Sabtu, 30 Januari 2010

IBU DI SUMUR

IBU DI SUMUR

Ketika singkong di iris sangat tipis
Akan diperoleh kripik yang banyak sekali
Oleh ahli matematika dikatakannya
Limit f(x) untuk !P! mendekati nol
Untuk kata singkong di iris sangat tipis
Limit f(x) untuk n mendekati tak hingga
Untuk kata kripik singkong yang banyak sekali

Seorang ibu berada di sumur
Ketika ibu tersebut berada di dekat sumur
Yaitu di areal tempat cuci di sekitar sumur
Bukan didalam sumur
Oleh ahli matematika di katakannya
Untuk setiap epsilon positif
Ada delta sehingga jika jarak x ke a < delta
Maka jarak f(x) ke L < epsilon
Disederhanakan dan dilambangkan serta dibaca
Limit f(x) untuk x mendekati a adalah L

Konsep limit inilah
Yang telah menghantarkan para ahli matematika
Menemukan rumus matematika lainnya
Seperti turunan dan integral
Mudah-mudahan aku tidak keliru ya
Karena bukan pakarnya
Semoga bermanfaat

Bengkulu, 31 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Jumat, 29 Januari 2010

WARUNG MBAK TIA

WARUNG MBAK TIA

Warung mbak Tia
Terbuat dari papan yang berukuran 4x4x3 m3
Letaknya sangat strategis
Di persimpangan, dekat perkantoran, dan kampus

Warung mbak Tia
Telah menyita perhatianku
Karena pengunjungnya banyak sekali
Sejak dari pagi hingga siang jelang sore hari

Kudatangi pula warung mbak Tia
Disana dijual masakan nusantara
Ayam di olah dengan berbagai cara
Ikan tawar, ikan laut dan ikan asin tersedia

Sayur asem, sayur lodeh, sayur sop
Gulai nangka, gulai pakis
Dan banyak lagi jenisnya
Dilengkapi dengan kue-kue tradisionil

Semua dagangan di gelar di atas meja
Pengunjung boleh isi sendiri
Boleh juga minta sama pelayannya
Masing-masing di jual dengan harga murah

Rumah makan Padang yang ada disekitarnya
Boleh iri pada warung mbak Tia
Karena sepi pengunjungnya
Walau masakan mereka lebih enak rasanya

Kulihat sekilas
Bukan hanya warung nasi saja
Si Padang keteteran
Untuk jenis dagang lain tak jauh beda

Kukira sudah saatnya
Para pedagang kita
Memulai usaha
Atau untuk unggul dalam bersaing
Melakukan analisa seperti:
Analisa SWOT
Apa kekuatan kita
Apa kelemahan kita
Apa peluang yang ada
Apa ancaman yang mungkin terjadi
Kombinasikan masing-masingnya
Kedalam bentuk Matrik

Setelah itu lakukan analisa Five Force
Pelajari daya tawar pelanggan
Pelajari daya tawar pemasok
Pelajari ancaman substitusi
Pelajari daya rival kompetitor
Pelajari ancaman pendatang baru

Setelah itu tentukan target
Dan strategi untuk mencapai target
Dengan cara mendefenisikan CSF
CSF maksudnya faktor yang membuat sukses

Mohon maaf para pembaca
Aku tak bisa menjelaskan lebih jauh maksudnya
Aku mohon kepada yang ahli di palanta
Untuk membantu menjelaskannya
Kapan perlu memberikan contohnya
Apa yang harus dilakukan misalnya
Agar bisa merebut pasar atau pelanggannya
Warung mbak Tia atau yang lainnya

Bengkulu, 30 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Kamis, 28 Januari 2010

TERANG BULAN DI KOTAKU

TERANG BULAN DI KOTAKU

Malam ini di kotaku
Langit tak seluruhnya ditutupi awan
Ketika bulan tak tertutup awan
Duh indah kelihatan bulannya

Tak puas-puas mataku memandang
Semakin ku pandang
Terbayang Sungai Tanang
Terbayang Tabek Gadang
Terbayang Pucak Singgalang
Ingin rasanya aku pulang

Memandang langit dikampungku
Di malam bulan purnama
Tanpa awan menyelimutinya
Tak bisa kulukiskan keindahannya

LeMerSing terlihat terkurung
Dipagar oleh gunung merapi dan
Gunung Singgalang
Serta Bukit Barisan

Kadang bulan purnama
Terlihat seakan dekat ke puncak merapi
Kadang bulan purnama
Terlihat seakan dekat ke puncak Singgalang

Bintang Biduk
Bintang Pari
Bintang gemintang
Yang menemani
Menambah semaraknya
Malam di bulan purnama

Andai bulan dapat bercerita
Mungkin kita akan pingsan dibuatnya
Tak sanggup mendengar
Semua kisah yang dilihatnya


Bengkulu, 28 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Selasa, 26 Januari 2010

SINGKONG

SINGKONG

Hampir semua orang Indonesia
Pernah melihat singkong mentah
Kalau ada yang tak pernah melihatnya
Mungkin dia anak kota atau anak gurun Sahara

Banyak jenis makanan hasil olahannya
Goreng singkong, kripik singkong diantaranya
Aku tak akan bercerita
Te ntang itu semua

Sekarang aku ajak para pembaca
Belajar memahami rumus matematika
Rumus yang sangat ternama
Penggunaannya luar biasa

Mari pilih singkong yang sempurna
Yang licin atau mulus permukaannya
Kita rapikan ujung dan pangkalnya
Sehingga panjangnya cukup 50 cm saja

Pandanglah singkong terdebut dengan seksama
Tidak sama ujung dan pangkalnya
Makin ke ujung makin kecil ukurannya
Sehingga sulit menghitung volumenya tanpa neraca

Potonglah singkong sebesar goreng biasanya
Amati lagi dengan seksama
Hampir seperti silinder bentuknya
Pakailah rumus silinder untuk kedua penampangnya

Volume penanmpang yang kecil akan < volume aslinya
Bolume penampang yang besar ? volume aslinya
Bagaimana caranya supaya
Volumenya tidak berbeda

Irislah singkong tadi menjadi kripik bentuknya
Walau bentuknya tipis amatilah bentuknya
Tetap saja berbentuk silinder rupanya
Sehingga satu potongan kripiknya
Volumenya = luas penanmpang kali tingginya

Hitunglah volume masing kripik-kripik yang ada
Jumlahkanlah hasilnya
Semakin tipis irisan kripiknya
Semakin sama volumenya dengan yang sebenarnya

Oleh ahli matematika
Riemann namanya
Singkong tadi di ibaratkannya
Sebagai f(v) di putar mengelilingi sumbu x

Iris tipis-tipis hasil putarannya
Dekati satu iris volumenya
Jumlahkan hasil semua volume irisan yang ada
Dilambangkannya dengan V= ∫_a^b▒A(x)dx
(A(x) luas penampangnya dengan batas bawah a dan batas atas b)

Untuk keterangan lebih lengkapnya
Silakan baca buku pegangan Kalkulus ya
Segitu dulu pelajaran kita
Semoga bermanfaat nantinya

Bengkulu, 27 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Sabtu, 23 Januari 2010

MATEMATIKA

MATEMATIKA

Matematika
Mati-mati aka
Dan bikin pusing kepala
Kata yang tidak suka

Matematika
Membentuk watak manusia
Jujur, kritis dan sebagainya
Kata ahlinya

Walau aku termasuk yang suka
Tak jarang kepalaku pusing jadinya
Pembentuk watak mungkin benar adanya
Walau nyatanya ada juga yang pendusta

Banyak pwersoalan besar di dunia
Dapat dipecahkan dengan bantuan matematika
Tapi tak ada salahnya
Kita belajar dari persoalan kecil dululah ya

Bapak Zultan mermberikan soal cerita
Diketahui sepasang sisi segitiga
Siku-siku salah satu sudutnya
Selisih sepasang sisi tersebut satu adanya

Keliling segitiga
56 jumlahnya
Pertanyaannya
Berapa panjang sisi lainnya

Jawaban sudah disediakannya
Tinggal pilih salah satunya
Diantara angka-angka yang tersedia
4,5,6,7,8 kalau tak salah angkanya

Aku langsung melukis gambar segitiga
Kucoba pakai rumus phitagoras seperti biasa
Aku terbentur dengan info seadanya
Aku coba pakai jawaban yang tersedia
Pengurang kelilingnya, sisanya kubagi dua

Pilihanku jatuh pada tujuh dan lima
Yang lain pasti pecahan hasilnya
Kuletakkan nilai terbesar di sisi miringnya
Ku pakai Phitagoras menghitungnya

Dari hasil perhitungannya
Kudapatkan 7 jawabannya
Jawabanku betul adanya
Tapi waktuku cukup lama kata baoak Zul Tan nya

Bapak Zultan menghitungnya
Dengan cara sederhana
Sisi yang akan di cari hasilnya
Adalah akar dari jumlah sepasang sisi satu selisihnya

Terjadi polemik di palanta
Akhirnya bapak Zultan menjelaskannya
Rumus tersebut diturunkannya
Dari rumus Phitagoras yang ternama

Sedikit kelemahan soalnya
Tidak menyebutkan sifat sisinya
Harusnya diberitahu juga
Selisih sisi miring dengan salah satu sisi sikunya

Bapak Zultan punya cara
Cepat dan tepat hasilnya
Tidak perlu kertas dan energi menghitungnya
Siapa suka silakan coba

Bengkulu, 24 Januari 2010

Hanifah Damanhuri

Jumat, 22 Januari 2010

KERETA SENJA

KERETA SENJA

“Kereta senja tlah membawa dirimu
Kapankah engkau kembali…”
Nyamyian yang telah membangkitkan
Keinginanku untuk menaiki Kereta Senja

Begitu aku berada di Jogja
Kutelpon suamiku yang tinggal di Bengkulu
“Kita nanti ke Bogor pa
Tunggu mama di stasiun”

Waktu itu aku dikirim ke Jogja
Di Jogja aku mengontrak untuk satu bulan
Di dekat temanku yang sedang tugas belajar
Dia yang mencarikan rumah untukku

Rumah yang besar dan asri
Dengan disiplin yang tinggi
Banyak mahasiswi yang kost disana
Sarapan pagi dan makan malam mudah pula mencarinya

Hampir setiap malam aku menonton “Mama Mia”
Aku terpesona dan terkesima oleh sibuta
Yang suaranya sangat merdu
Bernyanyi dengan PD sekali

Hari Jumat sore
Aku pergi ke stasiun TUGU
Untuk naik Kereta Senja ke Bogor
Suamiku sudah menunggu di Bogor

Memang asyik naik Kereta Senja
Bisa memandang kelap kelip lampu
Disepanjang jalan yang dilalui
Sambil ngobrol dengan teman di sebelah

Jelang subuh
Kereta Senjaku tiba-tiba berhenti
Di luar gelap sekali
Aku tak tahu apa yang terjadi
Dan berhentinya lama sekali

Ketika hari sudah terang
Kulihat di luar indah sekali
Rupanya Kereta Senjaku
Berhenti di tengah sawah

Kerusakan yang tak bisa diperbaiki
Membuat kami harus pindah kereta
Yang sengaja didatangkan
Perjalanan dilanjutkan

Tak ada sinyal di tempat kereta rusak
Membuat kami tak bisa berkomunikasi
Aku yakin tak mungkin aku di tunggu di stasiun
Dalam waktu yang selama itu

Sesampaidi stasiun
Ketika ingin menelpon
Ku lihat HPku lowbat
Dan mati ketika aku membuat SMS

Ku layangkan pandang ke seluruh penjuru
Kalau-kalau ada suamiku
Ku tunggu beberapa saat
Akhirnya kuputuskan untuk pergi

Untung ada saja orang yang membantuku
Memberitahu aku
Naik apa dan turun dimana
Ke sopirpun dipesankannya

Aku turun ditempat yang ditunjukkan
Pas di dekat berhenti
Ada yang menjual pulsa
Aku bermaksud menambah baterai disana

Aku jadi ternganga
HPku sudah raib rupanya
Untung tak berapa lama
Putraku muncul dan berkata “papa menjemput mama”


Bengkulu, 23 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Kamis, 21 Januari 2010

TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN (TPA)

TAMAN PENDIDIKAN ALQURAN (TPA)

Ketika ku kecil
Aku mengaji di surau di malam hari
Banyak kenangan ketika mengaji
Terutama di acara malam kitabah
Dan didikan subuh
Kenangan yang tak terlupakan

Namun dalam pergantian waktu
Hadirnya televisi
Padatnya materi pelajaran di sekolah
Telah membuat surau tempat mengaji
Menjadi hidup-hidup mati
Dampaknya terasaakan saat ini

Pertamakali menjalankan ibadah puasa di rantauku
Aku heran melihat situasi yang terjadi
Hampir tak ada beda
Saat bulan puasa
Dengan bulan biasa
Orang bebas merokok seenaknya
Orang bebas makan dan minum di warung terbuka
Sehingga timbul rasa khawatir
Bagaimana nanti akhlak anak-anakku disini

Ketika aku ditatar jadi calon penatar P4
Aku sampaikan kegundahanku kepada penatar
Entahlah entah ada hubungannya
Alhamdulillah
Ketika anak pertamaku berusia 4 tahun
PEMDA di kotaku
Memasyarakatkan TPA di pelosok kota

Dilingkungan tempat tinggalku
TK Dharmawanita yang terletak di Taman Remaja
Dijadikan TPA sore harinya
Aku dan anakku jadi senang
Bisa belajar dan bermain sepuasnya

Cara belajarnya berbeda dari caraku dulu
Mereka memakai metode Iqra’
Masing-masing anak punya buku kemajuan
Kaji baru diteruskan ke lembar beikutnya
Kalau anak sudah benar-benar bisa

Ku ingat anak perempuanku yang cadel
Huruf SA dibaca CA
Sudah hamper sebulan
Kaji tidak berpindah-pindah
Usianya waktu itu baru 3,5 tahun
Aku jadi malu dan bersalah
Sebelumnya karena sayang padanya
Semua huruf S kuganti C
“cayang, mo cucu ya?”, kataku

Khawatir dia malu
Kubilang padanya
Belajar di rumah saja dulu ya
Kalau sudah bisa baca CA
Nanti mengaji lagi

Do usia 6 tahun anakku dan teman-temannya
Sudah mahir membaca AlQuran
Merekapun di wisuda oleh wali kota
Seperti layaknya mewisuda mahasiswa
Mereka juga memakai toga

Setelah mahir membaca AlQuran
Sekolah di TPA tetap jalan terus
Ketika itu mereka dapat ilmu-ilmu agama
Kadang aku dimarahinya
Karena tidak bisa menjawab pertanyaannya

Dampaknya yang kurasa
Anak-anak seangkatan mereka
Pada memakai kerudung ketika sudah remaja
Bisa kulihat di kelasku
Sebagian besar wanitanya
Memakai kerudung tanpa paksaan
Alhamdulillah

Bengkulu, 22 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

SUATU SENJA DI TAPAK PADERI

SUATU SENJA DI TAPAK PADERI

Tapak Paderi
Adalah pantai Bengkulu
Yang memiliki pemandangan yang indah sekali
Disana juga terdapat Benteng Malabro
Tempat yang sangat strategis
Untuk menyaksikan matahari terbenam

Katanya
Dahulu Tapak Paderi adalah pelabuhan kapal
Tandanya ada bekas mercu suar
Yang terletak di laut

Pertama kali berkunjung ke Tapak Paderi
Masih kutemui mercu suarnya
Ketika berjalan menuju mercu suar
Ombak menghempas dikiri dan kanan jalan
Kepitingpun kejar-kejaran di dinding jalan

Disebelah kiri jalan menuju mercu suar
Dijadikan tempat berlabuh
Perahu-perahu nelayan
Disebelah kanannya
Yang lebih dikenal dengan pantai Jakat
Dijadikan tempat berenang

Kami duduk-duduk di bawah mercu suar
Sambil memakan jagung bakar
Disana kami menunggu tenggelamnya matahari
Ketika matahari masih tinggi
Punggung membelakang ke matahari
Mata dilayangkan ke bukit barisan
Yang kelihatan berwarna hijau dan berlapis-lapis
Ditukikkan pandang kelaut
Kusaksikan orang berenang dan bermain ombak

Ketika anak-anak masih kecil
Kami ikut berenang dan bermain ombak
Asyik sekali berlari-lari menyonsong ombak
Sambil berteriak-teriak
Anak-anak tak akan berhenti
Walau dimarahi
Sebelum matahari terbenam

Sekarang Tapak Paderi
Semakin berbenah diri
Tempat perahu nelayan ditambat
Disulap jadi kolam tempat bersampan
Tempat berenang
Semakin dirapikan
Dilengkapi dengan perahu sewaan

Suatu senja kami berdua
Menghabiskan waktu sore di Tapak Paderi
Sambil memakan jagung bakar dan kelapa muda
Kupandangi saja orang berenang
Semakin kupandang
Terbayang
Ketika anak-anak berenang
Tak terasa air mata berlinang


Bengkulu, 21 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Selasa, 19 Januari 2010

LUBUAK BUNTA

LUBUAK BUNTA

Ketika kusaksikan tadi di televisi
Seorang artis mandi-mandi
Dengan perasaan senang tentunya
Di bawah air terjun Lembah Harau
Ingatanku melayang ke Ranah Minang

Banyak sekali air terjun di Ranah Minang
Beberapa diantaranya pernah kukunjungi
Air terjun Badorai di gunung Merapi
Air terjun Lembah Anai
Air terjun Lembah Harau
Air terjun Tapian Puti yang bertingkat-tingkat
Air terjun Lubua Bunta

Kucoba mengingat-ingat
Keindahan di masing-masing tempat
Serta kenangan yang terjadi di sana
Ingin rasanya kembali muda
Bergembira ria
Bersama-sama teman sebaya

Kukunjungi Lubuak Bunta
Bersama teman kuliah seangkatan
Berbeda dengan air terjun di tempat lainnya
Kolam yang menampung air Lubuak Bunta
Cukup luas dan dalam
Airnyapun sangat jernih
Bisa berenang sepuasnya disana

Aku dan beberapa teman ikut berenang
Yang tidak pandai berenang
Atau yang malu berenang
Cukup berendam dipinggiran

Selagi asyik berendam dan bersenda gurau
Tiba-tiba seorang temanku yang lucu
Melambai-lambaikan tangannya di dalam kolam
Mulanya kami kira dia bercanda
Kamipun tertawa-tawa

Karena airnya yang jernih
Kelihatan dia tidak sedang bercanda
Akhirnya ada teman yang menolongnya
Huuuhhh hampir saja

Esok paginya di kelas
Di papan tulis
Ada lukisan
Tangan yang melambai
Di permukaan air
Lengkap dengan air terjunnya


Bengkulu, 20 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Kamis, 14 Januari 2010

MENANTI GERHANA MATAHARI

MENANTI GERHANA MATAHARI


MENANTI GERHANA MATAHARI

Pagi Hari...

Hujan lebat yang mengguyur bumi
Hampir setiap hari belakangan ini
Sehingga matahari tak terlihat dari bumi
Membuat orang pesimis menanti
Fenomena gerhana matahari
Yang diperkirakan akan terjadi sore ini

Kulihat pagi ini
Sinar matahari
Sempurna menerangi bumi
Terbebas dari awan yang suka menutupi
Aku berharap dalam hati
Tetaplah udara secerah ini sampai sore nanti

Kuingat ketika pertama kali
Menyaksikan gerhana matahari
Waktu itu udara cerah sekali
Pelan tapi pasti
Bulan berangsur-angsur menutupi matahari
Hingga sempurna bulan menutupi matahari

Saat bulan sempurna menutupi matahari
Muncul fenomena yang indah sekali
Ukuran bulan yang kecil dari matahari
Tak mampu menghalangi semua sinar mentari
Pinggiran bulan terlihat indah sekali
Seakan-akan mengeluarkan api

Keadaan di bumi
Turut terpengaruhi
Harusnya siang jadi malam hari
Binatangpun pada bereaksi
Fenomena alam ini yang dinanti-nanti
Apalagi sangat jarang terjadi


Ya Allah yang Maha Kuasa
Yang menjadi penguasa di atas sana
Iznkanlah di hari ini kami semua
Menyaksikan keindahan fenomena
Gerhana matahari yang menghasilkan Corona
Semoga Engkau mengabulkannya

Malam Hari...

Kunanti
Kunanti dan
Kunanti

Kuamati
Kuamati dan
Kuamati

Dari pagi hingga sore tadi
Matahari bersinar garang sekali
Tak ada yang menutupi

Gerhana matahari yang kunanti
Rupanya tak melewati
Kota Bengkulu tempatku berdomisili

Salahku sendiri
Menanti
Berdasarkan info yang tak pasti




Bengkulu, 15 Januari 2010


Hanifah

Selasa, 12 Januari 2010

KOTAKKU

KOTAKKU

Hujan lebat yang mengguyur bumi
Sejak subuh tadi
Kelihatannya tidak akan berhenti
Dalam waktu yang dekat ini

Sambil menunggu hujan berhenti
Aku coba instrospeksi diri
Memeriksa kotak yang kumiliki
Sudahkah setinggi yang kuingini

Aku memang suka meloncat dan melompat
Dengan meloncat dan melompat
Aku telah berpindah-pindah tempat
Dari suatu kotak ke kotak yang kukira tepat

Kenyataannya tak semua seperti yang aku mau
Aku terbelenggu
Di kotak yang disiapkan untukku
Membuat gerakku jadi kaku

Untung ada yang mengatur di atas sana
Berkat Rahmat dan hidayah-Nya
Aku terlempar keluar dari kotak bikinan manusia
Masuk ke kotak bikinan-Nya

Kotak baru yang kumiliki
Memungkinkan aku untuk menjadi diri sendiri
Bisa meloncat tinggi-tinggi
Sesuai kemampuan yang kumiliki

Aku mau dikotak baruku
Aku bisa berbagi rasa
Aku bisa berbagi ilmu
Aku bisa jadi pelipur lara


Ya Allah yang Maha Kuasa
Seiring hujan yang membasahi bumi
Kepada-Mu aku berdoa
Berikanlah yang terbaik untuk kami

Semoga Engkau mengabulkannya


Bengkulu, 12 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Senin, 11 Januari 2010

MAMAK BASYIR CUN

MAMAK BASYIR CUN

Tadi malam diadakan acara
“Semalam di Ranah Minang”
Dalam rangka Pelantikan pengurus GEMUJA
Generasi Muda Jam Gadang Bengkulu
Yang dihadiri oleh Gubernur BKL
Wali dan Wawali kota Bengkulu
Beserta rombongan

Ketika tiba giliran sepatah kata dari Gubernur
Beliau berkata, beliau keturunan Raja Pagaruyung
Pada kesempatan tersebut
Beliau memberi hadiah UMRAH
Untuk seorang sesepuh GEMUJA

Dari hasil rapat kilat pengurus
Diputuskan orang yang berhak
Menerima poenghargaan tersebut adalah
Mamak Basyir Cun
Alhamdulillah

Aku mengenal beliau dengan baik
Dulu kami bertetangga ketika di Lingkar Timur
Beliau membuka warung manisan di rumah
Jiwanya yang senang berorganisasi
Sama dengan suamiku
Membuat mereka dekat satu dengan yang lain
Kendati beliau mamak yang sekampung denganku
Semetara suamiku rang sumandonya

Yang paling kuingat
Ketika mereka berpartisipasi aktif
Membangun PONPES Mujahirin
Yang tak jauh dari rumah
Beliaulah yang sibuk menggalang dana
Sampai minta bantuan ke Jakarta

Alhamdulillah PONPES berdiri
Dan berkembang terus
Dan akhirnya dikelola oleh Putra Bengkulu
Aku tidak tau
Apa ada penghargaan untuk beliau dari PONPES

Walau kami sudah tidak lagi di Lingkar Timur
Beliau dan suamiku tetap bertemu
Mungkin di IKB, GEMUJA, maupun IKM
Suamiku yang orang Dharmasraya
Seakan-akan seperti mamak rumah dimatanya
Selalu suamiku terlibat jadi pengurus

Ketika kami bersalaman dengan mamak Basyir Cun
Kukatakan pada beliau
“Ada saja yang membalas kabaikan mamak ya”
Kuperhatikan wajahnya
Seperti akan jatuh air matanya
Saking bahagia
Tapi tidak jadi karena
Ada yang akan mewawancara

Selamat mamak Basyir CUN
Semoga tidak ada arar melintang
Kebaikan mamak yang tuluis bekerja tanpa pamrih
Telah memanggil mamak untuk dating ketanah suci
Semoga jadi tauladan bagi yang lainnya

Bengkulu, 12 Januaru 2010


Hanifah Damanhuri

Sabtu, 09 Januari 2010

KARENA PUISI

KARENA PUISI

Kusalurkan rasa senang
Kusalurkan rasa sakit
Kusalurkan rasa gelisah
Kusalurkan rasa rindu
Kesalurkan segala rasa
Kedalam tulisan

Entahlah
Termasuk jenis apa tulisanku
Bukan itu yang terpenting bagiku
Lebih dari itu
Aku telah menyalurkan rasa
Yang memberi kepuasan pada jiwa
Pelipur lara katanya

Tak disangka-sangka
Gara-hara Tulisanku
“Terima kasih Prof Moedomo”
Minggu yang lalu
Aku disapa seseorang
“Salam kenal, mbak Iffah..
Saya Susi, dulu bekerja di proyek HEDS Lampung,
dan kebetulan, LTTA-nya Prof. Moedomo...
Hubungan kami berlanjut, karena th 1999,
saya menikah dengan anak angkat beliau, dan
alhamdulillah beliau hadir
mewakili keluarga besar suami saya.
Saya terharu membaca tulisan mbak tentang beliau,
benar, semua kesan pertama tentang beliau adalah killer,
padahal, kalau kita telah mengenal beliau lebih dalam,
kesan itu tak pernah ada,
beliau adalah ayah yang paling baik,
paling lembut, paling sabar..
karena beliau pendiam, jadi kita segan... itu saja
Semoga, ilmu beliau yang bermanfaat,
yang telah mbak Iffah tularkan pada anak
didik mbak, akan menjadikan lapang kubur beliau, ya mbak...”

Aku terkesima membacanya
Terbayang wajah bapak Moedomo
Hitam, tinggi, dan besar
Dengan wajah jarang senyum kalau di kelas
Dengan jidat sering berkerut
Serta helaan nafas yang berat
Jika menyaksikan kertas kerja kami

Terbayang pula
Setelah aku bukan mahasiswanya lagi
Ternyata beliau baik sekali
Ketika aku pulang bareng dari UNILA ke Jakarta
Beliau mengantarku ke terminal Blok M
Biar aku bisa pulang ke Kali Deres
Ke rumah kakakku

Lanjut mbak susi di email berikutnya
Kenapa dia bisa menemukan tulisanku
“aku iseng nge-browse di internet
masukin nama Bapak,
dan salah satunya ada blog-nya mbak..
membacanya jadi sedih,
inget Bapak... tapi juga senang,
karena ada orang yang masih mengenang bapak,
selain keluarga beliau.
Aku mau print dan kasih liat Ibu dan
anak2 beliau yang lain tentang tulisan mbak.

Kebetulan, kemarin
Susi baru pulang liburan ke Lampung, d
an kebetulan lagi, mama Eike Moedomo, ikutan..
nih, aku kirimin satu foto ya, mbak..
buat kenang-kenangan dan tanda perkenalan kita..

Salam manis, mbak,
Susi”

Alhamdulillah
Terimakasih Ya Allah
Untuk semua Rahmat dan HidayahMu


Bengkulu, 8 Januari 2009


Hanifah Damanhuri

BUKAN IMPIAN

BUKAN IMPIAN

Di mana-mana orang berlomba
Membangun menara
Setinggi-tingginya
Kapan perlu tertinggi di dunia

Kubuka lagi impianku yang lama
Membangun Rumah Gadang
Di tepian Telaga Dewi puncak Singgalang
Mimpi yang kuingin jadi nyata

Andaikan di suatu masa
Mimpi ini jadi nyata
Tak terbayang apa kata dunia
Melihat indahnya alam semesta

Barusan aku bermimpi yang lain lagi
Kubiarkan Jam Gadang yang sudah kalah tinggi
Tetap saja dengan tingginya sekarang ini
Biar keberadaannya abadi

Kulirik gedung pasar atas
Yang terletak di depan Jam Gadang
Kubenahi atapnya
Kurobah jadi taman dan
Disana kubangun menara yang tinggi
Tempat wisatawan memandang alam Bukittinggi
Terlihat dalam mimpi
Wisatawan yang dating banyak sekali
Dari dalam dan luar negri
Mimpi yang aneh sekali
Seakan bukan impian

Bengkulu, 9 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Rabu, 06 Januari 2010

JAM GADANG (2)

JAM GADANG (2)

Jam Gadang di Bukittinggi
Yang sekarang sudah kalah tinggi
Membatas pandang
Untuk memandang
Dari dan ke Jam Gadang

Aku meneropong masalalu
Kurasa waktu itu
Ketika Jam Gadang pertama kali berdiri
Tak ada bangunan disekitarnya

Sinyo dan Noni
Yang ,berdiri di sekitar Jam Gadang
Akan bebas memandang
Ke segala penjuru mata angin

Hamparan sawah di LeMerSing
Yang berpagar Gunung Merapi dan Singgalang
Pasti terlihat sangat indah dari sini

Di arahkan pandang dan diukikkan mata
Ke arah matahari terbenam
Akan kelihatan Ngarai Sianok
Membelah bumi
Berbentuk liku-liku yang indah sekali

Di putar lagi kepala
Menuju arah Payakumbuh
Bukit Barisan
Tampak berlapis-lapis
Denagn sawah yang membentang di kakinya

Kemanapun mata diarahkan
Masing-masing memiliki pesona
Yang tiada tara
Seakan kepingan sorga
Yang terlempar ke dunia

Kini semua itu sudah sirna
Tuntutan zaman
Sempitnya lahan
Membuat orang mesti memilih
Meningkatkan denyut ekonomi
Atau memperrtahankan lokasi
Sehingga mata dimanjakan
Dengan keindahan negeri Bukittinggi

Semua kita sudah tau jawabnya
Entah mana yang lebih beruntung sebenarnya
Membiarkan Jam Gadang sendirian
Atau seperti saat ini

Dari pada aku bersedih memikirkannya
Lebih baik mimpiku
Membangun istana di TELAGA DEWI
Kupelihara sampai nanti

Bengkulu, 6 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Selasa, 05 Januari 2010

JAM GADANG

JAM GADANG


Jam Gadang di Bukittinggi
Kebanggaan rang Bukittinggi
Bangunannya menjulang tinggi
Letaknya di tempat tinggi
Waktu itu jadi bangunan tertinggi
Membuat warga di Bukittinggi
Setiap waktu bisa menyigi
Jam berapa hari kini

Jam Gadang di Bukittinggi
Peninggalan karya seni
Seni berkelas tinggi
Dari arsitek yang berselera tinggi
Kekokohan bahan dan pilihan lokasi
Serta model atau kreasi
Menunjukkan ketajaman intelegensi
Serta pengetahuan yang tinggi

Jam Gadang di Bukittinggi
Sebenarnya aku sedih sekali
Dulu menjadi yang tertinggi
Kini banyak bangunan yang lebih tinggi
Sehingga Jam Gadang kalah tinggi
Warga Bukittinggi tidak lagi
Menyaksikan jam gadang jauh dari lokasi
Untuk menyigi jam berapa kini

Jam Gadang di Bukittinggi
Walau tak bisa dilihat dari jauh lagi
Tetap saja jadi kebanggaan rang Bukittinggi
Angka empatnya aneh sekali
Tamannya luas sekali
Ketika liburan ramai sekali
Dimalam tahun baru padat sekali
Orang datang dari berbagai propinsi
Jam Gadang di Bukittinggi
Yang sering terbayang bagiku kini
Saat makan Miso disekitar lokasi
Misonya enak sekali
Apalagi ketika perut lapar sekali
Usai main basket dengan berlari-lari
Dilanjutkan berjalan kaki
Dari lapangan basket Ateh Ggarai yang jauh sekali

Jam Gadang di Bukittinggi
Walau aku telah jauh kini
Rinduku padamu menusuk hati
Gambarmu yang gagah sekali
Menarik-narikku untuk datang kesini
Tunggulah aku disini
Suatu saat aku akan kembali
Membawa keluargaku kesini


Bengkulu, 6 Januari 2010


Hanifah Damanhuri

Senin, 04 Januari 2010

TIBA-TIBA HUJAN BADAI

TIBA-TIBA HUJAN BADAI

Di penghujung tahun 2009
Suamiku dapat tugas ke Jakarta
Mewakili pengurus PGRI Provinsi Bengkulu
Untuk mengikuti Pelatihan Keuangan

Sekali merangkuh dayung
Sebelum pulang suamiku mampir-mampir dulu
“Mumpung ongkos gratis
Dan sedang libur pula”, katanya

Tanggal dua Januari 2010
Sekitar jam 5 sore
Suamiku kirim SMS yang isinya
“Ma, papa sudah dalam pesawat
Cuaca agak buruk
Doakan papa selamat ya”
Tentu saja aku doakan
Waktu itu langit di Bengkulu
Masih terang dan cerah

Setengah jam kemudian
Turun hujan rinai membasahi bumi
Tak lama turun hujan lebat
Disertai badai menerjang Bengkulu
Pohon-pohon meliuk-liuk tertiup angin
Bersamaan dengan itu
Azan Magribpun berkumandang

Kulihat HP belum ada pesan dari suamiku
Ku coba menelpon ke HPnya
Tu la Lit
Pikiranku jadi kacau
Tanah dipijak serasa akan terban
Langit yang gelap seakan runtuh
Serasa terpisah nyawa dari badan
Jantung berdetak kencang
Tak henti-henti mulutku
Berkomat kamit membaca doa
Mengharapkan keselamatan suamiku

Ku ambil wuduk dan sholat Magrib
Tetap saja badanku seperti melayang
Pikiranku sudah mulai bermacam-macam
Ku kirim pesan kemana-mana
Memohon doa keselamatan suamiku

Kucaba dan kucoba lagi menelpon ke HPnya
Tetap saja Tu La Lit
Kuganti pakaian dan kupasang jaket
Ku minta adikku mengantarkanku ke bandara
Aku yakin akan mudah dapat berita disana

Sesampai di bandara
Langsung kutanya petugas
“Pesawat masih di Jakarta”, katanya
Dalam aku kebingungan
Berdering HPku
“Pesawat papa kembali ke Jakarta”, kata suamiku
Alhamdulillah
Aku masih mendengar suara suamiku
Kami tak bisa bicara lama
Karena dia mencuri kesempatan

“Kita pulang lagi saja”, kata adikku
Jelang pulang aku ketemu teman
Yang menunggu pesawat untuk ke Jakarta
“Tadi pesawat sudah sampai
Tapi tidak bias mendarat
Pesawatnya kembali ke angkasa”, katanya

Sesaat aku merasa lega
Apalagi waktu itu
Hujan badai sudah reda
Temanku tetap saja
Menunggu pesawatnya di bandara

Jelang jam 11 malam
Suamiku menelpon lagi
“Papa sudah di bandara Bengkulu”
Alhamdulillah

Bengkulu, 4 Desember 2009


Hanifah Damanhuri

Jumat, 01 Januari 2010

PEJABATKU BERNYANYI

PEJABATKU BERNYANYI

Mengiringi acara pelantikan
Dilangsungkan acara pisah sambut
Walau yang dipisah dan yang disambut
Semuanya kini berasal dari kampusku

Tak banyak yang pernah menyaksikan
Bahkan disepanjang karirku sebagai dosen
Baru itu aku menyaksikan
Rektorku bernyanyi
Tak mau ketinggalan
Yang dipisah dan yang disambut
Ikut bernyanyi
Begitu juga dengan para istri

“Berembus angin malam” lagu pilihan Rektorku
Ditingkahi lagu “ Jangan ditanya kemana aku pergi”
Oleh pejabat lama
“Biarlah bulan bicara sendiri”, kata pejabat baru
Banyak lagi lagu lainnya
Yang didendangkan silih berganti
Kadang berpasangan
Kadang sendiri

Ada yang ketika didampingi istri tak keluar suaranya
Begitu sudah tau kualitas suara yang lainnya
Tampil lagi dengan suara yang sesungguhnya
Membuat para penonton jadi tertawa
Suasana benar-benar ceria disepanjang acara

Terma kasih ya Allah
Untuk kesempatan yang langka ini
Menyaksikan para pejabatku bernyanyi
Aku merasa senang dan bahagia


Bengkulu, 31 Desember 2009


Hanifah Damanhuri

TANGGAL TUA

Tanggal Tua

Tanggal tua
Tanggal muda
Bagi orang kaya
Sama saja
Tiada beda
Pergi kemana saja bisa
Mau beli apa saja bisa

Tanggal tua
Bagi yang gajian tanggal satunya
Sangat terasa
Untuk yang pendapatannya
Tiap bulannya
Minimal sama
Dengan pengeluarannya

Bulan ini tanggal tua terasa lama
Tanggal satu merah warnanya
Para PNS tidak masuk kerja
Tentu gaji tidak dibayar bendahara

Sekarang sudah tanggal dua
Tapi bukan hari kerja
Esok tanggal tiga
Juga bukan hari kerja
Semakin berat beban terasa
Apalagi kalau ada
Pengeluaran tak terduga

Tanggal Tua
Tanggal muda
Aku menginginkannya
Tiada berbeda

Bengkulu, 2 Januari 2010

Hanifah Damanhuri