Kamis, 17 April 2008

BUKAN KARENA GELAR, DAN HARTA

BUKAN KARENA GELAR, DAN HARTA

Dalam duka kami bangga
Kerabat kami
Tak bergelar akademis
Karena kuliahnya tak pernah selesai
Tak memiliki harta melimpah
Kecuali rumah mungil yang dicicil
Modalnya ikhlas bekerja
Akrab dengan sesama
Tak pilih dengan siapa
Cepat kaki dan ringan tangan

Ketika mayatnya terbujur kaku
Di rumah sederhana abangnya
Di sebelah rumahnya yang mungil
Tamu yang datang melayat
Tak terhingga jumlahnya
Mulai dari rakyat biasa
Sampai kepejabat seperti WaGub, WaKo, Wawali Bengkulu
Tak ketinggalan para ulama dan ustadz kota Bengkulu
Alhamdulillah

Kami bercerita sesama
Andaikan kita yang meninggal
Belum tentu yang melayat kita
Seperti tamu-tamu di atas

Almarhum bernama Junaidi Bustami
Berasal Tanjung Ampalu Sumbar
Aktif sebagai juru dakwah dan guru ngaji
Aktif di berbagai organsasi termasuk partai
Sebagai sekretaris Muhammadiyah Bengkulu

Malam minggu yang lalu 30 Maret 2008
Beliau bermaksud akan menghadiri pertemuan
Yang akan membicarakan tentang
Perayaan Maulid Nabi di Muhammadiyah
Beliau pergi naik motor berboncengan
Bersama uda dan anak lelakinya
Malang tak dapat ditolak
Mujur tidak dapat diraih
Dipersimpangan jalan tak jauh dari rumahnya
Motornya dihantam motor pelajar SMA yang tak berlampu
Laga kambing kata orang
Helmnya terpental
Para korban dilarikan kerumah sakit
Almarhum paling parah dari yang lain
Kepala retak
Tulang rusuk ada yang patah
Sejak kejadian tak pernah sadar lagi
Dan dirawat di ICU
Atas biaya Walikota
Alhamdulillah

Udanya seorang dosen UMB
Mengalami memar di perut dan dimuka
Anaknya memar diperut
Dan mata bengkak sebelah
Keduanya dirawat di VVIP
Atas biaya Muhammadiyah
Alhamdulillah

Hari Jumat Tanggal 4 April 2008
Ada dan anak lelakinya sudah dibolehkan pulang
Almarhum disarankan dokter untuk dibawa ke Jakarta
Dokter Bengkulu sudah angkat tangan
Direncanakan keputusan dibawa atau tidak hari Senin besok
Namun Allah memutuskan
Memanggil almarhum kemaren sore tanggal 5 April 2008
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun
Beliau meninggal dalam usia 41 tahun
Meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak yang masih kecil

Aku mengenalnya
Karena kami sudah merasa saudara
Suamiku pernah kos dirumah orang tuanya Tanjung Ampalu
Ketika itu suamiku baru diangkat jadi guru
Akhirnya suamiku hijrah ke Bengkulu

Kenangan yang tak bisa kami lupakan
Kesiapannya menolong kapan saja
Kalau kami bepergian lama
Kami serahkan rumah pada beliau
Sekeluarga mereka menunggu rumah kami
Kecuali 2 tahun belakangan ini
Selamat jalan Junai
Semoga Allah menempatkanmu ditempat yang paling mulia
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 6 April 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda