Senin, 30 Maret 2009

KENANGAN GALODO 1969(?)

KENANGAN GALODO 1969(?)

Galodo
Gempa
Musibah yang pernah melanda
Kampungku Sungai Tanang

Ketika galodo
Melanda kampung orang lain
Seperti yang terjadi saat ini di Batusangkar
Ingatanku melayang ke masa yang silam
Waktu itu rasanya aku baru masuk SD
Aku belum mengerti apa yang terjadi

Samar-samar bayangan itu muncul
Tiba-tiba rumah kami menjadi tempat berkumpul
Orang-orang datang dengan wajah ketakutan
Membawa buntalan sambil menangis
Di luar hujan lebat
Rumahku yang semula di terangi lampu teplok
Berganti dengan lampu strongkeng
Ku lihat kakakku juga menyiapkan buntalan
Entah untuk apa
Aku tidak mengerti
Ku perhatikan saja wajah-wajah cemas
Wajah ketakutan
Wajah pasrah

Bapak-bapak mondar mandir ke luar rumah
Memantau situasi
Semua orang terlihat tegang
Begitu situasi di rumahku malam itu

Besoknya kampungku ramai dikunjungi orang
Orang-orang bercerita
Sudah terjadi galodo
Dimana batu sangat besar-besar
Telah melindas kampung kami
Alhamdulillah
Batu tersebut tidak melewati rumah penduduk
Hingga selamatlah penduduk dari bencana
Banyak orang terpana
Membayangkan
Apa jadinya kalau batu sebesar itu
Melewati rumah penduduk ?
Ku ingat juga waktu itu
Penduduk di kampungku
Umumnya taat beribadah
Surau batu dipenuhi oleh anak-anak yang mengaji
Mesjid Jamik tak pernah sepi

Aku yang selalu ingin tau apa yang terjadi
Ikut pula menyaksikan bekas galodo
Rasanya waktu itu
Aku bersama guru dan teman-teman satu sekolah
Di lokasi galodo
Aku dan teman-teman
Melompat dari suatu batu ke batu yang lain
Seperti dapat mainan baru

Empat puluh tahun telah berlalu
Bekas galodo di kampungku
Masih tetap seperti dulu
Belum dialih fungsikan

Ketika warga mulai lengah
Tak lagi rajin beribadah
Musibah gempa datang melanda
Menghancurkan sebagian besar rumah
Termasuk rumah ibadah
Entahlah
Entah itu peringatan
Entah itu azab
Aku tak mengerti
Aku hanya bisa berucap
Innalillahi Wa Innailaihi Rajiun


Bengkulu, 29 Maret 2009


Hanifah Damanhuri

Rabu, 25 Maret 2009

PESAN DATUKNYA BUNG RICKY AVENZORA (RA)

PESAN DATUKNYA BUNG RICKY AVENZORA (RA)

Dua hari aku terlibat diskusi serius
Tentang pesan-pesan datuk bung RA
Yang dilontarkan padaku
Singkat
Padat
Bikin jidatku berkerut
Karena minimnya ilmuku
Pesannya begini

“ Mulailah jo Bismillah
Bajalanlah jo Alhamdulillah ‘

Bung RA menjekaskan
Untuk memahami maksudnya
Kakeknya berpesan
Kunyah dengan cara seperti ini

“ Mangaji Baca
Mangaji Bisa
Mangaji Makna
Mangaji Rasa
Mangaji Diri “

Keterangn datuknya lebih lanjut
“ Kok indak bisa "mambaco"
Mako indak akan pernah "mangarati",.......
Kok "indak mangarati"
Mako "indak akan tahu raso",....
Kok "indak tahu raso"
Mako "indak akan tahu diri",....
Kok "indak tahu diri" mako.
Indak akan tahu Tuhan. “

Biar tidak tersesat berbuat
Kakek bung RA berpesan lagi
“ Apo yang awak pikiakan
Mako itu yang awak pabuek dan
Apo yang awak pabuek
Mako itu pulo nyo yang akan awak dapek “

Membaca pesan yang terakhir
Aku jadi teringat kata mamak Mufni
Ketika sedang berdebat seru
Dengan seorang wakil rakyat
“ Lain yang dipikirkan
Lain yang dikatakan
Lain yang dilakukan “
Hancur negara jadinya

Akupun teringat kata Ustadz
“ Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan
Akan kembali ke kita
Sekecil apapun kejahatan yang kita lakukan
Juga akan kembali ke kita “

Kato datuknya lagi
“ Seorang muslim yg baik minimal
Akan mambaco BISMILLAH
Minal sabanyak 60 kali dalam sehari “
(Datuknya mencontohkan mulai dari basmalah
Saat shalat fardhu sampai basmalah ka makan
Ataupun basmalah ka mangarajokan sesuatu).

Datuknya melanjutkan :
"Sabalun umua 30
Mako carilah sabanyak-banyak nyo buku
Tantang apo makna bismillah tuh,.....
Ttapi sasudah umua 30
Jaan abihkan wakatu untuak mancari dan
Mangato-ngatoi apo makna bismillah
Sarupo apo kecek urang tapi
CARILAH APO RASO BISMILLAH itu di DADO.....
Sahinggo bisa mambaco dan manyabuikan,....
Talingo mandanga,....aka mangarati,.... “
Dan rasonyo sampai di dado dan di nyao

Terakhir datuknya berpesan
" Ilmu indak untuak di adu
Agamo indak untuak dipatantangkan
Tapi adalah untuk di amalkan "

Sengaja ku tulis ulang tulisan bung RA
Biar mudah bagiku menyimpannya
Mudah pula kubagikan pada orang lain
Terimakasih Bung RA
Semoga Ilmu dari datuk bung RA
Menjadi amal yang menaglir ke beliau
Amin ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 24 Maret 2009


Hanifah Damanhuri

KETAN

KETAN

Menyebut kata ketan
Ingatanku melayang ke kampung
Teringat ketika manggora
Sambil manggora mangulek padi sipulut
Memang jadi kebiasaan dikampungku
Menyisakan sebahagian sawah
Untuk ditanami sipulut

Terbayang pula pesta-pesta
Dengan makan berjamba
Ketan sebagai makanan petutup
Yang wajib tersedia
Ketan tak sendirian
Ada inti, pinjaram, kalamai, wajik
Serta agar-agar penemaninya

Setelah makan nasi secara berjamba
Ketan tak begitu menarik bagi anak-anak
Karena sudah kekenyangan makan nasi
Anak-anak suka meminta inti dan pinjaram
Untuk di makan lagi di rumah
Kalau tempat pesta jauh lokasinya
Inti dan pinjaram
Seringkali tidak sampai kerumah
Dimakani di sepanjang jalan
Tak perlu khawatir ketabrak kendaraan
Waktu itu kendaraan masih langka
Ditambah lagi sejuknya udara pegunungan
Inti dan pinjaram terasa nikmat
Cepak cepong dibuatnya

Ketan dituangi sarikayo telur
Nikmatnya luar biasa
Terbayang cepak cepong papaku
Waktu memakan ketan dan sarikayo
Buatan mamaku yang tersayang
Tak pernah umur ketan dan sarikayo
Lewat dari satu hari di rumahku

Kalau sukuku yang jadi tuan rumah suatu pesta
Nenek-nenek yang kebagian tugas memasaknya
Aku sering jadi mandor
Memperhatikan apa yang dikerjakan nenek tersebut

Kulihat nenek tersebut meniriskan
Beras sipulut yang direndam setengah hari
Dandang di isi air lalu di jerangkan
Beras pulut di kukus separoh matang
Sambil menunggu separoh matang
Sang nenek menyiapkan santan kelapa
Dari kelapa setengah tua yang diambil putihmya
Sang nenek juga menyiapkan dua wadah
Wadah untuk santan
Wadah untuk ketan yang belum matang
Santan dikasih garam

Setelah ketan separoh matang
Keluarkan dari dandang
Salin ke wadah yang sudah disiapkan
Tuangkan santan sedikit demi sedikit
Ke wadah berisi ketan sambil di aduk
Lakukan sampai semua ketan berlumur santan
Kukus kembali ketan tersebut
Tambahkan daun pandan
Kalau ketan sudah mengkilap
Tanda ketan sudah matang
Matikan kompor


Bengkulu, 24 Maret 2009


Hanifah Damanhuri

Sabtu, 21 Maret 2009

DAMPAK TRANSFUSI (2)

DAMPAK TRANSFUSI (2)

Sebulan lebih telah berlalu
Darahku bercampur dengan
Darah beberapa orang lelaki
Yang tak kukenal

Mulanya aku kira
Dengan darah lelaki di tubuhku
Tenagaku akan bertambah kuat
Bisa berjalan dengan cepat
Bisa membawa belanjaan yang berat
Dengan wajah lebih mengkilat

Kulihat telapak tanganku
Lebih merah dari biasa
Rasanya juga lebih hangat
Bibirku juga lebih merah
Pipi tidak lagi pucat
Mataku yang kurasakan
Berkurang ketajaman sinarnya
Berkurang jernihnya
Dari mata bisa terlihat
Aku belum sempurna sehat

Disamping dari sinar mata yang belum tajam
Walau badan bertambah gemuk dari biasa
Karena selalu makan telur dan
Minum susu dan madu
Kadang dicampur kunyit putih
Biar lancar peredaran darah
Aku merasakan langkahku masih kaku
Kalau kupaksakan berjalan cepat
Kepalaku jadi puyeng
Bahkan ketika mulai berjalan di luar rumah
Kurasakan kakiku berat melangkah
Terpaksa aku berpegangan pada suami
Atau aku berjalan dengan pelan dan hati-hati
Tak sedikitpun terlihat tanda-tanda
Aku pernah menaklukkan puncak gunung
Pernah berjalan kaki belasan kilo jaraknya

Kekampus yang pertamakali
Aku diantar, ditunggui, dan pulang bersama
Beberapa hari kemudian
Aku minta diantar aja
Aku akan belajar pulang sendiri
Waktu pulang sendiri
Rasa takut muncul
Ketika hendak menyeberang
Takut kalau ada motor yang kebut
Lalu aku terkejut dan tak bisa melangkah
Alhamdulillah yang kutakutkan
Tak pernah terjadi
Akhirnya seiring berjalannya waktu
Aku berani pergi dan pulang sendirian

Pertama masuk kelas
Aku duduk saja di kursi
Beberapa hari kemudian
Kucoba berdiri dan berbicara sebentar-sebentar
Setelah merasa agak kuat
Kucoba berdiri dan berbicara agak lama dikelas
Rasa lelah menderaku setelah itu
Kucoba pula menghadiri rapat
Aku seperti kerbau di cucuk idung
Ikut mengangguk saja
Sesampai di rumah baru teringat
Kenapa tadi tidak bertanya
“ Abih cakak takana silek “

Ya Allah
Yang Maha Pengasih dan Maha Bijaksana
Aku yakin
Pasti ada hikmah
Dibalik musibah ini
KepadaMu aku menyembah
KepadaMu aku minta tolong
Semoga Engkau menyembuhkanku
Seperti sedia kala
Amin ya Rabbal Ralamin


Bengkulu, 22 Maret 2009


Hanifah Damanhuri

TERIMA KASIH PROF MOEDOMO

TERIMA KASIH PROF MOEDOMO

Bapak berikan pisau padaku
Biar aku bisa mengupas teorema
Waktu itu konsentrasiku buyar
Tangisan anakku yang kutitipkan di Jakarta
Lebih menyita naluri ke ibuanku

Jelang selesai mengikuti progran S2
Koko Martono sempat mewawancaraiku
Apa aku ingin meneruskanke S2
Aku menggeleng
Lalu ku bawa pulang Sertifikat Pra S2 ITB

Ku ikuti beberapakali Tes TPA di kampus
Setiap ikut nilaiku bagus
Tawaran kursus Bahasa Inggris di Palembang
Sebagai hadiah nilai tinggi
Teterpaksa ku tolak
Karena anak keduaku masih bayi

Waktu itu ada LTTA di FMIPA
Aku minta beliau mengajariku Analisis Riil
Beliau malah mengundang Prof Moedomo
Untuk mengajariku
Wah kesempatan yang langka
Jadilah aku belajar jarak jauh dengan beliau
Karena kesibukannku sebagai dosen dan ibu RT
Lagi-lagi beliau tau aku
Tidak sepenuh hati belajar
" You belajar kalau saya mau datang " katanya

Suatu ketika tahun 1995 kami bertemu di ITB
Waktu itu aku ikut pelatihan
Aku di salamamin dan di ucapin selamat
" You bagus waktu penataran di UNRI
Pof Ansyar yang bercerita
Tetaplah begitu sampai kapanpun ya ? "
Wah tersanjung rasanya
Temankupun terbelalak
Prof Moedomo yang terkenal killer
Baik padaku
Alhamdulillah

Tahun 1996
Prof merekomendasikan aku
Untuk kembali ke ITB
Akupun di undang Prof RK Sembiring
Ketua Jurusan Matematika ITB
Untuk kembali ke ITB
Dengan catatan tahun pertama SPP bayar sendiri

Nasib berkata lain
Di tahun 1996 itu juga
Aku terdampar ke Universitas Indonesia
Kampus yang tak pernah ku impikan sebelumnya
Tertatih-tatih aku menghadapi perobahan ini
Tak pernah lagi aku mengurusi Epsilon Delta
Seperti yang kukerjakan sebelumnya
Alhamdulillah
Aku selesai tepat waktu

Menjelang jatuh sakit
Pisau yang pernah di berikan Prof Moedomo dulu
Terpaksa kukeluarkan kembali
Untuk membantu mahasiswa
Memahami rumus
Yang akupun tak mengerti mulanya
Ku giring mahasiswa tersebut untuk menurunkan rumus
Seperti Prof Moedomo menggiringku dulu
Alhamdulillah
Kami berhasil memahami maksud rumus tersebut
Minggu lalu mahasiswa tersebut
Dinyatakan lolos pada ujian skripsi

Terima kasih Prof Moedomo
Semoga Allah mengampuni dosamu
Melapangkan kuburanmu
Amin ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 18 Maret 2009


Hanifah Damanhuri

Selasa, 17 Maret 2009

MAMALANG BALUK

MAMALANG BALUK

Latak rumah den nan dikaliliangi aia
Aia tabek, aia swah, aia banda
Mambuek anak laki-laki acok mamalang
Dakek rumah den
Kadang di banda ketek teras rumah den
Katiko banda dun alun basimin abih

Si Ita kawan/sanak den nan alah piatu
Nenek mularaik pulo
Pandai pulo mamalang bantuak anak laki-laki
Mainno kalaman den
Di tunjuakkanno den baa carao mambuek palang
Bamasuakkan papeh ka banang nilon
Ba plintir-plintir banangdun ka kaki
Sahinggo banang palang jadi kuaik
Di galino tanah dakek dapua den nan lambok
Di kumpuakanno caciang nan dapek
Caciang di pasang ka papeh njik umpan
Karajoa den mamandua sen
Kama si ita pai bairiangkan

Di paresono banda ketek di teras rumahden
Katiko nampak lubang
Tangan di ita denagn lincah
Mamuta-muta palang supayo masuak lubang
Sambia muncuang babunyi ck ck ck ck ck
Kok lai mujua
Dapek baluk
Aden gali-gali garik mancaliak baluk dun
Badanno licin dan lia sangaik
Sabalun di lapehkan papeh
Baluk dun di lacukkan dulu ka tanah
Alah telerno baru papeh di lapeh
Sudah dun balukgon diatua jo paatua
Paatuagon dari bungo rumpuk
Lupo den namono
Kadang-kadang den salang palang si ita
Den cuboan pulo mamasuakkano ka lubang
Sambia babunyi ck ck ck ck ck
Tapi indak pernah mancatuh doh
Mungkin dek agen garik-garik gali
Mancaliak baluk gon kali
Garik lo baluk dun ka den he he he

Salamo aden dikampuang
Iyo ndak nampak di den rang gaek
Sato mamalang doh
Antahlah kalau di ngarai
Ndak Nampak di urang banyak

Tuhan nan kamaizinkan
Bantuak itu kareh hiduik si Ita katiko ketek
Katiko alah gadang
Dek rajin bausaho
Kini RM Jam Gadang
Khusus manjua nasi goreng jo soto
Alah bakambang jadi tigo lokasi
Dunsanak tatumpangkan
Urang lain dapekm karajo
Anak-anak basiko tinggi

Tu mah dek untuang ka mujua
Di kiro indak ka ado urang kamanjago
Katiko badan tabujua di rumah sakik
Si Desi anak si Ita nan tuo
Bajago malam di bagian kabidanan
Batugaih sabagai bidan
Sato mamasang dan mamonitor infus den
Alhamdulillah
Baruntuang bana den taraso


Bengkulu, 17 Maret 2009

Hanifah Damanhuri

Sabtu, 14 Maret 2009

BERBENDI-BENDI KE HARAU

BERBENDI-BENDI KE HARAU

Bagiku Harau sudah tidak asing lagi
Tempat itu sering ku kunjungi
Pertama kali ketika acara “Raun Sabalik” di SD
Ketika SD semua tempat yang dikunjungi di PYK
Terasa asyik dan menyenangkan
Kamim mandi-mandi di AIR TERBIT
Menyaksikan peternakan kuda di Padang Mengatas
Memetik daun Teh di Halaban
Menikmati pemandangan yang indah
Di sepanjang jalan
Seperti indahnya Bukit Sanggul dari jauh

Pernah juga ketika SD
Aku menginap di dangau ayah temanku/tetanggaku
Di Solok Bio-Bio
Daerah yang tak jauh dari Lembah Harau
Katanya Solok Bio-Bio dicanangkan jadi daerah
Pengungsian orang Sungai Tanang dulunya
Asyik juga tinggal di tengah kebun dan sawah
Dengan rumah kayu yang kecil tapi bersih dan asri
Kamipun sempat bersepeda ke Harau

Ku dengar juga decak kagum
Temanku dari Bengkulu yang kubawa singgah
Tak berhenti tangannya jepret sana jepret sini
Kamipun mendaki jenjang dekat air terjun
Huuhh capeknya
Mana jenjangnya terjal lagi

Sejak papaku tak berdaya lagi untuk bekerja
Mama dan papaku si ajak uniku tinggal di PYK
Ketika liburan sekolah tiba
Aku selalu berusaha
Membawa anak-anak pulang kampung
Biar mereka bisa merasakan
Bagaimana punya nenek dan kakek
Tidak sepertiku
Yang ikutan bernenek ke nenek teman

Di Payakumbuh Bendi masih jadi raja jalanan
Anak-anak senang sekali di ajak naik Bendi
Apalagi kalau sempat duduk di depan
Bunyi sepatu kuda
Dengan goyangan Bendi
Serta terpaan angin
Wah mengasyikkan sekali terasa

Suatu kali kami sewa Bendi untuk ke Harau
Anak-anak memilih duduk di depan
Kusirnya kadang meminjamkan pelecut ke anak-anak
Perjalanan yang menyenangkan
Sepanjang jalan terlihat sawah membentang
Ada sawah yang menghijau
Ada sawah yang menguning

Tak terasa sampailah kami di Harau
Melihat air terjun
Anak-anak langsung buka baju
Mereka mandi-mandi dengan riangnya
Puas mandi-mandi
Kami teruskan perjalanan ke depan sedikit lagi
Menuju tempat naik bebek dayung
Kami biarkan anak-anak
Menikmati naik bebek dayung sepuasnya
Di alam yang di penuhi pepohonan

Aku lupa bawa bekal nasi bungkus
Terpaksa kami beli saja
Makanan yang mengenyangkan
Yang di jual di lokasi Harau tersebut
Akhirnya setelah terasa lelah
Anak-anak kami bawa pulang kembali
Terpancar di wajah mereka
Kebahagiaan yang tiada tara

Bengkulu, 25 Maret 2009



Hanifah Damanhuri

Kamis, 12 Maret 2009

SARIKAYO TALUA

SARIKAYO TALUA

Latak rumah wak nan strategis
Bisa dicaliak dari manosen
Jendela ruang tamu nan kaco
Kalau ado tamu
Nampaksen dari jauah

Kalau nampak di awak ado tamu karumah
Awak baranti main dan pulang karumah
Sampai dirumah awak caliak
Sia nan jadi tamu
Apo kue untuak tamu
Adiak wak mantun lo parangaino
Kok lamak kue nampak
Kami jadi anak manis dirumah
Kue dun kami caliak-caliak jauh senlu
Katiko tamu alah turun dari rumah
Tanpa di aba-aba
Kue nan tasiso kami serbu
Pasti tandeh sacah dun juo

Malam hari jelang mama maningga
Kalimo anak mama nan hiduik
Tambah si Dilla nan masih ba umua 3 tahun
Bakumpua mangawankan mama di RSU Padang
Alah lamo kami indak bakumpua sadono mantun
Datanglah kawan uni Fat mambao bungkusan
Begitu kawan uni Fat pai
Reflek Nami manyemba bungkusan dun
“ Iko untuak awak apo indak ?
Kalau katinggalan ? “
Tagalak-galak kami mengana laku dikampuang
Galak nan sampai kalua aia mato
Lupo kalau dikamar lain
Ado pasien nan sekarat
Mantunlah suasana malam terakhir basamo mama
Bisuakno kami berurai aia mato
Indak kabasuo lai jo mama nan tacinto

Kalau jauah hari mama tau
Bakal ado tamu istimewa
Nan akan datang karumah
Salah satu makanan nan dibuek mama
Adolah katan jo sarikayo
Mambuekno murah, lamak rasono

Sadiokan dandang
Isi jo aia jarangkan
Aduak 6 butir talua, santan kental dan gulo anau
Dalam wadah nan tahan angek
Masuakan kulik manih, cengkeh palo
Nan alah baaluhkan
Masuakkan vanile, garam, daun pandan
Kukuih sampai kambang
Alah masak taraso
Matikan kompor

Kalau bulan puaso nampak di awak
Mangkon bantuak sarikayo nan di jua urang
Sarikayo di buek jo gulo putiah
Di agiah aia perasan pandan/sugi
Di agiah vanile
Pakai cetakkan diameter 3- 4 cm
Di aleh jo karateh roti
Bagian bawah linyakkan katan
Di ateh katan gon di tuangkan adonan
Lalu di kukus
Sangaik lamak dan sangaik cocok
Untuak arisan kaluarga


Bengkulu, 13 Maret 2009


Hanifah Damanhuri

SAMBA CANGKUAK

SAMBA CANGKUAK

Amak wak guru SD
Nan sibuk tiok pagi
Manyiapkan sarapan pagi
Sakaligus makan siang

Kadang-kadang tapaso
Mambuek samba nan praktis
Tapi lamak rasono
Sahinggo anak-anak dan apakno
Pai dikola atau karajo
Jo paruk alah ba isi nasi

Samba cangkuak
Adolah samba nan babuek
Sarupo iko carono
Katiko mamasak nasi
Labiahkan aiano dari ukuran biaso agak sagaleh
Ambiak rantang
Masuakan maco bada, lado giliang
Irisan daun bawang/ bawang merah
Irisan tomat

Katiko nasi alah manggalagak
Ambiak aia nasi sabanyak aia nan balabiahkan cako
Tuangkan kadalam rantang
Rantangdun di uok di ateh nasi
Nah nasi masak samba masak
Sangaik lamak di makan angek-angek
Tarutamo di daerah dingin
Saroman di kampuang awak

Pangganti–ganti salero
Maco bada bisa diganti jo talua
Tapi indak paralu pakai tomat
Indak paralu pakai aia nasi

Talua dikocok jo lado giliang
Masuakkan irisan bawang
Uokkan di ateh nasi
Sangaik cocok untuak
Nan bapantang makan minyak


Bengkulu, 6 Maret 2009


Hanifah Damanhuri

Kamis, 05 Maret 2009

JADI GURU

JADI GURU

Ketika statusku tak jelas
Di bilang pelajar sudah tamat
Di bilang mahasiswa belum masuk
Papaku menyarankan agar aku
Masuk IKIP dan jadi guru nantinya
“ Jadi gurulah nak
Bisa jadi raja di kelas
Setiap tahun muridnya ganti
Ambil jurusan matematika
Kalau cemerlang
Nanti bisa
Melanjutkan kuliah di Penang “

Saat itu aku terdiam
Terbayang beberapa guru
Ketika SD
Ada yang di doakan cepat pindah
Karena sang guru pemarah
Sehingga beberapa teman
Memilih putus sekolah

Ketika SMP
Kami demo
Kami mau bapak Zaharni yang mengajar Aljabar
Kami bikin keributan dengan guru baru
Hingga telapak tangan kami dipukul
Pakai penggaris oleh bapak Zaharni
Yang tak tahan mendengar keributan
Demo berhenti ketika akhirnya
Bapak Zaharni kembali mengajar kami

Ketika SMA
Betapa bencinya teman-teman
Di ajar guru yang cerewet
Sehingga pernah seorang guru
Terkurung di luar
Karena ada teman yang mengunci pintu
Ketika guru tersebut keluar sebentar
Ada juga guru
Yang kehilangan siswa
Karena di jam pelajarannya
Satu-satu siswa keluar ruangan
Ngumpul di kantin

Ku patut-patut pula diriku
Sambil bertanya
Apa mungkin aku jadi guru ?
Menjadi guru matematika ?

Kuikuti saran papa untuk memilih IKIP
Jurusan Pendidikan Matematika
Ketika dinyatakan lolos
Papaku yang paling sibuk mengurusnya
Akhirnya kujalani kuliah di IKIP

Setelah tamat dari IKIP
Aku terdampar di Universitas Bengkulu
Kujalani suka duka menjadi dosen
Selalu disuatu kelas
Ada mahasiswa yang suka
Ada mahasiswa yang tidak suka
Sempat aku jadi dosen yang killer
Biasa bagiku waktu itu
Yang lolos jumlahnya lebih kecil
Dari yang tidak lolos

Seiring berjalannya waktu
Bertambahnya usia
Banyak pula mengikuti pelatihan
Ikut tugas belajar
Cara mengajar
Cara melakukan penilaian
Kucoba memperbaikinya terus

Ternyata papaku benar
Di kelas lebih nyaman
Di luar kelas
Kadang kita gerah
Yang mana musang
Yang mana ayam
Kadang sulit membedakan
Kadang sulit menghadapinya


Bengkulu, 5 Maret 2009


Hanifah Damanhuri

Senin, 02 Maret 2009

SI KUDA HITAM DEDDY MIZWAR

SI KUDA HITAM DEDDY MIZWAR

Selintas kulihat di TV
Jendral Naga Bonar
Alias Dedi Mizwar
Mencalonkan diri jadi CAPRES

Tersungging senyum di bibirku
Terbayang sosok bintang
Yang selalu merakyat
Dan berpihak pada rakyat

Hampir setiap Sahur
Aku dan keluarga menyaksikan sosoknya di TV
Kadang kami tertawa terbahak-bahak
Ketika cerita yang di kemas
Bertentangan dengan kenyataan dilapangan
Seperti betapa susahnya pak Jalal
Mencari orang miskin
Supaya dia bisa bersedekah atau berzakat

Kehadiran Dedi Mizwar di TV
Yang telah mencuri hati banyak pemirsa
Bagaikan si kuda hitam yang mematikan
Walau aku tak tahu gelar akademisnya apa
Dari semua film yang dibuat / dibintanginya
Penuh dengan pesan dan kesan
Menunjukkan bahwa wawasannya sangat luas
Duitnya pastilah banyak
Tak perlu tim sukses
Yang akhirnya jadi saudara yang membebani
Aku sepertinya punya pilihan baru


Bengkulu, 1 Maret 2009


Hanifah Damnhuri

MAHAGURU

MAHAGURU

Beruntung sekali rasanya
Bisa konsultasi gratis dengan Mahaguru
Prof Suheimi yang ahli kebidanan
Diterapi agar tetap bersemangat dan berkarya
Sehingga hidup lebih berarti dan
Menjadi orang yang berbahagia
Sehingga MIOM tak lagi tergoda
Untuk menggerogoti sisa usia

Hidup MIOM akan subur
Ketika orang tempatannya
Sedang menderita atau tertekan
Mungkin untuk masalah di rumah tangga
Mungkin untuk masalah di tempat kerja
Mungkin untuk masalah yang lain
Namanya hidup
Selalu ada kesenjangan
Antara keinginan dengan kenyataan

“ Hanya orang yang ikhlas
Hanya orang yang bersyukur “
Yang akan terbebas dari MIOM
Begitu kata sepupuku menasehatiku
Yang barusan terbebas dari MIOM
Dan sekarang lagi hamil besar
Dia dengar nasehati itu
Dari pengajian “ Bengkel Hati “di TV

Seperti kata Buya HMA
“ Sehat itu akan lebih segera diraih dengan
Lapang dada dan
Senang hati , serta
Tenang kira-kira “
Cocok dengan apa yang dikatakan sepupuku
Akan kuusahakan bisa kesana
Walau tak mudah jadi orang yang ikhlas
Ku ingat pula kata Prof Mudomo waktu itu
“ Daripada menghadapi orang pintar pemalas
Lebih baik yang biasa tapi semangatnya membara “
Tentu saja orang pintar dengan semangat tinggi
Akan lebih baik hasilnya

Minggu lalu kutanya assisten yang membantuku
Pesanku tak dibalasnya
Ku hubungi ketua kelas angkatan 08
“ Ibu bagaimana kesehatan ibu ?
Apa sudah mulai baikan?
Semoga ibu cepat sembuh sehingga bisa
Mengajar kami kembali
Kami baru masuk satu kali
Tadi kami sudah berkumpul
Tapi ternyata tidak belajar “

“ Insya Allah minggu depan saya masuk
Dicky beritahu teman-teman
Untuk membuat makalah tentang X “
Pesanku padanya
“ Ya bu, akan Dicky sampaikan pada teman-teman
Semoga ibu cepat sembuh ya bu “ jawabnya

Kemaren aku coba masuk kekelas dicky
Aku pilih duduk saja di kursi
Kadang sambil makan jeruk
Sementara mahasiswa ku minta
Berganti-ganti maju ke depan
Aku meluruskan atau menambahkan saja
Dimana diperlukan
Nah yang jadi guru dikelasku
Bisa jadi mahasiswa sekelas
He he he


Bengkulu, 3 Maret 2009

Hanifah Damanhuri

BIMBANG

BIMBANG

Ketika dokter mengatakan
Aku harus dirawat
Harus tambah darah
Harus dikuret
Aku kebingungan
Kami sigi di internet
Apa itu MIOM
Ternyata tumor jinak
Aku sempat bimbang
Dimana sebaiknya aku dirawat

Aku berembuk di rumah
Ku telpon saudara-saudara
Semuanya setuju saja apaupun
Keputusan kami
Saat itu sempat kami memutuskan
Akan dirawat di Jakarta saja

Disaat yang genting tersebut
Aku berkonsultasi dengan Bapak Suheimi
Konsultasi gratis lewat HP
Konsultasi berlangsung sampai malam Jumat
Jumat pagi bapak Suheimi menganjurkan
Agar aku di rawat di Bengkulu saja
“ Ahli Kandungan pasti bisa melakukannya
Kalau ke Jakarta, baru hari Senin
Bertemu dokter
Akan membuat kondisi semakin lemah”
Akhirnya aku melangkah dengan pasti
Menuju Rumah Sakit M Yunus Bengkulu

Saking percaya diri
Dan nggak ngerti
Pengaruh HB pada diri sendiri
Aku sempat ditertawakan perawat
Karena masih SMS san ketika mau di infus
“ Ibu ini, HB cuman 6, santai aja “

Adikku yang bungsu sangat cemas dan
Bergegas ke Bengkulu
Setelah diberitahu uniku
“ Kalau HB segitu harus nambah darah
Minimal 4 kantong
Pergilah ke Bengkulu kata uni “

Adikku tau HBku 6
Setelah anakku yang bungsu
Memberitau tantenya
“ Kok orang-orang melotot
Mendengar mama HBnya 6 ?”

Alhamdulillah
Rasanya hari ini aku semakin sehat
Terimakasih banyak atas saran dan doanya
Bapak Suheimi
Terimkasih banyak untuk doanya
Dunsanak sapalanta


Bengkulu, 1 Maret 2009


Hanifah Damanhuri