Minggu, 31 Mei 2009

BERKECIMPUNG DI TABEK GADANG (bersama)

Sinar matahari yang langsung menyiram bumi
Tanpa hambatan awan
Menjadikan hawa di sekitar kita terasa panas
Apalagi tak ada pula pepohonan yang rimbun
Yang memberikan rasa sejuk di sekitarnya

Ku ingat kembali ketika masih kanak-kanak
Bila mentari bersinar terang
Udara lebih panas dari biasa
Usai bermain apa saja yang musim
Dilanjutkan dengan mencebur ke Tabek Gadang

Sebelum mencebur ke Tabek Gadang
Baju di buka hingga bertelanjang
Ambil ancang-ancang
Satu dua tigaaaa
Biiiuuuuuurrrrr
Pak pung pak pung
Bunyi kaki menghempas air
Sementara tangan mendayung
Kadang-kadang menyelam
Muncul lagi sambil berperang air
Dan bersorak dengan riangnya

Masa kecil yang indah
Laki-laki dan perempuan semua berteman
Tak ada malu
Tak ada takut
Tak ada kejahatan
Terhadap anak perempuan

Berbeda dengan sekarang
Entah ke siapa anak perempuan akan ditumpangkan
Bahaya mengancam setiap saat
Baik oleh orang tak di kenal
Maupun oleh orang dekat
Berkecimpung di Tabek Gadang
Dengan bertelanjang
Selalu terkenang dan
Terbayang-bayang
Apalagi ketika suatu hari
Kakakku mengambil bajuku di tepian
Dan membawa bajuku pulang


Bengkulu, 31 Mei 2009


Hanifah Damnhuri

Catatan tambahan dari bapak Masrur sidik

Pak pung pak pung
Bunyi air kena tendang
…..tangan mendayung
…. bersorak dengan riang

Masa kecil nan indah
Laki perempuan berteman
Tak ada malu
Tak ada takut
Tak ada kejahatan
Terhadap anak perempuan

Berbeda dengan sekarang
Entah ke siapa anak perempuan akan ditumpangkan
Bahaya mengancam setiap saat
Baik oleh orang tak di kenal
Maupun oleh orang dekat

Kini zaman sungguh beda
Kejahatan datang tak disangka
Pengaruh narkoba nan meraja lela
Orang tua dan masyarakat harus selalu waspada

Berkecimpung di Tabek Gadang
Dengan bertelanjang
Sungguh indah untuk di kenang
Sejarah nan tak kan terulang

Wassalam dan maaf

Masrur Siddik
L /.67, Bandung

2009/5/31 hanifah daman

GURINDAM:
BAKACIMPUANG DI TABEK GADANG

Uni Iffah mangana maso saisuak
Katiko masih suko baluluak
Pandidikan pun alun batukuak
Apolai badan alun babantuak

Takana maso kanak-kanak
Ukatu ketek nyo urang awak
Babaju indak, basarawapun indak
Basamo kawan saling galak-manggalak

Batapo sanang wakatu itu
Bamain jo kawan-kawan dulu
Sampai Indak mangana wakatu
Bakacimpuang di tabek Si Upiak Oncu

Sinar matohari nan baitu paneh
Manyangek badan samakin kareh
Indak namuah ba maleh-maleh
Jo sia sajo indak babateh

Sangaik bahagia wakatu ketek
Kaja bakaja di dalam tabek
Bakacimpuang jo kawan arek
Walau badan batilanjang bulek

Indak ado pangana ka diculiak
Atau di ganggu pareman cantiak
Kini wakatu lah baririak
Banyak urang nan santiang-cadiak

Samantaro tabek gadang kini lah kosong
Dikatu malam ataupun siang bolong
Kini nan cadiak lah pandai babohong
Baiak di kota maupun di korong

Mari kito tolong manolong
Maisi tabek nan tadi kosong
Dulu salalu bagotong royong
Kini tingga kosong malompong

Lembang, akhia mei kosong sambilan
Tan Lembang (L, 52)
Lembang, Bandung
Kok dikana Maso Ketek
Banyak pangana nan ka mandakek
Pulang sikola di hujan labek
Sanang balari tilanjang bulek

Main aia sabana sanang
Sadangkan kabau suko bakubang
Indak babaju batilanjang
Indak malu dicaliak urang

Aia tu Rahmat dari Ilahi
Sabana parlu kito nikmati
Sarato badoa patang jo pagi
Janlah lupo satiok hari

Walau banyak parangai maso ketek
Banyak juo tabawo sampai gaek
Katu ketek tilanjang sambia bagaluik
Lah gaek baranang basarawa cincuik

Untuak mangana maso ketek
Pajalanan iduik acok diingek
Ulang tahun dikana saketek-saketek
Sambia baranang di dalam tabek

Kok dikana maso ketek
Kini baumua tujuah puluah ampek
Mancumbok kapalo di dalam tabek
Tabayang nagari Ampek Angkek

Tadanga di urang kacobeh gaek
Baragan wartawan tukang surek
Bawawancara sagalo saketek
Ditulihnyo carito jo foto ciek ...

Di dalam aia lai takawo galak
Di internet lai tampak
Walaupun linknyo ndak Caro Awak
Dituncik sajo lah tacelak :)

http://www.santacruzsentinel.com/localnews/ci_12030675

Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
Di Tapi Riak nan Badabua
Di Subarang Lauik Basa
Santa Cruz, California, USA

BERKECIMPUNG DI TABEK GADANG

BERKECIMPUNG DI TABEK GADANG

Sinar matahari yang langsung menyiram bumi
Tanpa hambatan awan
Menjadikan hawa di sekitar kita terasa panas
Apalagi tak ada pula pepohonan yang rimbun
Yang memberikan rasa sejuk di sekitarnya

Ku ingat kembali ketika masih kanak-kanak
Bila mentari bersinar terang
Udara lebih panas dari biasa
Usai bermain apa saja yang musim
Dilanjutkan dengan mencebur ke Tabek Gadang

Sebelum mencebur ke Tabek Gadang
Baju di buka hingga bertelanjang
Ambil ancang-ancang
Satu dua tigaaaa
Biiiuuuuuurrrrr
Pak pung pak pung
Bunyi kaki menghempas air
Sementara tangan mendayung
Kadang-kadang menyelam
Muncul lagi sambil berperang air
Dan bersorak dengan riangnya

Masa kecil yang indah
Laki-laki dan perempuan semua berteman
Tak ada malu
Tak ada takut
Tak ada kejahatan
Terhadap anak perempuan

Berbeda dengan sekarang
Entah ke siapa anak perempuan akan ditumpangkan
Bahaya mengancam setiap saat
Baik oleh orang tak di kenal
Maupun oleh orang dekat
Berkecimpung di Tabek Gadang
Dengan bertelanjang
Selalu terkenang dan
Terbayang-bayang
Apalagi ketika suatu hari
Kakakku mengambil bajuku di tepian
Dan membawa bajuku pulang


Bengkulu, 31 Mei 2009


Hanifah Damanhuri

Jumat, 29 Mei 2009

KETIDURAN

KETIDURAN

Suamiku telah memberiku izin
Untuk menonton bola sendirian malam tadi
Beliaupun telah menyiapkan kacang goreng garuda
Untuk menemaniku begadang

Biar jam tidurku tidak berkurang
Aku tidur lebih awal
Sementara suami dan anak gadisku masih bangun
Setelah jam 12 malam menjelang mereka tidur
Mereka membangunkanku
Mengingatkanku untuk menonton bola

Aku pindah dari kamar ke ruang TV
Sambil menghela selimut dan bantal
Ku cuci muka biar mataku terbuka
Ajakanku untuk menonton bola bersama
Tak digubris mereka

Sambil menahan ngantuk
Kepalaku rebahan di bantal
Tau-tau para pemain telah memasuki lapangan
Tak sempat kulihat Lionel Messy di antaranya
Sambil nonton aku tertidur lagi
Tak lama berselang
Mataku terbuka lagi
Eh score sudah 1 – 0 untuk Barcelona
Ku lihat jam sudah jam 2.30 dinihari
Ku cari-cari sosok Lionel Messy
Tak pernah wajahnya di sorot kamera

Rasa dingin yang menusuk badan
Oleh hawa dinihari dengan langit tak berawan
Memaksaku untuk kembali kekamar
“ Nggak ada Messy pa “ kataku
Akupun melanjutkan tidur
Dalam kehangatan pelukan suami

Bengkulu, 28 Mei 2009


Hanifah Damanhuri

KETIKA LANGIT TAK BERAWAN

KETIKA LANGIT TAK BERAWAN

Beberapa hari ini
Langit dikotaku
Terlihat sangat biru dan
Terbebas dari awan
Sehingga panas matahari
Sempurna menyinari bumi

Kulihat rumput dan bunga
Ada yang sudah terkulai layu
Daun daunnya berguguran
Tak tahan dengan panas yang menyengat

Di rumah adem
Di jalan adem
Di kantor adem
Kapan panasnya ?
Begitu kata temanku dulu
Ketika ku tanya
Apa benar Surabaya panas ?
Akupun jadi tersenyum malu
Pendingin ruangan menghilangkan hawa panas

Adem di rumah
Adem di jalan
Adem dikelas
Masih saja jadi impian bagiku
Punggungku bentol-bentol biang keringat
Baju dinasku bau keringat
Es tebu terasa nikmat


Bengkulu, 27 Mei 2009


Hanifah Damanhuri

SECERCAH HARAPAN

SECERCAH HARAPAN

Anak-anaku
Buah hatiku
Betapa gundah dan gelisah hatiku
Hendak jadi apa nanti dirimu
Entah bagaimana nanti nasibmu

Seiring dengan berjalannya waktu
Bertambah pula tingkat kesulitan
Yang mesti dijalani
Disemua lini kehidupan

Aku tak boleh dan
Aku tak bisa
Membiarkanmu lemah

Aku tak boleh dan
Aku tak bisa
Membiarkanmu pasrah

Berjuang dan berjuanglah nak
Kenalilah dirimu dan beritahu aku
Apa yang jadi keinginanmu
Kenalilah dirimu dan beritahu aku
Apa yang mungkin membuatmu maju

Marilah kita diskusikan bersama
Mencari semua peluang yang ada
Memilih diantaranya
Sesuai dengan kemampuan kita
Jangan lupa berdoa padaNya
Agar diberi petunjuk dan kemudahan

Alhamdulillah
Berkat usaha dan doa
Allah telah memberikan
Secercah harapan
Jalan apa yang mesti dilewati
Bagaimana cara melewati
Hingga sampai ke tujuan
Menjadi orang yang berguna
Bagi bangsa dan agama
Amin ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 29 Mei 2009


Hanifah Damanhuri

KOLEGAKU

KOLEGAKU

Dulu, ketika di awal karir kita
Yang ku kenang
Kita saling berbagi cerita
Baik suka maupun duka
Tentang cara kita :
Jalani hidup dirantau orang
Tentang cara kita
Mengatasi persoalan hidup
Tentang cara kita
Mengatasi pekerjaan rutin kita

Seiring berjalannya waktu
Kita mulai merasakan
Rejeki dan kesempatan
Memang tak sama untuk semua orang
Ada yang beruntung
Ada yang tidak beruntung

Tali persahabatan yang dulu kokoh
Sekarang mulai longgar
Teman sih teman
Persaingan jalan terus
Di depan kita saling ketawa
Di belakang kadang saling mencela
Kapan perlu langkah kawan di jegal
Kapan perlu sebarkan fitnah

Apa yang di tunjukkan oleh kepala negara kita
Dalam kelompok kecil tak jauh beda
Harta dan tahta serta ketenaran
Telah membuat
Hilangnya arti persahabatan
Yang menyayangi sahabat
Seperti menyayangi diri sendiri

Bengkulu, 29 Mei 2009

Hanifah Damanhuri

Kamis, 21 Mei 2009

BERSATULAH PEREMPUAN MINANG

BERSATULAH PEREMPUAN MINANG

Perempuan Minang adalah
Pewaris Ranah Minang
Yang akan melahirkan
Keturunan yang bersuku Minang
Tak peduli darimanapun asal ayahnya

Salah seorang perempuan Minang
Telah berhasil mendampingi rang Sumando (JK)
Baik dalam suka maupun duka
Hingga menduduki singgasana
Menjadi orang nomor dua di Indonesia

Impian untuk menjadi ibu negara
Terbuka lebar untuk beliau
Asalkan kita semua ikut mendukung suaminya (JK)
Pada PEMILU yang akan datang

Bersatulah perempuan Minang
Dukunglah JK
Bukankah keturunannya
Bersuku Minang seperti kita
Saatnya kita menunjukkan kedunia
Perempuan Minang
Besar pengaruhnya

Bersatulah perempuan Minang
Dukunglah JK
Saatnya kita menunjukkan pada dunia
Egaliter yang menjadi cirri khas kita
Mampu membuat dunia terpesona
Sesungguhnya menjadi diri sendiri
Wujud kemerdekaan yang sejati

Bengkulu, 22 Mei 2009


Hanifah Damnhuri

Rabu, 20 Mei 2009

PANTUN BERSAMBUNG

PANTUN BERSAMBUNG
(by Hanifah, Masrur sidik, Irsyad )


Rangkayo Ifah bijak bestari
Goresan puisi nou curahan hati
Baa kok "andeh jo apak" bacarai kini
Mabuek cameh anak nagari

Bapak Masrur Sidik yang baik
Yang ikut mengamati politik
Bacarai " andeh jo apak " mungkin jalan terbaik
Biar perbedaan budaya indak jadi pinyakik

Sia nan andeh
Sia nan apak
Iyo ndak jaleh
Di awak doh pak

Kok buliah awak bakandak
Mohon kirono kasadioan bapak
Jalehkan malah di bapak
Baa mangkono " andek jo apak basiarak "

Baa kok "andeh jo apak" bacarai kini
Mambuek cameh anak nagari
Tantu ado nan manggili
Ado pulo nak ingin jadi mantari
Bacarai " andeh jo apak " mungkin jalan terbaik
Biar perbedaan budaya indak jadi pinyakik
Panyakik digalitik tukang ungkik
Supayo badan awak ko rangkik-rangkik

Sia nan andeh
Sia nan apak
Alah jaleh
Qalbu surang nan tebak

Jalehnyo di qalbu maa andeh maa apak
Ndak elok andeh jo apak basiarak
Rang sarumah jadi bacakak
Rang sakampuang bosorak

Kalau nak iyo ka jadi mantari
Kompetensi ado ano datang sendiri
Iyo Jan mamuji-muji...manjua diri....
Apo lai mamuji diri sandiri


Mamuji diri sandiri kini makin manjadi
Narsisme istilah nou kini
Perilaku nan labiah ditonjolkan sandiri
Kompetensi nan di asuah sajak dini

Basiarak apak jo amak
Matilah awak di agak-agak
Di turuik apak, tingga amak
Di turuik amak, tingga apak

Gara-gara amak nan pandai balari kancang
Balari surang ka tangah galanggang
Tinggakan bapak nan tacangang cangang
Manyadari tali kasiah nan alah guyang

Amak manyangko
Dunia milikno
Kanyataannyo
Talenta apak labiah darino

Tasintak amak
Jo kurenah no
Babaliak ka apak
Indak ditarimo

Kini apak jo amak samo batuka pasangan
Apak mamiliah sakampuang halaman
Amak mamiliah jo konco sapamainan
Tinggalah denai sakik garaman

Den turuik apak, amak tingga
Den turuik amak, apak tingga

Darah nan mangalir di badan den
Samo liano jo amak den
Ka den turuik amak den
Kok ndak ado biko pitih den


Bengkulu, Mei 2009

CAPRES DAN CAWAPRESKU

CAPRES DAN CAWAPRESKU

Sejak dinyatakan hanya 3 pasang yang maju
Mulai membayangkan dan
Ber andai-andai
Apa kemungkinan yang terjadi
Kalau suatu pasangan X yang kupilih

Berlagak bak politikus kondang
Ku tilik sepak terjang masing-masing kandidat
Ku tilik orang-orang yang bermain dibelakangnya
Kepalaku jadi pusing sendiri
Hanya satu yang kusuka
Dari setiap pasangan yang ada

Andai aku pilih Mega dan Prabowo
Ku takut Prabowo yang ganteng dan berwibawa
Tak mampu menahan diri
Berada dibawah kendali wanita

Andai aku pilih JK dan Wiranto
Aku seperti di bawa ke jaman ORBA
Mereka muka-muka lama
Namun dengan kombinasi yang beda

Andai aku pilih SBY dan Budiono
Aku seakan di bawa terbang ke masa lalu
Hidup di negara kerajaan
Ada kelas atas
Ada kelas pekerja
Adalah mimpi
Berada di kelas pekerja
Masuk kekelas atas

Andai yang terjadi
SBY jadi CAWAPRESnya JK
Ku rasa tidak ada yang menandingi mereka
Si kecil JK yang lincah
Di kawal si kalem SBY dan
SBY takkan mungkin makan hati
Seperti yang terjadi saat ini
Karena SBY paham posisi

Huuuhhh puuussiiinnnngggg
Pilih pasangan yang mana ?


Bengkulu, 17 Mei 2009


Hanifah Damanhuri

MENAMPUNG AIR HUJAN BERSAMA

MENAMPUNG AIR HUJAN BERSAMA
(by: Ricky Avenzora dan Hanifah )


Entah mengapa
Seminggu ini listrik di kota ku
hidup enggan mati tak mau
Entah m,engapa pula
Sang ledeng bertingkah
Dan berpolah pula seperti itu
Jika mati, maka matilah
Agar ku hidupkan kembali
Strongkeng dari masa lalu
Jika berhenti, maka teruslah berhenti
Agar aku tahu kemana air harus kucari dan
Tak perlu harus selalu menanti

Tadi malam listrikpun kembali mati cukup lama
Membuat persediaan air di bak serta kentongan
menjadi menipis
Jangankan untuk mandi
Untuk pipispun sudah tidak bisa ditiris
Kami gelisah
Mengapa terang bulan di luar sana
Tidak mau menuntun apa yang harus kami kerjakan

Jelang tidur, listrik kembali menyala
Namun ledeng tetap enggan mengalirkan air
Kubiarkan kran air terbuka
Berharap air akan mengalir
Ketika kami tertidur nanti


Belum lama tertidur
Akupun tersentak
Rintik-rintik hujan di luar
Membuatku berfikir
Haruskah ku tunggu ledeng mengalir atau
Ku bangun menampung air hujan
Andaikan suamiku ada
Pastilah ku pilih tidur nyenyak
Tapi kuputuskan bangun sendirian

Aku ingin mempunyai persediaan air
Meskipun di luar sunyi dan sepi
Rasa takutku tlah hilang…

Di bawah cucuran atap
Ku jejerkan ember, baskom dan periuk
Biar banyak air yang tertampung
Lalu aku kembali ke peraduan
Aku senang hujan makin deras ku dengar

Kurebahkan kembali kepalaku di bantal
Mataku menerawang dan ingatanku melayang
Terbayang tangki-tangki air di Bagan Si Api-Api
Tempat menampung air hujan
Hanya air hujan sumber air bersih disana
Sementara hujanpun tak selalu turun setiap hari

Terbayang kecipak-kecipak air di Tabek Gadang, kampungku.
Air mengalir dari gunung dan tak henti sepanjang waktu.
Ketika berkecimpung bersama teman sebaya
Kenangan yang menghantarkan aku tidur kembali

Aku tersentak ketika subuh berkumandang dalam azan
Ku tegak dan menatap semua wadah penampung air
Alhamdulillah, semua penuh berisi air
Allah telah lembali memberikan satu kemudahan


Ledeng yang ku tunggu mengalirkan air
Tak kunjung berair walau hari telah kembali sore
Awan hitam yang berarak di langit
Se akan memberikan harapan
Hujan akan turun sebentar lagi

Ya Allah yang Maha Penyayang
KepadaMu kami memohon
Izinkanlah hujan turun
Biar kami tampung
Untuk berbagai keperluan
Kami juga memohon Ya Allah
Jangan turunkan hujan berlebihan
Yang akan menyebabkan kesengsaraan

Bengkulu, mei 2009

MENANPUNG AIR HUJAN

MENANPUNG AIR HUJAN

Seminggu ini di kotaku
Listrik hidup mati, hidup matiiii
Air ledeng juga enggan mengalir
Entah apa yang jadi penyebabnya

Kami sudah mulai gelisah
Apa yang akan dikerjakan ?
Tadi malam listrik mati cukup lama
Untung di luar terang bulan
Persediaan air di bak dan di kentongan
Sudah mulai menipis
Nggak cukup untuk mandi
Bagaimana kalau ada yang kebelet ?

Menjelang jam sepuluh malam
Listrik menyala lagi
Sebelum tidur
Ku periksa lagi kran ledeng
Memastikan apa sudah dalam keadaan terbuka
Biar air bisa mengalir ke bak
Walau kami sedang tidur
Kebetulan hanya ada aku dan gadisku di rumah

Tak lama kemudian akupun tertidur
Satu jam kemudian aku tersentak
Di luar ku dengar rintik-rintik hujan
Aku sempat berfikir
Menunggu Ledeng mengalir ? atau
Bangun dan menanmpung air hujan ?
Andaikan ada suamiku
Aku pasti memilih tidur nyenyak
Akhirnya kuputuskan bangun sendirian

Suasana di luar yang sunyi dan sepi
Serta keinginan punya persediaan air
Membuat rasa takutku hilang

Ku ambil semua wadah
Yang bisa untuk menampung air
Ku jejer di halaman
Di bawah cucuran atap
Setelah itu aku kembali tidur
Ku dengar hujan semakin lebat

Jelang tidur
Aku teringat ketika di Bagan Si Api-Api
Hujan yang tak selalu hadir
Sementara tak ada sumber air lain
Ketika hujan datang
Air hujan tak dibiarkan kembali ke tanah
Mereka membuat tangki-tangki
Seperti tangkinya perusahaan minyak
Air hujan tersebut di alirkan masuk ke tangki
Pemakaian airpun di buat
Sehemat mungkin

Beda sekali dengan di kampungku
Air mengalir dari gunung
Tak berhenti sepanjang waktu
Terbayang kecipak-kecipak air di Tabek Gadang
Ketika berkecimpung bersama teman sebaya
Lalu akupun kembali tertidur

Aku terbangun ketika azan subuh berkumandang
Kulihat wadah-wadah penampung air
Penuh berisi air
Alhamdulillah kataku
Ada saja kemudahan yang diberikan Allah

Sesore ini
Air ledeng masih tidak mengalir
Namun kulihat langit yang berawan
Memberikan harapan
Sebentar lagi akan turun hujan

Ya Allah yang Maha Penyayang
KepadaMu kami memohon
Izinkanlah hujan turun
Biar kami tampung
Untuk berbagai keperluan
Kami juga memohon Ya Allah
Jangan turunkan hujan berlebihan
Yang akan menyebabkan kesengsaraan

Bengkulu, 8 Mei 2009


Hanifah Damanhuri