Selasa, 25 November 2008

KALIO HATI

KALIO HATI
Waktu itu aku berlibur ke Bagan Si Api-Api
Tempat kakakku bertugas sebagai dokter
Kota yang sangat terkenal di pelajaran sejarah
Sebagai kota penghasil ikan

Di sana kita seakan berada di daratan Cina
Seperti yang terlihat di filem Kungfu
Pasar
Bau udara
Bahasa pengantar
Budaya
Lebih dominan Cina dari Melayu
Kakakkupun terpaksa bisa beberapa patah kata

Ketika di kota Bagan Si Api-Api
Aku merasakan
Betapa sempurnanya kampungku Sungai Tanang
Pemandangan indah
Air melimpah
Tanah subur
Hampir semua keperluan tersedia

Di Bagan Si Api-Api
Hujan yang ditampung
Di simpan di tempat
Seperti menampung minyak di Duri
Daging sapi hanya ada sekali-sekali

Ketika liburan itu
Kebetulan ada daging sapi dan hatinya
Sebenarnya aku tak pernah memasak hati
Memasak yang lainpun ketika dikampung
Pekerjaaan yang ku hindari
Aku hanya sering jadi mandor
Mandor di rumah siapa aja
Terutama di rumah teman dan tetangga

Kakakku memintaku membuat kalio hati
Bumbu-bumbu dan kelapa parut
Sudah tersedia di rumah
Aduh aku bingung dan takut
Kalau tidak enak
Hati sapi ini barang langka di sana

Ku ambil hati
Ku potong-potong
Ku bersihkan

Ku ingat-ingat bumbu-bumbu
Yang pernah dipakai mamaku
Untuk memasak kalio hati
Cabe, langkok-langkok
Merica, ketumbar, cengkeh, pala
Daun-daunan
Aku pakai insting saja untuk menakarnya
Ku giling semua bumbu
Sambil berdoa
Mudah-mudahan begini bumbunya
Mudah-mudahan enak rasanya

Ku ambil kuali
Ku tuang minyak
Ku tumis bumbu-bumbu tadi
Masukkan daun-daunan
Masukkan hati
Aduk rata
Api kompor ku kecilkan dulu
Kuperas santan
Ku sisihkan santannya
Api kompor ku besarkan lagi
Ketika instingku mengatakan
Masukkan santan
Santan kumasukkan
Ku aduk-aduk
Tiap sebentar ku coba
Tiap sebentar kurasa
Sampai akhirnya kompor kumatikan
Aku pasrah
Paling tidak dimakan
Kalau tidak enak

Ketika kakakku pulang
Dan makan siang
Kakakku bilang
Kalionya enak
Jadilah aku
Tukang masak
Selama liburan


Bengkulu, 25 November 2008


Hanifah Damanhuri

HUJAN LEBAT

HUJAN LEBAT
Sejak sore kemaren
Bengkulu di guyur hujan tiada henti
Di tingkahi angin ribut yang kencang
Merontokkan putik pokat di belakang rumahku

Pagi ini jam 9.00 
Jadwalku mengajar
Ku amati cuaca
Aku jadi ragu
Langit masih gelap
Hujan masih rapat
Jangan-jangan ada banjir dijalanan

Ku lacak kondisi di sekitar kampusku
Apa juga hujan seperti di tempatku
Jarak yang lumayan jauh
Kadang cuaca di kedua tempat berbeda
Di tempat tinggalku hujan lebat
Di kampus kering dan terang benderang
Di kampus hujan lebat
Di tempat tinggalku tidak hujan setitikpun
Seielah kulacak
Hari ini dimana-mana di kotaku
Hujan lebat

Aku buat kesepakatan 
Untuk mengganti hari
Menghindari
Banjir di jalanan
Andaikan nanti hujan lagi
Akan kuganti lagi ke lain hari
Semoga hujan kali ini
Tak berobah jadi bencana
Amin Ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 26 November 2008


Hanifah Damanhuri

NB. Pak Saaf, bagaimana cuaca di Jakarta ?
Bagaimana dengan keberangkatan ibu (ny Saaf)), anak dan menantu bapak ke Mekah hari ini ? Semoga mereka selamat pulang pergi dan menjadi haji yang mabrur. Amin







Kamis, 20 November 2008

PERGEDEL JAGUNG

PERGEDEL JAGUNG


Ketika sawah di belakang rumah ditanami kacang tanah
Di sela kacang tanah di bagian pinggir dekat pematang
Biasanya kami tanami jagung
Ketika sudah sampai waktunya panen
Selain di rebus
Jagung juga di bikin pergedel
Mamaku yang membikinnya


Pergedel dari jagung yang baru di petik
Dengan daun sop dan cabe yang juga segar
Rasanya sangat nikmat
Begitu keluar dari kuali
Kami berebut takut tak kebagian
Harumnya aroma pergedel
Di hawa pegunungan yang sejuk
Menjadi kenangan yang indah


Kalau kami pulang kampung
Dan berkumpul bersama
Ku usahakan mencari / memesan jagung
Yang baru di petik
Sekalian dengan daun sop dan cabe yang baru dipanen
Kugantikan tugas mama


Kubersihkan jagung yang tepat untuk pergedel
Jagungnya di sisir
Setelah itu digiling dengan batu giling
Giling juga cabe, bawang merah dan bawang putih
Iris-iris daun sop
Masukkan telor
Jangan lupa kasih garam
Kasih gula sedikit
Kapan perlu kasih mentega

Siapkan jerangan kuali yang berisi minyak
Setelah minyak panas
Ambil sesendok- sesendok adonan pergedel
Masukkan ke kuali
Tunggu hingga kuning kecoklatan
Di balik hingga matang seluruhnya
Keluarkan dari kuali
Dan pergedel siap untuk disantap
Jangan marah kalau ada saja tangan
Yang tak berhenti mengambil di dapur
Sebelum pergedel disajikan di meja
Kadang saat seperti itu
Aku terkenang mamaku
Yang tak pernah kubantu
Membuat pergedel dimasalalu



Bengkulu, 22 November 2008-07-13





Hanifah Damanhuri

PENARI PAYUNG

PENARI PAYUNG

Begitu mendengar lantunan musik
Berbendi-bendi ke SungaiTanang
Terbayang gerak gemulai
Para penari payung

Terkenang masa SD
Setiap akhir tahun ajaran
Diadakan acara malam perpisahan
Malam bergembira ria
Tari Payung adalah tari wajib
Penarinya semua perempuan
Ada yang didandani seperti laki-laki
Pakai kumis kecil
Keren juga kelihatannya

Aku senang menonton tari payung
Tari yang gemulai dan dinamis
Mencerminkan keindahan masa remaja
Yang sedang merajut kasih

Pertengahan tahun delapan puluhan
Kusaksikan di Televisi
Sepupuku menari payung dengan indahnya
Waktu itu sepupuku masih mahasiswa PTN Bandung
Ada beberapa tari yang dia bawakan
Tari payung yang paling indah
Aku tercengang
Seorang karateka
Bisa bergerak gemulai dengan lincah dan indah
Seindah gerak Jetlii

Setelah merantau ke Bengkulu
Aku sempat beberapakali
Menyaksikan pagelaran seni
Grup Sofiani dari ranah
Mataku tak lepas-lepas menyaksikan
Beberapa tarian yang dinamis
Penari yang menari di pecahan kaca
Tetap saja
Tari payung yang paling kusuka
Penarinya ganteng-ganteng dan cantik-cantik
Dengan senyum selalu terukir di bibir
Mungkin diantara penarinya adalah JEPE


Bengkulu, 18 November 2008


Hanifah Damanhuri

TERTIPU

TERTIPU

Terpengaruh pada kejadian
Beberapa tahun yang silam
Yang dialami para nasabah
Yang menyimpan uang di bank
Terjadi kepanikan dan kekecewaan
Untung yang diharapkan
Buntung yang didapat

Kubaca judul email
” Nama-nama Bank Indonesia Yang akan Di TUTUP...”
Kubaca baris demi baris dengan mata melotot
Aku ingin tahu
Bang apa saja yang akan di TUTUP
Entah apa yang aku cemaskan
Aku juga tidak tau
Tabungan ?
Deposito ?
Kalaupun ada
Pastilah sisa SK yang lagi sekolah
Menabung ?
Pengen sih
Deposito ?
Apalagi mimpi aja nggak sanggup

Ya sih
Aku khawatir
Beberapa orang yang ku kenal
Uangnya jadi tak kembali
Aku khawatir
Beberapa orang yang kukenal
Di PHK dan Bank
Aku khawatir
Nasibnya seperti keluarga kami
Kemewahan menjadi cerita masalalu

Begitu sampai pada baris terakhir
Aku tersenyum
Senyum pencong
Korban penipuan


Bengkulu, 15 November 2008


Hanifah Damanhuri

MENCARI CALON ISTRI

Mencari Calon Istri



Tahun 1986 yang silam
UNIB menerima dosen besar-besaran
Hingga terjaringlah dosen
Yang berasal dari berbagai PT di Indonesia
Mulai dari Unsyiah sampai ke Cendrawaih
Yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia
Mulai dari Aceh sampai ke Papua
UNIB menjadi PTN yang heterogen
Aku salah satu diantaranya
Saat itu UNIB baru berusia 4 tahun

Tahun 1997 berikutnya
Para CPNS tersebut
Yang sebagian bedar masih lajang
Ganteng-hanteng dan cantik-cantik
Menjalani Prajabatan
Syarat untuk jadi PNS


Salah seorang pembicara saat itu
PR I UNIB Prof Sumardi
Yang didatangkan dari UGM
Disela pembicaraannya
Menyampaikan pesan
Pesan yang berlaku umum
Lintas budaya
Lintas agama
Lintas profesi

Bunyi pesannya
“ Kalau ingin mencari istri
Ada tiga syarat yang mesti dipenuhi
Pertama ANGGUN DI RUANG TAMU
Kedua HANGAT DIKASUR
Ketiga HEMAT DIDAPUR
Jangan sampai terbalik-balik
Pesan yang ku kira wanita perlu juga tahu
Apalagi waktu itu
Aku sedang hamil



Bengkulu, 15 November 2008



Hanifah Damanhuri

ANAK KU BER HAPE RIA JUGA

ANAK KU BER HAPE RIA JUGA

Sebagai PNS tentu aku harus mampu menahan diri
Belanja sesuai keperluan
Belanja sesuai kemampuan

Suatu hari anakku Dilla merengek
Minta dibelikan HP sesuai seleranya
Tidak mau seperti HP yang kami punya
Yang hanya bisa nelpon dan SMS waktu itu
Dilla minta yang ada kamera
Dilla mau yang ada ....

Aku tak bergeming dengan rengekannya
Terbayang berapa pulsa lagi yang harus kubeli
Selama ini pulsa telpon rumah terus membengkak
Umumnya dipakai Dilla
Mengobrol dengan teman-temannya
Kadang membahas PR
Kadang bercerita tentang apa saja
Baik dikala suka maupun duka
Apalagi lagi sendirian di rumah

Papanya nggak kuat mendengar rengekan Dilla
Akhirnya apa yang di minta Dilla dibelikan juga
Seperti yang kuduga sebelumnya
Pengeluaran bertambah untuk beli pulsa

Beberapa waktu yang lalu
HP si Dilla hilang di angkot
Entah dicopet entah jatuh
Sehingga muncul lagi rengekan baru
HP baru yang bisa ...

Sama seperti dulu
Aku tak bergeming dengan rengekan dan ancamannya
" Dilla mau kabur kalau tidak dibelikan HP "
Kabur aja, kataku sambil manyun
" Dilla tidak mau sekolah kalau tidak pakai HP "
" Pa, ini model HP dan ini daftar harganya "

Lagi-lagi papanya luruh
Ketika menjemputku di kampus
Si Dilla juga ikut
" Aku mau beli HP " kata Dilla
Ku tatap papanya
" Biarlah mama, nanti terganggu pula konsentrasinya
Kan sebentar lagi mau ujian kelas tiga SMA "

Begitu dapat HP baru
Bak anak kecil dapat mainan
Horreeee HP ku bisa ....
Lewat telpon rumah
Dia kasih tau teman-temannya
HP nya sudah ada
Dan sibuklah anakku ber HP ria
Ketika sudah dapat nomor temannya

Belakangan kulihat
Temannya ketemu di dunia maya
Anak kedutaan malaysia katanya
Selalu menelponnya di jam belajar malam hari
Tidak bosan-bosannya berceita
Tentang apa saja
Kadang bahasa melayu
Kadang bahasa Inggris
Sampai kesal juga aku jadinya

Ku bilang ke papanya
Apa tidak berbahaya
Kalau teman Dilla
Selalu bercerita
Dalam waktu yang lama
Setiap malamnya
???


Bengkulu, 13 November 2008


Hanifah Damanhuri

BADORAI

Badorai

Ketika hujan reda
Merapi kembali cerah
Dari Sungai Tanang
Kelihatan garis putih
Di lereng Merapi
Garis putih itu adalah
Air terjun Badorai

Ketika SMP
Dengan berseragam pramuka
Beberapa kali Badorai ini kami kunjungi
Hawa yang sangat sejuk
Air yang dingin
Ladang Robai di sekitarnya
Memberi kesenangan dan kebahagiaan
Bagi kami para pramuka waktu itu

Tak peduli dengan kesehatan
Masih berpakaian utuh pramuka
Kami bersorak sorai di badorai
Di tingkahi nyanyian
Disini senang
Disana senang ...
Hingga pakaian jadi basah-basah
Pakaian yang akhirnya kering sendiri di badan
Berkat Rahmat Allah
Tidak ada yang jatuh sakit

Badorai
Pramuka
Kenangan
Masa remaja yang indah di Ranah


Bengkulu, 8 November 2008


Hanifah Damanhuri

BAGADANG SUP TULANG

Bagadang Sup Tulang


Alah tibo musim haji
Takana parangai katiko ABG
Sasudah sumbayang rayo haji
Sasudah makan di hari rayo
Di bulakang surau gadang
Dilakukan pamotongan kurban


Dibawah koordinasi uni Ratna
Para ABG bakumpua di surau batu
Remaja SurBat namo kalompokno


Tugas anak laki-laki
Mangumpuakan tulang sapi
Manjapuik aia barasiah ka pincuran
Mancari kayu api atau
Mambali kayu api


Tugas anak padusi
Mangumpuakan bareh
Nan babao dari rumah sagaleh surang
Mambali bumbu sup
Mamintak daun sup (bawang perai + salodari)
Dan manantukan
Di rumah siapo tampek mamasak
Manyiapkan alat mamasak
Manyiapkan nan kadimasak
Dan mamasak rami-rami
Sambia maota kian kamari
Dan galak-galak hi hi hi


Sasudah mugarik
Apo nan dimasak siang tadi
Diangkuk ka surau batu
Di awali acara seremoni
Ditaruihkan jo makan rami-rami
Makan sup capak-capak-i
Ondeh sanangno ati
Buliah batambuah sapueh hati


Remaja Surbat di jaman kami
Sangaik kompak sakali
Apolai adiak-adiak sapaningga kami
Mambuek harum namo nagari
Acok mambao pulang prestasi
Piala berjejer di lamari nagari
Hasil kompetisi antar nagari


ABG kini ???
Antahlah
Malah sempat tadanga
Sabagian korban Narkoba
Salah sia ???


Bengkulu, 5 November 2008





Hanifah Damanhuri

TELAGA DEWI

TELAGA DEWI

Telaga dewi
Telaga di puincak Singgalang
Airnya jernih dan sejuk
Di kelilingi pepohonan khas daerah dingin

Waktu itu aku masih SMA
Aku ikut Yerri, Ina dan teman- teman mereka
Mendaki puncak Singgalang
Rintangan ke puncak Singgalang
Tak seberat mendaki puncak merapi

Ketika membaca mimpi pangeran Arab
Yang akan membangun menara setinggi 1 km
Ku bangun pula mimpiku yang canggih
Tak perlu biaya semahal di Arab
Hasilnya pasti luar biasa

Andaikan aku bisa menguasai gunung Singgalang
Gunung yang sering kupandang
Dari jendela rumahku di Sungai Tanang
Akan ku tebas beberapa pohon di sekitar telaga dewi
Ku bangun rumah gadang
Dan hanya satu-satunya rumah gadang
Seperti bangunan tempo dulu
Dari bambu dan atap ijuk
Ku lengkapi juga dengan rangkiang
Tapi fungsinya ku alihkan
Ada tempat BAK dan BAB
Ku bikin juga landasan Heli Kopter
Rumah ini terhubung dengan dunia luar
Melalui alat komunikasi yang tercanggih

Rumah gadang ini
Ku jadikan tempat peristirahatan
Para tetamu yang berkantong tebal
Yang senang menikmati Panorama Alam
Misalnya para raja dan pangeran Arab
Yang merindukan kehidupan bak di Sorga

Pelayan di rumah ini semuanya lelaki
Lelaki yang serba bisa seperti JEPE
Pandai menari
Pandai main bola kaki
Pandai memasak
Pandai bela diri
Pandai bersilat lidah
Pandai menulis
Tak perlu banyak
Siap menjadi sesuai keperluan

Aku sebagai pemilik hanya datang sebagai tamu
Datang pagi
Pulang sore
Malam hari cukup kupandangi
Kerlap kerlip lampu rumah gadang
Dari jendela rumahku Sungai Tanang
Pasti indah dibawah taburan bintang

Bengkulu, 20 Oktober 2008


Hanifah Damanhuri

TRAGEDI PEMBAYARAN ZAKAT

TRAGEDI PEMBAYARAN ZAKAT


Puluhan nyawa melayang
Berebut rejeki yang jumlahnya tak seberapa
Dari seorang kaya
Yang berzakat dibulan puasa
Sebagian besar korbannya
Para wanita yang sudah tua
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun


Beberapa waktu kemudian
Kusaksikan lagi di layar kaca
Kerumunan manusia yang sangat banyak jumlahnya
Menanti pembagian zakat


Alhamdulillah
Peristiwa serupa
Tak kedengar terjadi diranah
Semoga tak pernah terjadi di ranah
Ya Allah kabulkanlah doa kami


Ya Allah
Ya Rahman
Ya Rahim
Ampunilah dosa para leluhur kami
Lapangkanlah kuburan mereka
Karena cinta mereka pada wanita
Karena cinta mereka pada anak-anak
Mereka wariskan tanah pusaka
Kepada wanita
Tentunya agar para wanita
Aman dan nyaman hidupnya


Bengkulu, 17 Oktober 2008



Hanifah Damanhuri

GELAR

GELAR



Gelar kadang membuat seseorang tersanjung
Gelar kadang membuat seseorang terhina
Gelar kadang membuat seseorang bahagia
Gelar kadang membuat seseorang tersiksa


Gelar akademis
Gelar yang membuat seseorang bangga
Namun bisa menyiksa
Kalau tak sanggup mengembannya
Semakin tinggi gelar yang disandangnya
Semakin berat beban yang harus dia emban
Di lingkungan kampus
Di tangan professor terlahir doktor
Di tangan doktor terlahir master
Di tangan master terlahir sarjana
Walaupun kadang
Tak seimbang beban dengan penghasilan



Gelar ABRI
Gelar yang diperoleh
Dari keberhasilan menumpas
Mungkin menumpas perang
Mungkin menumpas kejahatan
Semakin tinggi pangkat ABRI
Menunjukkan banyak perang yang telah dia lewati
Semakin besar pula penghasilan yang mereka terima
Sebagai ungkapan rasa terima kasih
Begitu kata temanku bercerita


Gelar atau GALA adat
Dikampungku lebih banyak digunakan
Untuk menata pergaulan atau hubungan antar sesama warga
Sehingga yang menyandang GALA
Harus bisa membedakan
Sedang dimana mereka berada
Kalau di luar komunitas kampung
Baik di ranah maupun di rantau
Jelas GALA tidak banyak berpengaruh
Kecuali untuk menunjukkan
Seseorang berasal dari Minang
Begitu menurut pendapatku



Bengkulu, 26 September 2008



Hanifah Damanhuri

NAMA ABS SBK

NAMA ABS SBK

Aku cinta budaya leluhurku

Termasuk diantaranya

" Ketek Banamo Gadang ba GALA "
Dengan memakai GALA
Penyandangnya pastilah putra atau sumando Minang
Yang mencintai budaya Minang


Penulisan nama ABS SBK menurut leluhurku
Nama + nama ayah + GALA
Tak perlu di ikuti nama suku
Supaya tidak ada jarak
Antara anak dan ayah yang beda suku

Tanggung jawab dalam bermasyarakat
Tidak di mulai dari kelompok se suku
Tapi di mulai dari
Keluarga
Suku
Nagari
Kecamatan
Ranah Minang
Negara
Semua kita di ikat oleh tali persaudaraan
Karena se iman
membantu saudara apaon sukunya
Adalah kewajiban orang yang beriman

Gelar akademis
Gelar haji
Bisa disandang siapa saja
Oleh siapa saja di dunia
Asal mau berusaha
Untuk mendapatkannya
Asal Tuhanpun mengizinkannya


Bengkulu, 25 September 2008


Hanifah Damanhuri

" KETEK BANAMO GADANG BAGALA "

" KETEK BANAMO GADANG BAGALA "

Apalah arti sebuah nama
Begitu kata pujangga
Namun di daerahku berlaku
" Ketek Banamo Gadang Bagala "

Nama "Ketek"
Hadiah dari orang tua ketika kita baru lahir
" Gala " yang umumnya berupa doa atau harapan
Diberikan oleh mamak-mamak di pesukuan
Tanda lelaki sudah bekeluarga
Dan tidak sopan kalau lelaki tersebut
Di sapa dengan nama kecilnya
Kecuali oleh kaum sesuku
Yang menyapa dengan panggilan " mamak ... "

Panggilan mamak melekat
Ketika seorang lelaki sudah punya keponakan
Tak peduli usianya masih kecil
Begitu aturan tak tertulis dikampunghku

Mulanya suamiku juga tidak punya gelar
Karena dia berasal dari daerah yang tidak bergelar
Kecuali untuk penghulunya

Ketrika berkumpul di tengah perkumpulan kampungku
Atau ketika pulang kampung
Orang kampung kebingungan menyapanya
Dan selalu bertanya " Sia GALA minantu kami go ? "
" Baa kami manyapono go ? "
Oleh mamak-mamak yang sesuku denganku di rantau
Akhirnya melekatkan GALA Sutan Marajo ke suamiku
Ketika ada pesta mendoa di rumahku dikampuang
GALA tersebut diresmikan dan dilewakan ke urang kampung
Hingga orang kampung tidak risih lagi untuk menyapanya
Baik dikampung maupun di rantau

Lain ladang
Lain belalang
Lain lubuk
Lain ikannya

Sifat manusia
Dalam kesamaan
Kadang ingin perbedaan
Dalam perbedaan
Kadang ingin kesamaan
Menambah yang belum ada
Tak banyak pengaruhnya
Menghilangkan yang sudah ada
Banyak pertanyaan yang muncul
Untuk apa ?
Yang untung siapa ?
Yang rugi siapa ?

Lelaki yang berasal dari daerah tak bergelar
Kalau ingin mendapat gelar
Nikahilah perempuan dari daerah
" Ketek Banamo Gadang Bagala"
Pastikan perempuan tersebut
Masih punya suku dan
Masih punya mamak-mamak sepesukuan
Lelaki di daerah ini
Ketika menikah
Akan di beri gelar
Tak peduli perempuannya darimana




Bengkulu, 23 September 2008



Hanifah Damanhuri

Rabu, 19 November 2008

BED COVER

BED COVER
" Ma, ijul mau menawarkan sebuah perdagangan
Yang tak pernah ada tandingannya di dunia
Memiliki keuntungan besar
Dimana pahala dan rezki kita dilipatgandakan
Ijul nggak mau menawarkannya kepada orang lain dulu
Sebelum orang-orang yang ijul cintai bisa terlibat
Dialah INFAQ
Sebuah amalan yang mulia
Terutama sebagai semangatkita
Menyambut bulan Ramadhan
Sekarang ijulk ada voucher infaq sebesar Rp 500.000,-
Ini bukan untuk ijul
Tetapi untuk mereka yang membutuhkan
Kualitas amal seorang relawean
Dipertaruhkan disini.
Tolong ya "
Begitu bunyi SMS ijul 4 hari yang lalu

Aku termenung
Ini tanggal berapa ?
Apakah aku harus kirim duit ?
Sebentar lagi puasa

"Ma ijul tunggu berita baiknya jam 1 ini ya ma..
Mohon bantuannya
Ingatlah berzakat dengan ikhlas
Bagaikan menabung di Bank Allah
Dengan keuntungaqn 10 kasli lipat
Dari nominal yang kita tabungkan "
Begitu SMS ijul hari berikutnya

Setelah ku renungkan
Akhirnya kuputuskan
Untuk mengirim uang tersebut
Ku anggap saja sebagai uang sekolah
Tempatnya jadi relawan di DD Republika

Kemaren sepulang dari kampus
Dikamarku tergeletak bungkus Bed Cover
Ku lihat ada pesan yang menempel
" Ini hadiah dari Revi Permata Sari dan keluarga
Sebagai rasa terimakasih kepada ibu ... "

Ku layangkan pandang sekeliling
Tak kulihat Bed Cover tersebut
Ku intip kamar si Dilla putriku
Dia sedang meringkuk
Dibawah Bed Cover baru
Berwarna merah jambu

Alhamdulillah
Senyumku tersungging
Sedekah yang kukirim 2 hari yang lalu
Langsung diganti Allah
Maha benar Allah dengan segala firmanNya


Bengkulu, 29 Agustus 2008