Senin, 15 Juni 2009

TIDAK CANTIK PERMAINAN

TIDAK CANTIK PERMAINAN

Kata temanku Bermain Cantik adalah
Bermain dengan kesepakatan-kesepakatan
Antar wakil-wakil dari suatu kumpulan
Dengan pembagian siapa dapat apa

Mulailah kasak kusuk menghitung
Berapa kekuatan kita
Berapa kekuatan lawan
Siapa yang akan dijagokan

Begitu sudah terbaca
Berapa komposisi kawan dan lawan
Rayuan maut mulai dilancarkan
Sehingga seseorang mungkin jadi
Pahlawan atau Pecundang di saat yang sama
Tergantung pihak mana yang menilai

Sekarang permainan tak bisa dibaca
Berapa sesungguhnya
Kekuatan kelompokn kita dan
Kekuatan keompok lawan
Dengan siapa kesepakatan akan dibuat ?

Kalau di suku JAWA
Biasanya bawahan akan nurut abis
Apa yang diperintahkan oleh atasan atau oleh
Orang yang mereka anggap BESAR

Mungkin menganggap hal yang sama
Juga berlaku di budaya kita
Atau berharap hal yang sama berlaku pada kita
Maka dimintalah pemimpin kita dan bawahan langsungnya
Untuk mendukung Y

Tidak Cantik Permainan
Begitu komentar yang cocok
Untuk fenomena tersebut

Namun lawan harusnya tak usah gentar
Rakyat pastilah bisa menilai
Kepada siapa suara akan diberikan
Kalau mereka ragu seperti kebanyakan kita
Tugas Ulama mengajak mereka
Untuk melaksanakan sholat Istikharah
Kapan perlu Sholat Istikharah Massal
Siapaun yang menang nanti
Yang kalah tak perlu sakit hati


Bengkulu, 15 Juni 2009


Hanifah Damanhuri

Sabtu, 13 Juni 2009

TAK BISA BERSORAK BERSAMA

TAK BISA BERSORAK BERSAMA

Akhirnya pengumuman yang dinanti disiarkan sudah
Anakku dinyatakan lulus sudah
Riang gembira tertumpah ruah
Air matapun bersimbah
Tak lupa mengucapkan Alhamdulillah
Penderitaan menanti berakhir sudah

Kegembiraan yang tertumpah
Hanya dirasakan di rumah
Dokter melarang keluar rumah
Anakku terserang cacar air yang sedang mewabah

“ Ma apa aku boleh kesekolah “
“ Aku ingin bertemu teman sebelum berpisah “
“ Ma dengarlah teman-temanku berteriak di sekolah “
“ Yaaah HPnya dimatikan sudah “

Aku menggeleng dan mencegah
“ Nanti penyakitmu berpindah “
Kutatap wajahnya dengan perasaan gundah
Berharap penyakitnya cepat punah

Dibalik kebahagiaan yang tiada tara
Telah diterima pula di UNAND lewat jalur Peemdeka
Sementara ribuan temannya masih tanda tanya
Entah akan kuliah dimana
Allah memberikan cobaan padanya
Penyakit yang menahannya untuk dirumah saja
Hingga tak bisa bersorak bersama

Ya Allah yang Maha Kuasa
Sembuhkanlah anakku seperti sediakala


Bengkulu, 13 Juni 2009


Hanifah Damanhuri
PILIH EMAK


Kisah bermula
Ketika emak dan bapak pilih jalan berbeda
Aku yang gundah gulana
Menentukan mau ikut siapa
Aku mau mereka berdua
Seiring sejalan selamanya


Daripada pusing kepala
Ku pilih emak saja
Para wanita minang ku ajak serta
Ku katakan pada mereka
Anak emak saudara kita juga
Anak Minang kata orang tua
Biar orang mengenal indahnya budaya kita


Aku terkejut membaca berita
Bapak yang mempesona
Telah menawan hati putra terbaik kita
Mereka berdeklarasi bersama
Saling mendukung selamanya


Aku dan pak Budiman tak terima
Protes dalam bentuk untaian kata
Lagu lama kata orang muda
Jaman kini sudah berbeda


Sekarang bagaimana ?
Kenapa kita harus marah ya ?
Kita kan bebas memilih siapa saja
Ayooo kita pilih emak saja
Lebih cepat lebih baik


Bengkulu, 11 Juni 2009




Hanifah Damanhuri

MENANTI PENGUMUMAN

MENANTI PENGUMUMAN

Seperti tak percaya diri
Apalagi pernah terjadi
Walau biasa bernilai tinggi
Ternyata di akhir studi
Semuanya jadi tak berarti
Hingga mencoba bunuh diri
Tak sanggup menahan kecewa di hati

Ku coba-coba menghibur hati
Tak mungkin kisah tersebut terulang lagi
Bukankah jauh hari
Anakku sudah mempersiapkan diri

Namun bayangan kisah yang pernah terjadi
Membuat rasa gundah dan gelisah dihati
Tak sabar rasanya menanti
Pengumuman hari ini
Luluskah anakku nanti ?

Beberapa hari ini
Kegelisan yang sama terjadi
Bagi semua yang menanti
Tak tau apa yang akan di perbuat nanti
Andaikan yang terjadi tak seperti yang di ingini

Ya Allah tenangkanlah hati ini
Apapun hasilnya nanti
Mohon kami diberi keikhlasan hati
Amin Ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 13 Juni 2008


Hanifah Damanhuri

Senin, 08 Juni 2009

BAPIKIALAH TANANG-TANANG

BAPIKIALAH TANANG-TANANG



Ranah Minang nan tasayang
Nagari nan indah permai di pandang
Bak gadih rancak nan jolong gadang
Banyak nan basalero nak maminang


Adat budaya nan mangakang
Ndak mudah untuak rang lua datang
Datang manjadi panghuni rumah gadang
Nan bisa maurak aturan rumah gadang


Ooooiiiii urang gadang di Ranah Minang
Tagaklah di puncak Singgalang
Bukaklah mato gadang-gadang
Bapikialah tanang-tanang


Ranuangkanlan parlakuan urang
Baa mangko awak nan dipinang urang
Lai indak ka tagurajai urang Minang
Sasudah ditarimo pinangan urang


Oooooiiii urang gadang di Ranah Minang
Dulu katiko ado nan jadi rang Gadang di rantau urang
Alah tagadai sabagian Ranah Minang
Alah lamak tempe dari randang


Oooooiiii urang gadang di Ranah Minang
Panjago pusako nenek moyang
Usahlah silau jo bayangan kurisi ameh bagoyang
Pikiakanlah nasib rang Minang dimaso datang


Rakyaik badarai, hiduik badagang
Banyak nan susah dirantau urang
Kalah basaiang jo padagang gadang
Indak ado pulo tampek batenggang


Ooooiiii rang gadang Ranah Minang
Dangalah kaba dari rantau urang
Banyak batuka tampek sumbayang
Dek cadiakno urang nan datang


Bengkulu, 9 Juni 2009




Hanifah Damanhuri

TERCENGANG

TERCENGANG

Dulu kata orang
Orang Minang
Pembangkang

Sekarang
Semua mata orang
Tercengang
Kemana menghilang
Si Minang Pembangkang

Dia yang di pilih banyak orang
Terkenal karena di dukung orang
Sekarang membelakangi banyak orang
Demi kursi emas yang bergoyang
Yang mulai terbayang-bayang

Rasa cemas yang mulai datang
Takut kursi emas disambar orang
Membuat dia mabuk kepayang
Dikumpulkan orang-orang terpandang
Bersepakat mendukung seseorang
Berharap rakyat mengikut di belakang
Hingga benar-benar menang

Bengkulu, 8 Juni 2009


Hanifah Damanhuri

MEMIMPIN (BUNG Ricky Avenzora)

MEMIMPIN

by : ricky avenzora


Bukankah Rasul mu telah mengajarkan mu cara untuk MEMIMPIN?
Bukankah Rasul mu telah menunjukan pada mu arti SIDIQ dan AMANAH ?
Bukankah Rasul mu juga telah mengingatkan mu tentang makna TABLIGH dan FATHANAH?
Lupakah engkau akan Ilmu dari TUHAN mu tentang mengapa sebilah tulang rusuk kiri mu menjadi berkurang?

Mengapa semua itu harus engkau sembunyikan dengan KILAH?
Kilah kekaguman pada kegagahan dan mulut manis seakan bijaksana. .
Lupakah engkau pada peringatan nenek moyang mu bahwa mulut manis adalah berbisa?
Apakah engkau fikir TUHAN mu sia-sia menciptakan BATU KARANG dan BESI di muka bumi?

Tahukan engkau mengapa Rasul mu mengajarkan mu tentang Sidiq, Amanah, Tabligh dan Fathanah itu?
Yaitu agar dapat tegak nya RAHMAN dan RAHIM di muka bumi.
Yaitu ADIL untuk semuanya dan SESUAI dengan HAK nya.
Bukan kah TUHAN mu tidak pernah memberikan sepotong kecilpun kantong-rahim pada laki-laki?

Lupakah engkau akan kunci yang pernah diceritakan pada mu tentang jalan untuk mencapai Sidiq, Amanah, Tabligh dan Fathanah itu?
Yaitu JUJUR dan IKHLAS.
JUJUR pada diri ku sendiri dan juga JUJUR pada semua nya.
Ketika IMAGE yg hanya terus ku JAGA tentulah tidak menggambarkan IKHLAS yang sesungguhnya membutuhkan pengorbanan nyawa.

Tahukah engkau dari mana bisa melihat kejujuran yang sesungguhnya?
Tentulah tidak pada angka-angka dan kata-kata sang juru bicara.
Kejujuran ku adalah terlihat dari mata dan gerak tubuh ku yang tidak boleh seperti robot.
Kejujuran tentang diri mu adalah segalah KEBAIKAN mu yang diceritakan oleh MUSUH mu.

Tahukah engkau dari mana bisa melihat keikhlasan sesungguhnya?
Tentulah tidak dari berbagai retorika yang dipuji-pujikan oleh juru bicara, apa lagi dari iklan keberhasilan yang penuh rekayasa.
Keikhlasan mu adalah terlihat dari kucuran keringat mu dan bersedianya nyali mu dalam menantang bahaya.
Keikhlasan ku adalah bukan kilah ku yang sok bijaksana, tapi adalah rasa syukur ku ketika dihina, yaitu rasa syukur karena setidaknya nyawa ku masih ada.

Tidak kah engkau baca bagaimana TUHAN mu memberi Sang Khullafaur-Rasyidin kepada Rasul mu dalam memimpin?
Tidak kah bisa engkau mengerti apa yang dibawa oleh si Abu Bakar dan si Usman?
Tidak kah bisa engkau maknai apa yang dilakukan si Umar dan si Ali?
Apakah engkau fikir TUHAN mu sia-sia menjadikan mereka sebagai sahabat Rasul mu dalam memimpin?

Mengapa engkau lupakan kucuran keringat Rasul mu ketika pertama kali disuruh membaca oleh JIbril ?
Tidak kah engkau perhatikan bahwa Rasul mu selalu tahu tentang artinya MASA yang selalu diingatkan oleh TUHAN kepada kita?
Ingatkah engkau akan Surat Al-Mudatsir dan peristiwa Hijrah?
Bukan kah rasul mu TIDAK TAKUT untuk HIJRAH?

JIKA saat itu Rasul mu berlaku BODOH tidak mau hijrah, akan kah engkau fikir ISLAM mu saat ini akan tetap ada?
Dalam hijrah Rasul mu tidak pernah takut akan luka dan hina.
Jika Rasul mu telah menunjukan keberaniannya untuk Hijrah guna menegakan agama dan umatnya, mengapa pula sekarang engkau harus takut untuk hijrah dan melawan penjajah?
Hijrah untuk berjuang bagi bangsa dan negara agar bisa LEBIH BAIK.

Apakah engkau fikir Rasul mu akan berhasil untuk HIJRAH kalau Rasul mu TERLAMBAT memilih MASA?
Bukan kah TUHAN mu telah mengatakan bahwa seluruh isi alam adalah menunjukan ILMU NYA bagi mereka-mereka yang mau berfikir?
Tidak pula kah engkau hargai petuah nenek moyang mu yang telah mengatakan "Alam Takambang Jadi Guru"?
Bencana apa lagi yang engkau tunggu untuk menyuruh mu HIJRAH?.

Memimpinlah TAPI Hijrahlah.
Hijarahlah DAN Memimpinlah,
IKUTILAH mereka yang Hijrah.
Cepatlah dan lebih baiklah,

Ingatlah ketika ASHAR pertama kali ditegakan.
Tanyalah mengapa ASHAR perlu ditegakan.
Jangan biarkan Magrib datang tanpa pengawal.
Jangan biarkan bangsa mu menjadi KELAM karena ulah para penjajah dan kelakuan mereka-mereka yang berulah seperti si Abu Jahal.

RS HUSADA,
Ahad, 7 Juni 2009
Jam 14.10 WIB.

Salam,
r.a
Lupakah engkau bahwa Rasul mu telah mengajarkan mu untuk membina keluarga mu lebih dahulu?
Powered by Telkomsel BlackBerry®
BERMAIN LAYANG-LAYANG



Letak rumahku yang strategis
Di kelilingi kolam dan sawah
Udara dan cahaya bebas masuk tanpa hambatan
Anginpun leluasa bertiup dari arah manapun
Sangat cocok untuk bermain layang-layang


Kadangkala ketika bermain sendirian
Aku memilih bermain layang-layang
Layang-layangku terbuat dari kertas buku
Ekornyapun dari kertas buku
Benangnya dari benang mesin
Yang ku ambil dari mesin jahit


Layanganku ku mainkan di halaman
Yang di apit oleh kolam-kolam
Senang sekali bila layanganku
Melayang tinggi setinggi atap rumahku
Kadang benang ku tarik
Kadang benang ku ulur
Kadang benang ku sentak ke kanan
Kadang benang ku sentak ke kiri
Layanganku melenggang lenggok di angkasa


Ketika bermain layangan dengan si Ita
Kami menggunakan layangan maco atau
Layangan darat dengan ukuran kecil
Si Ita sendiri yang membuatnya


Supaya layangan bisa naik
Disamping keseimbangan bingkai
Kehalusan rautan bingkai
Jenis kertas dan jenis benang
Seta ukuran layangan serta
Teraju sangat menentukan
Si Ita sangat jagoan menggunakan instingnya
Untuk menentukan berapa panjang teraju


Bermain layangan di sawah bersama Ita
Yang ku ingat
Tak mesti ada penganjung
Letakkan layangan dalam keadaan telentang
Benang yang di rentang tak usah panjang
Bawa berlari kencang-kencang
Layangan akan ikut naik dengan sendirinya
Begitu layangan tagak tali
Kadang layangan di ikatkan kerumput
Di himpit dengan batu
Layangan kami tinggalkan bermain sendiri
Melenggang lenggok di angkasa


Ketika musim panen
Sering di adakan lomba layang-layang
Banyak lelaki yang datang kekampungku
Mereka membawa layang-layang darat
Dengan ukuran yang besar sekali


Banyak cerita yang beredar
Bagaimana proses pembuatan dan penyimpanan
Bingkai layang-layang sang juara
Yang kadang umurnya berbilang tahun pula
Benang yang di pakai tak sembarang benang
Kadang di rendam dengan bahan penguat


Ketika lomba layangan
Memang ada yang menganjung dan mengumpal benang
Keahlian membaca arah angin
Keahlian menentukan:
Kapan di loro
Kapan ditarik
Kapan di sentak-sentakkan
Terletak di tangan si pemain layangan


Layangan akan terbang tanpa kendali
Ketika benang layangan putus
Layangan akan jatuh kapik
Ketika kehilangan angin dan kendali
Layangan tak akan naik sama sekali
Kalau salah konstruksi dan
Salah tempat bermain


Aku lebih senang bermain layang-layang
Dari pada menjadi layang-layang



Bengkulu, 2 Juni 2009





Hanifah Damanhuri

SAHABAT KU (Bung Ricky Avenzora)

SAHABAT KU

by : ricky avenzora

Sahabatku adalah seluruh bagian jiwaku yang telah dipercayakan ALLAH pada kepada ku.
Jiwa ku yang kata orang adalah pemarah tapi juga pengasih
Jiwa ku yang kata orang adalah kejam tapi juga penyayang.
Jika ku yang kata orang sangat keras dan kasar tapi juga halus dan lembut.
Jiwaku yang kata orang pemberani tapi juga sangat penakut.
Jiwaku yang sangat kikir tapi juga kata mereka pemurah..
Jiwaku yang biadab tetapi juga kata mereka terlihat merangkak menuju cahaya NYA.
Jiwa yang entah mengapa tidak memperdulikan neraka apalagi surga.
Jiwa yang hanya meminta untuk tetap dapat berjalan lurus menuju DIA YANG ESA.

Sahabatku adalah seluruh raga ku yang telah DIA titipkan padaku.
Tubuhku yang ternyata juga berlapis tujuh seperti langit dan lapisan di bumi.
Tubuhku yang ke empat puluh anggotanya tidak pernah mengeluh menjalankan tugas dari Sang Maha Pencipta.
Ketika mata ku sering berpuas diri saat melihat cantiknya wanita, sedangkan dubur ku hanya selalu menjadi tempat mengeluarkan kotoran yang bau saja.

Sahabatku adalah seluruh isi jagad raya yang telah dan akan diperkenalkan ALLAH kepada ku.
Dari kuman di seberang lautan yang lebih sering tampak dari pada gajah yang ada dipelupuk mata.
Dari cacing kremi yang waktu itu membuat gatal lubang pantat ku hingga gulai ayam buatan istriku yang nikmatnya terbawa hingga ke dalam mimpi.
Dari lumpur rawa yang busuk hingga putihnya awan yang ingin ku raup ketika duduk di kursi nomor 1 di dalam pesawat terbang saat itu.
Dari si Aminah yang terlihat cantik di dalam balutan mukena nya hingga sang artis yang begitu menggairahkan karena pahanya yang sering terbuka.
Demikian pula si Badu yang dulu biadap mengkhianati atau si Fulan yang meninju hidungku hingga si Benjol yang menangis karena aku tak mau menerima uang pemberiannya disaat ia ingin menolong aku yg sedang susah.
Begitu pula ayah dan bunda ku yang kasih sayang nya pasti sepanjang masa hingga adik-adik dan saudaraku yang kasih sayangnya bisa hanya sepanjang badan.
Demikian pula istri serta anak-anak ku yang kucinta dan ku sayang sebagai titipan ALLAH untuk seiring berjalan menunaikan amanah hidup dan kehidupan yang telah DIA tentukan atau hanya akan berkahir dalam nafsi-nafsi di pengadilan Padang Mashar nanti.
Termasuk juga para hantu yang sering DIA ijinkan untuk menakut-nakuti aku hingga matahari yang DIA terbitkan di barat pada malam hari.
Tentu juga Si Izrail, Si Mukar dan Nakir, si Israfil, Si Ridwan dan si Malik yang menunggu waktu untuk bertemu aku pada masa yang telah DIA tentukan.

Sahabatku adalah semua yang telah menepati janji nya seperti yang telah ditulis di Lauful Mahfuz.
Yaitu janji untuk membantu aku bertemu Tuhan ku ataupun janji untuk merintangi dan menguji imanku pada DIA YANG MAHA SEGALA nya.
Sahabatku adalah aku, Aku dan AKU.
Yaitu aku yang bodoh dan hina,
Yaitu Aku yg membawa cahaya kebenaran, dan
AKU yang tinggi dan harus tunduk pada DIA YANG ESA.

RS Husada
Jakarta, 2 Mei-09.
03.15 WIB
Powered by Telkomsel BlackBerry®