel
Jagungnya di sisir
Setelah itu digiling dengan batu giling
Giling juga cabe, bawang merah dan bawang putih
Iris-iris daun sop
Masukkan telor
Jangan lupa kasih garam
Kasih gula sedikit
Kapan perlu kasih mentega

Siapkan jerangan kuali yang berisi minyak
Setelah minyak panas
Ambil sesendok- sesendok adonan pergedel
Masukkan ke kuali
Tunggu hingga kuning kecoklatan
Di balik hingga matang seluruhnya
Keluarkan dari kuali
Dan pergedel siap untuk disantap
Jangan marah kalau ada saja tangan
Yang tak berhenti mengambil di dapur
Sebelum pergedel disajikan di meja
Kadang saat seperti itu
Aku terkenang mamaku
Yang tak pernah kubantu
Membuat pergedel dimasalalu



Bengkulu, 22 November 2008-07-13





Hanifah Damanhuri

PENARI PAYUNG

PENARI PAYUNG

Begitu mendengar lantunan musik
Berbendi-bendi ke SungaiTanang
Terbayang gerak gemulai
Para penari payung

Terkenang masa SD
Setiap akhir tahun ajaran
Diadakan acara malam perpisahan
Malam bergembira ria
Tari Payung adalah tari wajib
Penarinya semua perempuan
Ada yang didandani seperti laki-laki
Pakai kumis kecil
Keren juga kelihatannya

Aku senang menonton tari payung
Tari yang gemulai dan dinamis
Mencerminkan keindahan masa remaja
Yang sedang merajut kasih

Pertengahan tahun delapan puluhan
Kusaksikan di Televisi
Sepupuku menari payung dengan indahnya
Waktu itu sepupuku masih mahasiswa PTN Bandung
Ada beberapa tari yang dia bawakan
Tari payung yang paling indah
Aku tercengang
Seorang karateka
Bisa bergerak gemulai dengan lincah dan indah
Seindah gerak Jetlii

Setelah merantau ke Bengkulu
Aku sempat beberapakali
Menyaksikan pagelaran seni
Grup Sofiani dari ranah
Mataku tak lepas-lepas menyaksikan
Beberapa tarian yang dinamis
Penari yang menari di pecahan kaca
Tetap saja
Tari payung yang paling kusuka
Penarinya ganteng-ganteng dan cantik-cantik
Dengan senyum selalu terukir di bibir
Mungkin diantara penarinya adalah JEPE


Bengkulu, 18 November 2008


Hanifah Damanhuri

TERTIPU

TERTIPU

Terpengaruh pada kejadian
Beberapa tahun yang silam
Yang dialami para nasabah
Yang menyimpan uang di bank
Terjadi kepanikan dan kekecewaan
Untung yang diharapkan
Buntung yang didapat

Kubaca judul email
” Nama-nama Bank Indonesia Yang akan Di TUTUP...”
Kubaca baris demi baris dengan mata melotot
Aku ingin tahu
Bang apa saja yang akan di TUTUP
Entah apa yang aku cemaskan
Aku juga tidak tau
Tabungan ?
Deposito ?
Kalaupun ada
Pastilah sisa SK yang lagi sekolah
Menabung ?
Pengen sih
Deposito ?
Apalagi mimpi aja nggak sanggup

Ya sih
Aku khawatir
Beberapa orang yang ku kenal
Uangnya jadi tak kembali
Aku khawatir
Beberapa orang yang kukenal
Di PHK dan Bank
Aku khawatir
Nasibnya seperti keluarga kami
Kemewahan menjadi cerita masalalu

Begitu sampai pada baris terakhir
Aku tersenyum
Senyum pencong
Korban penipuan


Bengkulu, 15 November 2008


Hanifah Damanhuri

MENCARI CALON ISTRI

Mencari Calon Istri



Tahun 1986 yang silam
UNIB menerima dosen besar-besaran
Hingga terjaringlah dosen
Yang berasal dari berbagai PT di Indonesia
Mulai dari Unsyiah sampai ke Cendrawaih
Yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia
Mulai dari Aceh sampai ke Papua
UNIB menjadi PTN yang heterogen
Aku salah satu diantaranya
Saat itu UNIB baru berusia 4 tahun

Tahun 1997 berikutnya
Para CPNS tersebut
Yang sebagian bedar masih lajang
Ganteng-hanteng dan cantik-cantik
Menjalani Prajabatan
Syarat untuk jadi PNS


Salah seorang pembicara saat itu
PR I UNIB Prof Sumardi
Yang didatangkan dari UGM
Disela pembicaraannya
Menyampaikan pesan
Pesan yang berlaku umum
Lintas budaya
Lintas agama
Lintas profesi

Bunyi pesannya
“ Kalau ingin mencari istri
Ada tiga syarat yang mesti dipenuhi
Pertama ANGGUN DI RUANG TAMU
Kedua HANGAT DIKASUR
Ketiga HEMAT DIDAPUR
Jangan sampai terbalik-balik
Pesan yang ku kira wanita perlu juga tahu
Apalagi waktu itu
Aku sedang hamil



Bengkulu, 15 November 2008



Hanifah Damanhuri

ANAK KU BER HAPE RIA JUGA

ANAK KU BER HAPE RIA JUGA

Sebagai PNS tentu aku harus mampu menahan diri
Belanja sesuai keperluan
Belanja sesuai kemampuan

Suatu hari anakku Dilla merengek
Minta dibelikan HP sesuai seleranya
Tidak mau seperti HP yang kami punya
Yang hanya bisa nelpon dan SMS waktu itu
Dilla minta yang ada kamera
Dilla mau yang ada ....

Aku tak bergeming dengan rengekannya
Terbayang berapa pulsa lagi yang harus kubeli
Selama ini pulsa telpon rumah terus membengkak
Umumnya dipakai Dilla
Mengobrol dengan teman-temannya
Kadang membahas PR
Kadang bercerita tentang apa saja
Baik dikala suka maupun duka
Apalagi lagi sendirian di rumah

Papanya nggak kuat mendengar rengekan Dilla
Akhirnya apa yang di minta Dilla dibelikan juga
Seperti yang kuduga sebelumnya
Pengeluaran bertambah untuk beli pulsa

Beberapa waktu yang lalu
HP si Dilla hilang di angkot
Entah dicopet entah jatuh
Sehingga muncul lagi rengekan baru
HP baru yang bisa ...

Sama seperti dulu
Aku tak bergeming dengan rengekan dan ancamannya
" Dilla mau kabur kalau tidak dibelikan HP "
Kabur aja, kataku sambil manyun
" Dilla tidak mau sekolah kalau tidak pakai HP "
" Pa, ini model HP dan ini daftar harganya "

Lagi-lagi papanya luruh
Ketika menjemputku di kampus
Si Dilla juga ikut
" Aku mau beli HP " kata Dilla
Ku tatap papanya
" Biarlah mama, nanti terganggu pula konsentrasinya
Kan sebentar lagi mau ujian kelas tiga SMA "

Begitu dapat HP baru
Bak anak kecil dapat mainan
Horreeee HP ku bisa ....
Lewat telpon rumah
Dia kasih tau teman-temannya
HP nya sudah ada
Dan sibuklah anakku ber HP ria
Ketika sudah dapat nomor temannya

Belakangan kulihat
Temannya ketemu di dunia maya
Anak kedutaan malaysia katanya
Selalu menelponnya di jam belajar malam hari
Tidak bosan-bosannya berceita
Tentang apa saja
Kadang bahasa melayu
Kadang bahasa Inggris
Sampai kesal juga aku jadinya

Ku bilang ke papanya
Apa tidak berbahaya
Kalau teman Dilla
Selalu bercerita
Dalam waktu yang lama
Setiap malamnya
???


Bengkulu, 13 November 2008


Hanifah Damanhuri

BADORAI

Badorai

Ketika hujan reda
Merapi kembali cerah
Dari Sungai Tanang
Kelihatan garis putih
Di lereng Merapi
Garis putih itu adalah
Air terjun Badorai

Ketika SMP
Dengan berseragam pramuka
Beberapa kali Badorai ini kami kunjungi
Hawa yang sangat sejuk
Air yang dingin
Ladang Robai di sekitarnya
Memberi kesenangan dan kebahagiaan
Bagi kami para pramuka waktu itu

Tak peduli dengan kesehatan
Masih berpakaian utuh pramuka
Kami bersorak sorai di badorai
Di tingkahi nyanyian
Disini senang
Disana senang ...
Hingga pakaian jadi basah-basah
Pakaian yang akhirnya kering sendiri di badan
Berkat Rahmat Allah
Tidak ada yang jatuh sakit

Badorai
Pramuka
Kenangan
Masa remaja yang indah di Ranah


Bengkulu, 8 November 2008


Hanifah Damanhuri

BAGADANG SUP TULANG

Bagadang Sup Tulang


Alah tibo musim haji
Takana parangai katiko ABG
Sasudah sumbayang rayo haji
Sasudah makan di hari rayo
Di bulakang surau gadang
Dilakukan pamotongan kurban


Dibawah koordinasi uni Ratna
Para ABG bakumpua di surau batu
Remaja SurBat namo kalompokno


Tugas anak laki-laki
Mangumpuakan tulang sapi
Manjapuik aia barasiah ka pincuran
Mancari kayu api atau
Mambali kayu api


Tugas anak padusi
Mangumpuakan bareh
Nan babao dari rumah sagaleh surang
Mambali bumbu sup
Mamintak daun sup (bawang perai + salodari)
Dan manantukan
Di rumah siapo tampek mamasak
Manyiapkan alat mamasak
Manyiapkan nan kadimasak
Dan mamasak rami-rami
Sambia maota kian kamari
Dan galak-galak hi hi hi


Sasudah mugarik
Apo nan dimasak siang tadi
Diangkuk ka surau batu
Di awali acara seremoni
Ditaruihkan jo makan rami-rami
Makan sup capak-capak-i
Ondeh sanangno ati
Buliah batambuah sapueh hati


Remaja Surbat di jaman kami
Sangaik kompak sakali
Apolai adiak-adiak sapaningga kami
Mambuek harum namo nagari
Acok mambao pulang prestasi
Piala berjejer di lamari nagari
Hasil kompetisi antar nagari


ABG kini ???
Antahlah
Malah sempat tadanga
Sabagian korban Narkoba
Salah sia ???


Bengkulu, 5 November 2008





Hanifah Damanhuri

TELAGA DEWI

TELAGA DEWI

Telaga dewi
Telaga di puincak Singgalang
Airnya jernih dan sejuk
Di kelilingi pepohonan khas daerah dingin

Waktu itu aku masih SMA
Aku ikut Yerri, Ina dan teman- teman mereka
Mendaki puncak Singgalang
Rintangan ke puncak Singgalang
Tak seberat mendaki puncak merapi

Ketika membaca mimpi pangeran Arab
Yang akan membangun menara setinggi 1 km
Ku bangun pula mimpiku yang canggih
Tak perlu biaya semahal di Arab
Hasilnya pasti luar biasa

Andaikan aku bisa menguasai gunung Singgalang
Gunung yang sering kupandang
Dari jendela rumahku di Sungai Tanang
Akan ku tebas beberapa pohon di sekitar telaga dewi
Ku bangun rumah gadang
Dan hanya satu-satunya rumah gadang
Seperti bangunan tempo dulu
Dari bambu dan atap ijuk
Ku lengkapi juga dengan rangkiang
Tapi fungsinya ku alihkan
Ada tempat BAK dan BAB
Ku bikin juga landasan Heli Kopter
Rumah ini terhubung dengan dunia luar
Melalui alat komunikasi yang tercanggih

Rumah gadang ini
Ku jadikan tempat peristirahatan
Para tetamu yang berkantong tebal
Yang senang menikmati Panorama Alam
Misalnya para raja dan pangeran Arab
Yang merindukan kehidupan bak di Sorga

Pelayan di rumah ini semuanya lelaki
Lelaki yang serba bisa seperti JEPE
Pandai menari
Pandai main bola kaki
Pandai memasak
Pandai bela diri
Pandai bersilat lidah
Pandai menulis
Tak perlu banyak
Siap menjadi sesuai keperluan

Aku sebagai pemilik hanya datang sebagai tamu
Datang pagi
Pulang sore
Malam hari cukup kupandangi
Kerlap kerlip lampu rumah gadang
Dari jendela rumahku Sungai Tanang
Pasti indah dibawah taburan bintang

Bengkulu, 20 Oktober 2008


Hanifah Damanhuri

TRAGEDI PEMBAYARAN ZAKAT

TRAGEDI PEMBAYARAN ZAKAT


Puluhan nyawa melayang
Berebut rejeki yang jumlahnya tak seberapa
Dari seorang kaya
Yang berzakat dibulan puasa
Sebagian besar korbannya
Para wanita yang sudah tua
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun


Beberapa waktu kemudian
Kusaksikan lagi di layar kaca
Kerumunan manusia yang sangat banyak jumlahnya
Menanti pembagian zakat


Alhamdulillah
Peristiwa serupa
Tak kedengar terjadi diranah
Semoga tak pernah terjadi di ranah
Ya Allah kabulkanlah doa kami


Ya Allah
Ya Rahman
Ya Rahim
Ampunilah dosa para leluhur kami
Lapangkanlah kuburan mereka
Karena cinta mereka pada wanita
Karena cinta mereka pada anak-anak
Mereka wariskan tanah pusaka
Kepada wanita
Tentunya agar para wanita
Aman dan nyaman hidupnya


Bengkulu, 17 Oktober 2008



Hanifah Damanhuri

GELAR

GELAR



Gelar kadang membuat seseorang tersanjung
Gelar kadang membuat seseorang terhina
Gelar kadang membuat seseorang bahagia
Gelar kadang membuat seseorang tersiksa


Gelar akademis
Gelar yang membuat seseorang bangga
Namun bisa menyiksa
Kalau tak sanggup mengembannya
Semakin tinggi gelar yang disandangnya
Semakin berat beban yang harus dia emban
Di lingkungan kampus
Di tangan professor terlahir doktor
Di tangan doktor terlahir master
Di tangan master terlahir sarjana
Walaupun kadang
Tak seimbang beban dengan penghasilan



Gelar ABRI
Gelar yang diperoleh
Dari keberhasilan menumpas
Mungkin menumpas perang
Mungkin menumpas kejahatan
Semakin tinggi pangkat ABRI
Menunjukkan banyak perang yang telah dia lewati
Semakin besar pula penghasilan yang mereka terima
Sebagai ungkapan rasa terima kasih
Begitu kata temanku bercerita


Gelar atau GALA adat
Dikampungku lebih banyak digunakan
Untuk menata pergaulan atau hubungan antar sesama warga
Sehingga yang menyandang GALA
Harus bisa membedakan
Sedang dimana mereka berada
Kalau di luar komunitas kampung
Baik di ranah maupun di rantau
Jelas GALA tidak banyak berpengaruh
Kecuali untuk menunjukkan
Seseorang berasal dari Minang
Begitu menurut pendapatku



Bengkulu, 26 September 2008



Hanifah Damanhuri

NAMA ABS SBK

NAMA ABS SBK

Aku cinta budaya leluhurku

Termasuk diantaranya

" Ketek Banamo Gadang ba GALA "
Dengan memakai GALA
Penyandangnya pastilah putra atau sumando Minang
Yang mencintai budaya Minang


Penulisan nama ABS SBK menurut leluhurku
Nama + nama ayah + GALA
Tak perlu di ikuti nama suku
Supaya tidak ada jarak
Antara anak dan ayah yang beda suku

Tanggung jawab dalam bermasyarakat
Tidak di mulai dari kelompok se suku
Tapi di mulai dari
Keluarga
Suku
Nagari
Kecamatan
Ranah Minang
Negara
Semua kita di ikat oleh tali persaudaraan
Karena se iman
membantu saudara apaon sukunya
Adalah kewajiban orang yang beriman

Gelar akademis
Gelar haji
Bisa disandang siapa saja
Oleh siapa saja di dunia
Asal mau berusaha
Untuk mendapatkannya
Asal Tuhanpun mengizinkannya


Bengkulu, 25 September 2008


Hanifah Damanhuri

" KETEK BANAMO GADANG BAGALA "

" KETEK BANAMO GADANG BAGALA "

Apalah arti sebuah nama
Begitu kata pujangga
Namun di daerahku berlaku
" Ketek Banamo Gadang Bagala "

Nama "Ketek"
Hadiah dari orang tua ketika kita baru lahir
" Gala " yang umumnya berupa doa atau harapan
Diberikan oleh mamak-mamak di pesukuan
Tanda lelaki sudah bekeluarga
Dan tidak sopan kalau lelaki tersebut
Di sapa dengan nama kecilnya
Kecuali oleh kaum sesuku
Yang menyapa dengan panggilan " mamak ... "

Panggilan mamak melekat
Ketika seorang lelaki sudah punya keponakan
Tak peduli usianya masih kecil
Begitu aturan tak tertulis dikampunghku

Mulanya suamiku juga tidak punya gelar
Karena dia berasal dari daerah yang tidak bergelar
Kecuali untuk penghulunya

Ketrika berkumpul di tengah perkumpulan kampungku
Atau ketika pulang kampung
Orang kampung kebingungan menyapanya
Dan selalu bertanya " Sia GALA minantu kami go ? "
" Baa kami manyapono go ? "
Oleh mamak-mamak yang sesuku denganku di rantau
Akhirnya melekatkan GALA Sutan Marajo ke suamiku
Ketika ada pesta mendoa di rumahku dikampuang
GALA tersebut diresmikan dan dilewakan ke urang kampung
Hingga orang kampung tidak risih lagi untuk menyapanya
Baik dikampung maupun di rantau

Lain ladang
Lain belalang
Lain lubuk
Lain ikannya

Sifat manusia
Dalam kesamaan
Kadang ingin perbedaan
Dalam perbedaan
Kadang ingin kesamaan
Menambah yang belum ada
Tak banyak pengaruhnya
Menghilangkan yang sudah ada
Banyak pertanyaan yang muncul
Untuk apa ?
Yang untung siapa ?
Yang rugi siapa ?

Lelaki yang berasal dari daerah tak bergelar
Kalau ingin mendapat gelar
Nikahilah perempuan dari daerah
" Ketek Banamo Gadang Bagala"
Pastikan perempuan tersebut
Masih punya suku dan
Masih punya mamak-mamak sepesukuan
Lelaki di daerah ini
Ketika menikah
Akan di beri gelar
Tak peduli perempuannya darimana




Bengkulu, 23 September 2008



Hanifah Damanhuri

Rabu, 19 November 2008

BED COVER

BED COVER
" Ma, ijul mau menawarkan sebuah perdagangan
Yang tak pernah ada tandingannya di dunia
Memiliki keuntungan besar
Dimana pahala dan rezki kita dilipatgandakan
Ijul nggak mau menawarkannya kepada orang lain dulu
Sebelum orang-orang yang ijul cintai bisa terlibat
Dialah INFAQ
Sebuah amalan yang mulia
Terutama sebagai semangatkita
Menyambut bulan Ramadhan
Sekarang ijulk ada voucher infaq sebesar Rp 500.000,-
Ini bukan untuk ijul
Tetapi untuk mereka yang membutuhkan
Kualitas amal seorang relawean
Dipertaruhkan disini.
Tolong ya "
Begitu bunyi SMS ijul 4 hari yang lalu

Aku termenung
Ini tanggal berapa ?
Apakah aku harus kirim duit ?
Sebentar lagi puasa

"Ma ijul tunggu berita baiknya jam 1 ini ya ma..
Mohon bantuannya
Ingatlah berzakat dengan ikhlas
Bagaikan menabung di Bank Allah
Dengan keuntungaqn 10 kasli lipat
Dari nominal yang kita tabungkan "
Begitu SMS ijul hari berikutnya

Setelah ku renungkan
Akhirnya kuputuskan
Untuk mengirim uang tersebut
Ku anggap saja sebagai uang sekolah
Tempatnya jadi relawan di DD Republika

Kemaren sepulang dari kampus
Dikamarku tergeletak bungkus Bed Cover
Ku lihat ada pesan yang menempel
" Ini hadiah dari Revi Permata Sari dan keluarga
Sebagai rasa terimakasih kepada ibu ... "

Ku layangkan pandang sekeliling
Tak kulihat Bed Cover tersebut
Ku intip kamar si Dilla putriku
Dia sedang meringkuk
Dibawah Bed Cover baru
Berwarna merah jambu

Alhamdulillah
Senyumku tersungging
Sedekah yang kukirim 2 hari yang lalu
Langsung diganti Allah
Maha benar Allah dengan segala firmanNya


Bengkulu, 29 Agustus 2008

Senin, 20 Oktober 2008

TADARUS

TADARUS


Ketika aku masih SD dulu
Di bulan puasa
Sekolah libur
Selama sebulan penuh


Malam hari selesai tarawih
Anak-anak yang biasanya mengaji di surau batu
Yang sudah pandai membaca Alquran
Semuanya mengaji di surau gadang (Mesjid Jamik )
Surau batu libur


Biasanya di surau batu
Ada kelompok-kelompok sesuai kemahiran
Masing-masing kelompok ada gurunya
Masing-masing kelompok ada lelaki dan perempuannya
Di surau gadang hanya ada dua kelompok
Kelompok laki-laki dan kelompok perempuan
Di pimpin oleh seorang guru
Yang duduk di antara kedua kelompok


Semua anak-anak yang hadir
Akan kebagian membaca
Sehingga kadang baru selesai tengah malam


Untuk menghibur anak-anak yang tadarus
Setiap suku secara bergiliran
Membawa makanan dan minuman ke Mesjid
Macam-macam jenis makanan yang dibawa
Semuanya terasa nikmat
Karena dimakan rame-rame di kedinginan malam
Tak pernah ada makanan yang tersisa


Kadang-kadang ada ibu-ibu yang menemani anaknya tadarus
Ibunya kadang tiduran di belakang
Biasanya sang ibu akan terbangun
Kalau sudah datang rombongan yang membawa makanan


Diantara yang tadarus
Biasanya selalu ada beberapa yang usil
Mereka permisi keluar
Tak lama mereka masuk se olah-olah
Sebagai penghantar makanan
Lengkap dengan bawaan
Sehingga ibu-ibu yang tidur jadi terbangun


Pulang tadarus
Biasanya aku langsung sahur
Atau tidak sahur karena tidak mau bangun
Ketika orang sahur jelang subuh


Kadang aku lebih suka ikut uni TUTI
Bakoku, anak sepupu papaku
Di rumahnya selalu rame kalau sahur
Disana aku tak mungkin malas bangun
Padahal rumahnya jauh di Durian


Ketika sudah di rantau
Aku tak pernah lagi bertadarus di Mesjid
Ibu-ibu lain juga tidak ada
Aku mengaji di rumah saja
Itupun kadang lupa


Beberapa malam ini
Suamiku dan beberapa temannya
Ku dengar bertadarus di Mesjid
Tahun-yahun yang lalu juga begitu


Aku jadi rindu
Semoga saja suatu waktu
Anak-anak dan kaum ibu
Bisa menyisihkan waktu
Tadarus di Mesjid
Amin



Bengkulu, 7 September 2008



Hanifah Damanhuri

SELAMAT JALAN MAK BAN

SELAMAT JALAN MAK BAN


Terkejut kami
Ketika membaca berita
Mak Ban telah pergi
Tinggalkan dunia yang fana
Untuk selamanya
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun
Selamat jalan mak Ban
Semoga Allah menenpatkan mak Ban
Di tempat yang layak
Di ampuni dosa mak Ban
Di terima amal ibadah mak Ban
Amin Ya Rabbal Alamin


Aku mengenal mak Ban
Di Banuanet
Palanta maya rang Banuhampu
Teringat aku
Ketika kukira mak Ban
Punya toko buku
Kupesan beberapa buku
Yang kuperlu dalam tugasku
Mak Ban jawab
” Mak Ban montir laut Jawa
Bekerja di tengah Samudra
Di pulau Natuna ...... ”
Akhirnya ketika mak Ban di Jakarta
Aku dibelikan buku (gratis)


Aku bingung
Kok mak Ban jualan buku Minang di milis?
Kata adikku
“ Itu cara yang bagus untuk mengumpulkan dana
Jauh lebih bagus dari pada meminta sumbangan “


Desember 2004
Ketika Tsunami menerjang Aceh
Aku teringat mak Ban
Rupanya saat itu
Mak Ban mengodak rumahku di Sungai Tanang
Kodak yang indah
Kodak yang jadi kebanggaan kami
Rumah kami kelihatan megah


Tahun 2005
Aku dikirim ke Bogor oleh UT
Pada hal aku tidak ngajar di UT
Tidak ada doa penolak rejeki
Mak Ban mencariku ke Cisarua
Disana kami bertemu
Ku kira itu pertemuan yang pertama
Ternyata juga yang terakhir


Setelah gempa menghoyak Sungai Tanang
Mak Ban kembali mengirim kodak rumahku
Yang tampilannya sudah jauh berbeda dari asli
Pernak pernik yang indah berubah jadi triplek
Penutup bolong-bolong di sekeliling rumah
Waktu itu mak Ban jadi relawan


Mak Ban
Kebaikan mak Ban susah dilupa
Serasa kita bersaudara
Tak terasa air mataku bergulir di pipi
Aku merasa kehilangan
Kehilangan mamak yang bijaksana
Semoga Mak Ban tenang di alam sana


Bengkulu 5 September 2008



Hanifah Damanhuri

Minggu, 31 Agustus 2008

NAMI

NAMI

Nami adalah panggilan uniku no dua
Tadi di telpon nami ketawa cekikikan
Karena besok kalau tidak ada halangan
Nami berangkat ke Melbourne
Panggilan tugas

Perjalanan hidup nami
Penuh liku-liku
Menjadi anak orang kaya
Kemudian jatuh melarat
Pernah nami alami

Ketika kaya
Uniku yang tua dipanggil Fatma Sukarno
Nami dipanggil Rahmi Hatta
Mungkin sebagai rasa kagum papaku ke Bung Karno
Dan rasa hormat papaku ke gurunya Bung Hatta

Aku lahir ketika Nami kelas tiga SD
Demi tugas sebagai guru SD
Mamaku tak bisa menjagaku
Nami dipindahkan ke sekolah yang masuk sore
Di Padang Luar
Nami yang mengasuhku
Sampai aku ABG
Kami sering bersama
Bertandangpun aku dibawanya
Sering kami berjalan dalam satu sarung
Menepis dinginnya hawa pegunungan

Ketika nami sudah di SMP
Adikku Abduh lahir
Lagi-lagi nami yang mengalah
Pindah sekolah ke Parabek
Kadang kulihat dia kesal
Kenapa dia yang mengalah
Waktu berlalu
Hingga kami yang diasuh menjadi remaja
Butuh biaya yang luar biasa
Alhamdulillah
Kendali dipegang uniku yang tua
Hingga kami sarjana dan bekeluarga

Ketika sudah beranak
Sempat kutitipkan anakku ijul ke nami
Betapa berat tanggung jawab nami waktu itu
Membesarkan tiga anak yang hampir sebaya
Berumur, 2 , 3, dan 5 tahun
Sementara kehidupannya sendiri pas-pasan
Sebagai guru agama di Jakarta

Nami seorang aktivis di Aisyiah Jakarta
Suatu waktu
Nami dapat tawaran naik haji
Dapat bantuan 50 % dari Aisyiah
50 % lagi dibayarin adik perempuan papa
Senangnya dan bangganya nami

Tahun 1995
Nami kembali berhaji
Menggantikan mama yang wafat th 1994
Mama sudah terdaftar

Beberapa tahun kemudian
Nami kembali berhaji
Gratis sebagai petugas
Kami senyum-senyum saja
Betapa tak bisa diduga
Jalan hidup seseorang

Bulan yang lalu
Adikku Abduh membuat pengumuman
” Siapa yang mau jadi pengasuh
beberapa minggu di Australia ? ”
Tawaran tersebut
Langsung disambar nami
Tak peduli bulan puasa
Terpaksa izin sebagai penilik sekolah
Makanya tadi kami cekikikan luar biasa
Sampai keluar air mata


Bengkulu, 31 Agustus 2008


Hanifah Damanhuri

BED COVER

Yahoo! Services

Make Y! My Home Page

Account Options

Hi, iffah62Sign OutAll-New MailHelp

Yahoo! Search

[R@ntau-Net] BED COVER

Saturday, August 30, 2008 11:13 AM
From:
Add sender to Contacts
To:
RantauNet@googlegroups.com
BED COVER

" Ma, ijul mau menawarkan sebuah perdagangan
Yang tak pernah ada tandingannya di dunia
Memiliki keuntungan besar
Dimana pahala dan rezki kita dilipatgandakan
Ijul nggak mau menawarkannya kepada orang lain dulu
Sebelum orang-orang yang ijul cintai bisa terlibat
Dialah INFAQ
Sebuah amalan yang mulia
Terutama sebagai semangatkita
Menyambut bulan Ramadhan
Sekarang ijulk ada voucher infaq sebesar Rp 500.000,-
Ini bukan untuk ijul
Tetapi untuk mereka yang membutuhkan
Kualitas amal seorang relawean
Dipertaruhkan disini.
Tolong ya "
Begitu bunyi SMS ijul 4 hari yang lalu

Aku termenung
Ini tanggal berapa ?
Apakah aku harus kirim duit ?
Sebentar lagi puasa

"Ma ijul tunggu berita baiknya jam 1 ini ya ma..
Mohon bantuannya
Ingatlah berzakat dengan ikhlas
Bagaikan menabung di Bank Allah
Dengan keuntungaqn 10 kasli lipat
Dari nominal yang kita tabungkan "
Begitu SMS ijul hari berikutnya

Setelah ku renungkan
Akhirnya kuputuskan
Untuk mengirim uang tersebut
Ku anggap saja sebagai uang sekolah
Tempatnya jadi relawan di DD Republika

Kemaren sepulang dari kampus
Dikamarku tergeletak bungkus Bed Cover
Ku lihat ada pesan yang menempel
" Ini hadiah dari Revi Permata Sari dan keluarga
Sebagai rasa terimakasih kepada ibu ... "

Ku layangkan pandang sekeliling
Tak kulihat Bed Cover tersebut
Ku intip kamar si Dilla putriku
Dia sedang meringkuk
Dibawah Bed Cover baru
Berwarna merah jambu

Alhamdulillah
Senyumku tersungging
Sedekah yang kukirim 2 hari yang lalu
Langsung diganti Allah
Maha benar Allah dengan segala firmanNya


Bengkulu, 29 Agustus 2008


Hanifah Damanhuri