Rabu, 20 Mei 2009

MENAMPUNG AIR HUJAN BERSAMA

MENAMPUNG AIR HUJAN BERSAMA
(by: Ricky Avenzora dan Hanifah )


Entah mengapa
Seminggu ini listrik di kota ku
hidup enggan mati tak mau
Entah m,engapa pula
Sang ledeng bertingkah
Dan berpolah pula seperti itu
Jika mati, maka matilah
Agar ku hidupkan kembali
Strongkeng dari masa lalu
Jika berhenti, maka teruslah berhenti
Agar aku tahu kemana air harus kucari dan
Tak perlu harus selalu menanti

Tadi malam listrikpun kembali mati cukup lama
Membuat persediaan air di bak serta kentongan
menjadi menipis
Jangankan untuk mandi
Untuk pipispun sudah tidak bisa ditiris
Kami gelisah
Mengapa terang bulan di luar sana
Tidak mau menuntun apa yang harus kami kerjakan

Jelang tidur, listrik kembali menyala
Namun ledeng tetap enggan mengalirkan air
Kubiarkan kran air terbuka
Berharap air akan mengalir
Ketika kami tertidur nanti


Belum lama tertidur
Akupun tersentak
Rintik-rintik hujan di luar
Membuatku berfikir
Haruskah ku tunggu ledeng mengalir atau
Ku bangun menampung air hujan
Andaikan suamiku ada
Pastilah ku pilih tidur nyenyak
Tapi kuputuskan bangun sendirian

Aku ingin mempunyai persediaan air
Meskipun di luar sunyi dan sepi
Rasa takutku tlah hilang…

Di bawah cucuran atap
Ku jejerkan ember, baskom dan periuk
Biar banyak air yang tertampung
Lalu aku kembali ke peraduan
Aku senang hujan makin deras ku dengar

Kurebahkan kembali kepalaku di bantal
Mataku menerawang dan ingatanku melayang
Terbayang tangki-tangki air di Bagan Si Api-Api
Tempat menampung air hujan
Hanya air hujan sumber air bersih disana
Sementara hujanpun tak selalu turun setiap hari

Terbayang kecipak-kecipak air di Tabek Gadang, kampungku.
Air mengalir dari gunung dan tak henti sepanjang waktu.
Ketika berkecimpung bersama teman sebaya
Kenangan yang menghantarkan aku tidur kembali

Aku tersentak ketika subuh berkumandang dalam azan
Ku tegak dan menatap semua wadah penampung air
Alhamdulillah, semua penuh berisi air
Allah telah lembali memberikan satu kemudahan


Ledeng yang ku tunggu mengalirkan air
Tak kunjung berair walau hari telah kembali sore
Awan hitam yang berarak di langit
Se akan memberikan harapan
Hujan akan turun sebentar lagi

Ya Allah yang Maha Penyayang
KepadaMu kami memohon
Izinkanlah hujan turun
Biar kami tampung
Untuk berbagai keperluan
Kami juga memohon Ya Allah
Jangan turunkan hujan berlebihan
Yang akan menyebabkan kesengsaraan

Bengkulu, mei 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda