Senin, 14 Desember 2009

KETIKA ELLY BERSAMA KAMI

KETIKA ELLY BERSAMA KAMI

Begitu nama Elly disebut
Kenangan menjadi ibu muda
Membayang kembali

Kuingat langkah nekad
Mengambil PERUMNAS tipe 54/ 200
Ketika masih dosen baru di UNIB
Cicilannya lebih besar dari separoh gajiku
Gaji suamiku yang PNS juga waktu itu
Dijumlahkan dengan sisa gajiku
Cukup untuk hidup sederhana

Tanah dibelakang rumah cukup luas dan subur
Singkong dan pisang tumbuh dengan subur
Daunnya sering dijadikan sayur
Padahal dulu aku paling tidak suka daun singkong

Ayampun berkembang biak
Sehingga sewaktu-waktu
Telur dan ayamnya
Jadi santapan kami

Dalam situasi sulit tersebut
Aku sempat bertanya pada tanteku
Bagaimana caranya beliau mengelola keuangan
Sehingga walau PNS tapi kaya dihari tua
“Belanjakanlah uang sesuai kemampuan atau
Belanjakanlah uang sesuai keperluan
Jangan sampai berhutang
Sekali berhutang
Lama-lama hutangnya jadi membengkak
Karena gali lobang tutup lobang”, jawab tanteku

Akupun ketika ABG banyak belajar dikeluarga temanku
Setiap malam ibunya menghitung duit
Yang didapat dari berjualan hari itu
Menyisihkan untuk modal
Menyisihkan untuk disimpan
Menyisihkan untuk keperluan
Dengan hidup sesederhana mungkin

Persoalan makan masih bisa kuatasi
Persoalan siapa yang akan mengasuh putraku
Tidak bisa kuatasi
Mencari pembantu bukanlah persoalan yang mudah
Dititipkan ke siapa dititipkan ?
Kita baru dirantau orang

Akhirnya suamiku membawa Elly salah seorang adiknya
Untuk ikut bersama kami dan disekolahkan di SMP
Tumbuh dan berkembanglah putraku
Ditengah-tengah kasih sayang papa, mama dan tantenya

Kami hidup sesederhana mungkin
Serung kami membikin rendang
Dengan kinco lebih banyak dari dagingnya
Hari pertama berupa gulai
Hari kedua berupa kalio
Hari ketiga sudah jadi rendang tanpa daging

Yang paling susah dihadapi
Ketika putraku
Meminta mainan seperti mainan temannya
Kadang tak terjangkau belinya
Untung dia mau diganti denagn mainan
Mobil-mobilan dari plastik
Yang ditarik pakai tali rafia

Betapa senangnya perasaan dihati
Ketika diakhir bulan
Tidak tekor
Begitulah arti kaya bagiku

Bengkulu, 14 Desember 2009

Hanifah Damanhuri