Senin, 30 November 2009

MAKAN SOP BERSAMA

MAKAN SOP BERSAMA

Tak mau hanyut dalam kesedihan
Membayangkan lebaran haji ketika dikampung
Usai Sholat dilapangan
Pulang kerumah makan nasi
Kemudian berkumpul di belakang mesjid
Menyaksikan pemotongan hewan qurban

Diiringi takbir yang bergema
Sejak usai sholat
Satu persatu hewan qurban disemblih
Tulang-tulang sapi
Dikumpulkan para remaja
Dibawa ke suatu rumah yang ditetapkan
Disana tulang sapi di olah jadi sop

Setelah Magrib
Para remaja berkumpul di surau batu
Yang terletak di tepian tabek gadang
Disana sop disantap rame-rame
Terciptalah kegembiraan ala remaja kampung
Di tingkahi canda dan tawa
Kenangan indah yang sulit dilupakan

Lebaran haji tahun ini dirantauku
Mantan-mantan pemakan sop di surau batu
Bergabung bersama dunsanak se Banuhampu
Melaksanakan pemotongan hewan qurban
Di halaman RM Padang Bengkulu

Pemotongan hewan dilaksanakan
Pada hari Minggu
Hari ketiga lebaran
Setelah sapi disemblih
Tulang belulangnya
Diserahkan ke ibu-ibu
Untuk di masak sop
Didampingi dengan udang goreng balado
Dan sambal hijau

Usai para lelaki menyiapkan
Daging-daging yang siap untuk dibagikan
Dilanjutkan dengan makan sop bersama
Semua anggota IKB yang hadir

Terciptalah suasana gembira
Bapak-bapak makan dengan lahapnya
Di tenda di halaman RM
Ibu-ibu memilih makan di dalam RM
Ada yang asyik sekali mengorek sum-sum
Dari tulang kaki
Ada yang asyik mengunyah tulang rawan
Wah semua asyik menyantap hidangan

Usai makan sop bersama
Daging qurbanpun dijinjing pulang
Alhamdulillah
Lebaran haji tahun ini terasa beda


Bengkulu, 1 Desember 2009


Hanifah Damanhuri

Kamis, 26 November 2009

TABUNGAN UNTUK QURBAN

MENABUNG UNTUK QURBAN

Daging qurban
Di asam pedas, di dendeng
Atau dimasak apa saja
Terasa lebih enak dan lebih manis
Dari daging di hari biasa

Pernah disuatu masa
Kami tak dapat daging qurban
Tak ada yang ngasih kupon
Karena tak pantas terima kupon
Tak ikut memberi kupon
Karena belum sanggup berkorban
Hati jadi sedih
Terbayang enaknya daging qurban

Perasaan yang sama
Dirasakan juga oleh tetanggaku
Ketika tinggal di Perumnas

Tak mau bersedih
Disetiap hari raya qurban
Ibu-ibu yang tergabung dalam arisan RT
Menyisihkan uangnya untuk qurban
Dibukukan sendiri sebagai tabungan qurban
Diangsur tiap bulan
Tak terasa ketika tiba hari raya qurban
Hampir semua ibu-ibu ikut berqurban
Alhamdulillah

Hal yang serupa terjadi dikampungku
Pernah disuatu masa
Tak seorangpun yang berqurban
Anak-anak jadi sedih
Tak bisa menyaksikan sapi atau kambing disemblih
Orang tua jadi sedih
Tak bisa menikmati daging qurban

Petugas mesjid dan warga merasa malu
Tak bisa berbagi dihari raya qurban

Dengan menabung tiap minggu di mesjid
Ketika datang hari raya qurban
Banyak jemaah mesjid yang berqurban
Alhamdulillah

Terasa senang dihati
Ketika kita mampu berbagi
Berqurban karena Illahi
Untuk membantu kita diakhirat nanti


Bengkulu, 27 November 2009


Hanifah Damanhuri

Rabu, 25 November 2009

TERIMA KASIH BAPAK REKTOR

TERIMA KASIH BAPAK REKTOR

Kemaren sore
Ku terima SMS
Berisi undangan
Menghadiri acara
Pemberhentian dan pelantikan
Beberapa pejabat
Dilingkungan kampusku

Semalaman aku sibuk memikirkan
Baju nasional apa yang akan kupakai
Biar setelah menghadiri acara tersebut
Aku masih bisa masuk kelas dan mengajar
Akhirnya pagi-pagi
Aku pilih baju kurung

Ternyata temanku yang wanita
Tak memakai baju nasional
“ Tak sempat menyiapkan,
Baju yang ada untuk acara
Pengukuhan gelar Profesor … besok “

Aku berdiri diantara para Profesor
Yang menjadi anggota senat
Mereka kelihatan gagah sekali
Dengan dasi terpasang di leher
Tapi barisan ini pula yang paling heboh
Ada saja yang bercanda
Ada saja yang dijadikan canda

Kami serius ketika mendengarkan
Siapa yang berhenti ?
Siapa yang diangkat ?
Siapa yang bertahan ? dan
Siapa yang dipindahkan ?
Bagaimana nasib Kasubag UPT Puskom ?

Mulanya UPT Puskom jalan sendirian
Datang adiknya TIK yang lebih moderen
Dengan pandangan yang jauh kedepan
Melintasi ruang dan waktu

Kehadiran TIK
Membuatku serba salah
Untung aku ambil jalan tengah
Jadikan UPT Puskom
Tempat melepas lelah
Jadikan UPT Puskom
Tempat menyimpan tugas mahasiswa
Jadikan UPT Puskom
Tempat membimbing mahasiswa

Dukungan dari semua pihak untuk TIK
Berpengaruh besar ke UPT Puskom
Akhirnya UPT puskom
Secara resmi di likuidasi
Diganti dengan nama BATIK

Likuidasi dilaksanakan
Setelah masa tugas kami berakhir
Kasubagnyapun sudah dimutasi ke unit lain
Alhamdulillah
Terimakasih bapak Rektor
Atas kebijaksanaanmu

Bengkulu, 24 November 2009


Hanifah Damanhuri

Prof.Dr.Ir.Nanik Setyowati,M.Sc

Prof.Dr.Ir.Nanik Setyowati,M.Sc

Hari ini aku merasa bangga dan bahagia
Menjadi tamu kehormatan
Sebagai anggota senat universitas
Dalam acara orasi ilmiah
Pengukuhan jabatan guru besar
Prof.Dr.Ir.Nanik Setyowati,M.Sc dan
Prof.Dr. Rohiat, M.Pd

Wajah Mungil dan manis ibu Nanik
Terlihat bertambah cantik dan berwibawa
Dalam pakaian jubah hitam dan toga
Ketika membacakan orasi ilmiahnya
Di depan para undangan

Penyajian materi yang mudah dimengerti
Membuat semua mata tertuju padanya
Ketika sampai kepada ucapan terimakasih
Mengalirlah ucapan terima kasih
Untuk guru, dosen, dan rekan-rekan …
Yang telah membentuk pribadinya
Dalam menjalani kehidupan

Ketika sampai pada ucapan
Terima kasih untuk keluarga
Dengan suara terbata-bata
Sehingga pendengarpun
Hampir mengeluarkan air mata
Beliau bercerita
Tentang bapaknya yang tamatan SD
Tapi menyadari artinya pendidikan
Tentang ibunya yang tidak tamat SD
Tapi wanita yang cerdas dan sederhana
Yang mampu menghantarkan 7 anaknya
Meraih gelar sarjana

Pesan orangtuanya
“ Kami hanya akan membekali ilmu
Untuk anak-anak
Bukan harta
Karena dengan ilmu
Harta bisa didapatkan “

Dalam suasana yang haru
Terakhir beliau mengucapkan terima kasih
Kepada suaminya Zainal Muktamar
Yang bertindak sebagai Rektor UNIB
Sekaligus sebagai ketua senat universitas
“ I love You Pa …. “
Suasana haru berubah ceria
Semua mata beralih ke Rektor UNIB
Yang jadi salah tingkah

Ibu Nanik adalah sosok Istri Rektor
Yang akrab dan baik kepada siapa saja
Yang dia kenal
Berada disampingnya
Kita tak merasakan
Seperti berada disamping nyonya besar

Ilmu yang beliau miliki
Kedudukan yang tinggi
Tak membuat beliau tinggi hati
Kami sering bercipika cipiki
Kalau bertemu

Terrima kasih Ya Allah
Untuk kebahagiaan dan kebanggaan
Yang Engkau berikan padaku hari ini


Bengkulu, 25 November 2009


Hanifah Damanhuri

Rabu, 18 November 2009

MABUK DUREN

MABUK DUREN

Duren
Duren
Duren
Dimana-mana tercium bau duren
Dipinggir jalan
Banyak yang jual duren

Beli ?
Nggak
Beli ?
Nggak
Kalau dibeli ?
Aduh durennya bagus-bagus
Kalau dibeli ?

Hhhuuuaaaa ngantuuukkkk
Kok mata berat sekali ya?
Kok badan terasa berat ?
Jadi malas ngapa-ngapain
Pikiranpun terasa buntu
Tidur dulu ah

Duren yang kubeli
Masak dibatang
Isinya tebal
Warna kekuningan
Harum dan manis
Bijinya kecil
Hhhhmmm nikmat

Tangan tak bisa berhenti
Melihat duren yang terbuka
Satu persatu disantap
Bijinya dibuat licin
Hingga tandas satu duren besar berdua

Duren oh duren
Begini rasanya mabuk duren
Minum di lundang
Makan ketimun
Sudah tak mempan

Hhuuuaaaaaa ngantuk
Gara-gara makan duren
Jadi mabuk duren


Bengkulu, 18 November 2009


Hanifah Damanhuri

Selasa, 17 November 2009

UNI-UNIKU PAHLAWAN KAMI

UNI-UNIKU PAHLAWAN KAMI

Kedua uniku
Menyaksikan pasang naik dan
Pasang surut
Kehidupan keluarga papa kami

Uniku yang kedua
Punya kelebihan yang berbeda
Dia penyayang sama anak kecil
Jiwa sosialnya sangat tinggi
Jadilah dia sejak berumur 8 tahun
Mengasuh aku dan adik-adikku
Sekolahnya dipilihkan yang masuk siang
Sehingga dia terpaksa sekolah jauh dari rumah

Tanpa menoleh kebelakang
Serta dibantu dengan segenap usaha dan doa
Oleh papa dan mamaku
Uniku yang pertama
Berhasil jadi dokter

Setelah bertugas sebagai dokter
Sebagian penghasilannya dikirim
Untuk membantu biaya sekolah kami
Hingga aku dan kedua adikku
Jadi sarjana pula
Abangku meninggal di usia muda

Semasa hidup
Papaku suka mengingatkan
“ Tidak boleh melawan ke uni- uni ya !
Kalian punya tiga ibu
Ibu yang melahirkan
Ibu yang mengasuh ketika kecil
Ibu yang menyekolahkan “


Ketika semua adik
Sudah terseberangkan dan
Ketika berkumpul
Aku dan adikku tertawa-tawa saja
Kalau uni-uniku mengomel
“ Yaaa nasib jadi anak tua “, kata uniku yang tua
“ Yaaa nasib jadi bibik “, kata uniku yang kedua
“ Asyiik jadi anak tengah”, kataku
“ Siapa suruh jadi anak tua “ kata sibontot

Uni-uniku pahlawan kami
Sampai sekarangpun
Sinergi mereka berdua
Telah menyelesaikan banyak perkara
Terima kasih uni

Ya Allah Yang Maha Pengasih
Bahagiakanlah uni-uni kami
Baik di dunia
Maupun di akhirat nanti
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 17 November 2009


Hanifah Damanhuri

Sabtu, 14 November 2009

NASI RAMAS

NASI RAMAS

Tinggal dikampung yang permai
Dirumah yang indah
Lengkap dengan kolam, dan sawah
Mama seorang guru pula
Sekilas pastilah kami termasuk
Orang kaya untuk ukuran kampung

Ketika rumah dibangun
Papaku memang sedang jaya-jayanya
Harta dan tahta papaku punya
Sempat mamaku dilarang papa jadi guru
Jadi nyonya rumah saja
Dengan bayaran sekian kali lipat
Mamaku menolaknya

Usai PRRI
Kehidupan berobah total
Yang tak berobah adalah
Mamaku tetap jadi guru SD dikampungku
Anaknyapun bertambah terus
Hingga yang hidup berjumlah 6 orang

Ketika dua orang kakakku sudah kuliah
Tinggallah kami berempat bersaudara
Dua lelaki, dua perempuan
Keempatnya “cangok-cangok”

Kalau ada rapat di sekolah
Nasi ramas jatah mama
Selalu dibawa pulang

Kampungku yang dingin
Dengan anak-anak yang baru tumbuh
Begitu bungkus nasi dibuka
Langsung diserbu ramai-ramai
Siapa cepat siapa dapat
Aroma cancang dengan nasi dibungkus daun
Hmmm nikmat sekali
Dalam waktu yang singkat
Nasi ramas hilang dari pandangan
Jari-jaripun dijilati
Hingga tak ada sisa kuah cancang
Yang melekat dijari

Mamaku memandang kami
Dengan tatapan penuh kasih
Masa kecil yang indah
Penuh kenangan manis


Bengkulu, 15 November 2009


Hanifah Damanhuri

Selasa, 10 November 2009

KETIKA HATI NURANI BERBICARA

KETIKA HATI NURANI BERBICARA

Terpana aku menyaksikanTV
Seorang saksi Wiliardi
Mencabut BAP palsunya
Yang telah menjebloskan Antasari
Ke dalam penjara
Sehingga Antasari
Kehilangan segala-galanya
Terutama harga diri

Wiliardipun dengan lantang menyatakan
“ Antasari tak bersalah “
“ Petinggi polisi yang mengkondisikan …”

Kelihatan Antasari terkejut
Telapak tangan menutup muka
Kemudian menunduk dan menangis

Semua orang memuji kebesaran Allah
Yang telah memberikan hidayah pada Wiliardi
Untuk berbicara tentang kebenaran
Hati nurani Wiliardi telah berbicara

Mematikan langkah seseorang
Yang mungkin akan menghambat
Perburuan terhadap tahta dan harta
Banyak terjadi dimana-mana

Tak peduli dengan dampak
Ghibah dan fitnah
Tak peduli tuntunan AlQuran
Tentang ghibah dan fitnah

Andai suatu saat
Ketika hati nurani berbicara
Semuanya sudah terlambat
Air mata darah penyesalan
Takkan ada gunanya

Doa orang teraniaya
Akan dikabulkan Allah

Tiada daya
Tiada upaya
Kecuali
Izin Allah

Bengkulu, 11 November 2009


Hanifah Damanhuri

Senin, 09 November 2009

HIDUP TPF 8

HIDUP TPF 8

Disepanjang usiaku
Yang sudah separoh baya
Baru sekarang
Aku menyaksikan acara TV
Serunya melebihi
Novel-novel detektif
Sekaliber Agatha Crysti
Bahkan melebihi film-film detektif
Yeng sering kutonton di TV
Ketika masih remaja dulu

Mataku terbelalak
Ketika Polisi membeberkan
Data keterlibatan Bibit & Chandra
Kepalaku jadi pusing
Hatiku berkata
“Apa aku mendukung orang yang salah? “

Setelah Magrib tadi
Kusaksikan pernyataan TPF 8
“ Kasus Bibit-Chandra terlalu dipaksakan”
“ Bukti polisi lemah “
“ Kasusnya lemah karena gunakan pasal karet “
“ Kasus Bibit-Chandra ada kaitannya dg Century”

Pusingku mendadak hilang
Tapi terbayang
Banyak yang tak bisa tidur malam ini
Jangan-jangan WAPRES juga tidak tidur
Jangan-jangan GULTOM sudah mulai menangis

Seperti menonton film detektif
Penonton yang kreatif
Cendrung memperkirakan
Jawaban akhir walau sering meleset

Apapun yang akan terjadi esok
Malam ini aku harus memuji TPF 8
Hidup TPF 8
Engkau harapan kami yang tersisa
Untuk menegakkan kebenaran

Bengkulu, 9 November 2009


Hanifah Damanhuri