Sabtu, 12 Januari 2013

SETANGKAI MAWAR UNTUKMU SAHABAT



SETANGKAI MAWAR UNTUKMU SAHABAT

Butuh waktu yang lama bagiku
Untuk memahami permintaan sahabatku
“Berterima kasihlah kepada sahabatmu”
Pada suatu obrolan santai di dunia maya

Engkau yang mematahkan dan menginjak-injak
Mawar yang ku tanam di tepian telaga
Hingga kutangisi karena tak mungkin tumbuh lagi
Bagaimana mungkin aku akan berterima kasih kepadamu sahabat

Kehadiran si Pengelana ketika aku berduka
Bantuannya memagari dan memberi ilmu
Bagaimana merawat mawar yang hampir mati
Sedikit demi sedikit memberi kekuatan padaku

Kini mawar itu telah kembali tumbuh dan berkembang
Bahkan setangkai mawar telah mekar
Baru kusadari
Mawarku lebih indah dan rumpunnya lebih kuat

Sebagai tanda baktiku pada si Pengelana
Mawar pertama ini kupersembahkan untukmu sahabat
Sebagai ungkapan terima kasihku yang tak terhingga
Aku berharap engkau tak mematahkannya lagi

Kelopak-kelopak mawar yang dulu
Engkau tebarkan ke segala penjuru
Aku khawatir akan menjadi racun untukmu
Mawar yang kuberikan ini mungkin bisa jadi penawarnya



Padang, 18 Desember 2012


Hanifah Damanhuri

 sahabat,
senja kemarin kita tutup lembaran tahun-tahun yang telah kita lalui,
tahun-tahun yang telah kita geluti dengan sejuta suka dan duka,
tahun-tahun yang dipenuhi indahnya harapan yang menjadi kenyataan,
tahun-tahun pahitnya kenyataan yang jauh dari harapan,
dan tahun-tahun saat kita terbelenggu dan terbebas dari 
berbagai kebimbangan

dan di pagi yang sejuk ini, kala embun dedaunan memantulkan
kemilau emas mentari, kala kicau ceria unggas menyapa buana,
kita sibak tirai baru tahun kehidupan
kita sambut ceria awal tahun-tahun masa depan
tahun-tahun yang menjanjikan kebahagiaan
tahun-tahun yang menyimpan selaksa rintangan
tahun-tahun yang memberikan harapan
sekaligus tahun-tahun yang kan memupus
harapan 'tuk hanya menjadi impian

meski sayup tersirat keraguan di batin kita
keraguan akan langkah yang akan kita tempuh
keraguan akan beban yang kita pikul
keraguan akan masa depan itu sendiri
tapi sahabat, satu hal yang dapat menghapus keraguan itu,
dan aku yakin kita semua tahu itu, bahwa dengan bimbinganNya
hanya kitalah yang mampu mewujudkan harapan kita
hanya kitalah yang mampu menghalau rintangan yang membentang,
hanya kitalah yang mampu meraih cita itu

maka marilah dengan tegar kita bersama melangkah
menapaki jalan masa depan dengan penuh keyakinan
keyakinan yang dilandasi perhitungan cermat dan matang
sematang usia kita, secermat pengalaman kita
kelak anak-anak kita akan menapak-tilasi jejak  kita
jejak ayah ibu terkasih yang mereka kagumi

selamat tahun baru sahabatku terkasih
semoga kita dikaruniaiNya segala yang indah,
semoga cita kita dikabulkanNya,
dan semoga kita senantiasa berada
dalam lindungaNya

jakarta 1 januari 2004
aam







LUPUT dari Pertolongan-NYA



LUPUT dari Pertolongan-NYA

“Pukullah orang yang suka memuji
Karena akan menjadikan yang dipuji menjadi sombong
Orang sombong temannya iblis”
Begitu kata guru sering mengingatkan

Namun banyak yang tak mengindahkan pesan itu
Termasuk aku
Maka tersemburlah banyak pujian
Kepada banyak orang
Sehingga akhirnya aku berharap
Semoga yang dipuji tidak bangga mendapat pujian

“Sesungguhnya cobaan yang paling berat
Adalah ketika kita mendapat berkah
Dibandingkan ketika kita mendapat musibah
Berkah yang diberikan Allah
Sering membuat kita lupa bersyukur
Kita senang berbangga-bangga pada orang lain
Bahkan memandang rendah orang yang tak beruntung”
Kata guru menjelaskan

“Ketika seseorang dalam keadaan sombong
Sedang menghadapi suatu masalah
Orang tersebut luput dari pertolongan Allah”
Kata guru melanjutkan

Semua nasehat guru
Sulit dicerna tatkala dalam kondisi biasa
Resiko jadi orang sombong sangatlah beratnya
Namun tak banyak yang mempedulikannya
Termasuk para tukang sanjung
Bahkan orang berlomba-lomba mencari sanjungan

Untuk ke depan
Aku berhenti jadi tukang sanjung
Aku juga tak ingin disanjung
Lahaula wala quwwata illa billah


Padang, 12 januari 2013



Hanifah Damanhuri














RENUNGAN di Penghujung Tahun 2012



RENUNGAN di Penghujung Tahun 2012

Tak terasa waktu cepat berlalu.
 Baru kemaren rasanya acara menyambut tahun baru  2012
Sekarang sudah sampai pula dipenghujungnya
Hiruk pikuk menyambut tahun baru Masehi
Sudah terasa dimana-mana
Pesta tahun baru Masehi
Satu-satunya pesta milik semua penduduk dunia
Banyak cara untuk marayakannya
Tergantung niatnya apa

Adakalanya aku menulis apa yang kualami
Sebagian ku simpan di blog www.iffah62.blogspot.com
Apa yang kutulis hanyalah secuil kisah
Banyak kisah yang terliwatkan begitu saja
Namun Malaikat yang mendampingiku
Mempunyai catatan yang sangat lengkap
Tentang kebaikkan yang kuniatkan dan kekurjakan
Tentang kejahatan yang kukerjakan
Catatan Malaikat inilah nanti yang akan menentukan
Dimana tempatku di akhirat nanti
Setelah dilakukan penimbangan amal

Untuk itulah aku coba merenung
Andai sampai waktuku
Kira-kira kemana aku ditempatkan nanti
Sudahkah aku termasuk orang yang taqwa
Yang mendirikan sholat dan menunaikan zakat
Dan mempunyai sifat sabar, ikhlas dan tidak sombong

Pencemas masih jadi ciri khasku
Yang berarti aku belum termasuk orang ikhlas
Berbangga-bangga diri masih saja jadi kebiasaanku
Yang berarti aku termasuk orang yang sombong
Pemarah dan tak mau dibantah
Sifat spontan yang masih melekat di diri

Kadang lupa bersyukur
Untuk nikmat Allah yang tercurah padaku
Kadang masih suka mengeluh
Atas cobaan/ujian yang ditimpakan padaku
Sesekali aku susah hati melihat orang senang
Sesekali aku senang melihat orang susah hati

Astaghfirullah
Belum tercium bau sorga untukku
Ya Allah yang maha Pengasih dan maha Penyayang
Jadikanlah aku orang yang mendapat petunjuk-Mu
Berikanlah aku kesempatan untuk memperbaiki diri
Sebelum diizinkan kembali ke pangkuan-Mu
Lahaula wala quwwata illa billah

Padang, 29 Desember 2012


Hanifah Damanhuri



 


Jakarta 30 Desember 2012



Jakarta 30 Desember 2012

Resepsi keponakkanku
Mempertemukan sanak saudara dan kerabat
Yang sudah lama tak bertemu
Bahkan ada yang baru berkenalan
Alhamdulillah nikmatnya bersilaturrahim

Usai resepsi
Ada  yang langsung pulang ke rumah
Ada yang melanjutkan acara
Menikmati kota Jakarta

Aku dan bapak kecilku
Di ajak sepupuku mampir kerumahnya menemui Etekku
Setelah itu kami ingin menonton Habibi dan Ainun
Kehabisan tiket di beberapa bisokop
Membuat kami terpaksa mencari
Sehingga akhirnya sampai di Episentrum
Alhamdulillah dapat tiket untuk jam 22.00 WIB

Banyak jalan yang kami tempuh
Banyak daerah yang kami lewati
Perjalanan terasa menyenangkan
Wah Jakarta memang luar biasa
Siapa bilang Jakarta macet?
Siapa bilang penduduknya ramai?
Nikmatnya berada di Jakarta


Padang, 3 Januari 2013


Hanifah Damanhuri