Kamis, 29 Oktober 2009

UNDANGAN DARI SOLO

UNDANGAN DARI SOLO

Kulihat ada surat berwarna coklat
Yang tergeletak di meja
Surat itu ditujukan untukku
Yang dikirim oleh uni Tuti bakoku

Kubuka sampulnya
Terlihat sebuah undangan yang indah
Berwarna coklat muda
Berpita coklat tua
Dilengkapi dengan tempelan
Rumah Gadang berwarna keemasan
Pertanda bakoku akan “ Baralek Gadang “

Halaman pertama berisi surat Ar Ruum 21
Halaman berikutnya foto calon pengantin
Anggun (keponakan uni Tuti) bersama Apri
Dan puisi cinta nya Matsanawi…
Halaman seterusnya isi undangan
Diantaranya Walimatul Ursy …
Insya Allah …
Minggu, 01 November 2009
Gedung Grha Wisata Niaga
Surakarta

Kupandangi undangan yang indah tersebut
Hatiku jadi berkecamuk tak menentu
Berperang antara keinginan untuk datang
Sementara kendala menghadang

Bayangan masa kecil dirumah bako
Yang terletak di simpang Sungai Tanang
Menari-nari di pelupuk mata
Apalagi bila ada pesta
Lari kesana lari kesini
Naik tangga turun tangga

Pernah di suatu pesta
Aku hampir ditabrak sedan
Menyebrang tak melihat kiri kanan
Bunyi rem yang berdecit
Membuat ibunya Tuti
Yang ku panggil kak Nah
Keluar rumah dan menggendongku

Pernah di suatu pesta
Aku dicubit nenek kandungku
Yang datang dari Medan
Cubitan satu-satunya dari nenekku
Karena aku naik turun tangga

Di pestanya uni Efi
Gara-gara aku begadang
Menonton pasambahan
Hidungku mimisan
Hingga aku terpaksa dirawat di RS Bkt

Kupandangi lagi undangan
Untuk
Terbayang Solo 3 tahun yang lalu
Aku ditunggu uni Tuti di stasiun
Kukatakan padanya lewat SMS
Baju dan kerudungku warna ungu

Sejak itu
Komunikasi aku dan Tuti
Yang sempat terputus
Kembali lancar
Ketika ada tugas ke Jogja
Aku mampir ke Solo

“ Datanglah biar bisa bersilaturrahim
Dengan keluarga besar bako
Ngumpul kita di Solo “
Bunyi SMS uni Tuti
Minggu yang lalu

Tugasku sebagai dosen
Semester ini banyak terganggu
Terbirit-birit aku
Mengejar ketinggalan
Terpaksa kupakai hari Sabtu
Pengganti waktu

Jadwal sidang sarjana yang padat
Membuat aku tak bisa
Meninggalkan Bengkulu
Selama seminggu ini

Maafkan aku uni Tuti
Maafkan aku bakoku
Hanya doa yang bisa kupanjatkan
Semoga acara berjalan sukses
Semoga kedua pengantin
Berbahagia selalu
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 30 Oktober 2009


Hanifah Damanhuri

Selasa, 27 Oktober 2009

KEPERGIAN TAK TERDUGA

KEPERGIAN TAK TERDUGA

Kalau Allah berkehendak
Apapun dapat terjadi
Tanpa kita duga sebelumnya

Anakku ijul
Pernah kutitipkan ke kakakku di Jakarta
Membuat kakakku mesti mengasuh
Tiga orang anak kecil
Iis, Ijul dan Icha
Kisaran usia 5,3,2 tahun

Suami kakakku yang kami panggil buya
Disukai anak-anak kecil
Sehingga Ijul sering berebut buya dengan Icha

Hari Sabtu yang lalu 24 Oktober 2009
Kakakku, buya Iis dan Icha
Ikut menghadiri
Acara wisuda Ijul
Di STEI TAZKIA Bogor

Kami semua berbahagia
Apalagi buya senang sekali melihat Icha
Memakai baju muslim dan berkerudung
“ Icha cantik berkerudung” kata buyanya

Acara wisuda dilaksanakan
Di Multifunction Hall Al-Hambra
Andalusia Islamic Center Sentul City Bogor
Dengan Dato’ Sri Anwar Ibrahim dari Malaysia
Sebagai pemakalah utama dalam orasi ilmiahnya
Aku beruntung dapat menyaksikan langsung
Kehebatan Dato’ tersebut di podium

“ Alumni STEI TAZKIA haruslah SPKK
Sholeh, Pintar, Kaya dan Keren “
Kata ketua STEI TAZKIA, Dr M Syafei Antonio
Beliaupun menguraikan maksudnya
Dengan cara yang sangat menarik
Sehingga semua mata tertuju padanya

Selesai acara wisuda dan berfoto-foto
Aku, suamiku dan Ijul
Bergabung dengan keluarga buya
Setelah mampir-mampir dulu di Bogor
Kami pulang menuju Jakarta
Dalam perjalanan itu
Aku tertidur pulas

Setelah diJakarta
Usai makan malam
Aku lanjutkan tidur lagi
Aku benar-benar kelelahan

Minggu pagi 25 Oktober 2009
Aku dan kakakku menyiapkan sarapan pagi
Seyogianya hari itu
Kami akan menghadiri
Acara Halal Bi Halal
Keluarga besar H Abdul Djalil
Yang akan dilaksanakan di Cipinang jam 11 siang

Sambil sarapan pagi
Kami bercanda dan bercerita dengan buya
Aku makan agak lama
Sehingga tinggal aku dan buya di meja makan
Kulihat buya mengambil slang oksigen
Yang terdapat dekat meja makan
Dan dipasangkan ke hidung
Sambil makan kuperhatikan saja
Apa yang dilakukan buya
Kemudian buya melepaskan slang tersebut
Lalu buya menyodorkan ayam bakar untukku
Buyapun berpindah ke kasur di ruang tengah
Buya minta dipasangkan oksigen
Yang menutup mulut ke Icha yang jadi bidan
Aku masih di meja makan memperhatikan

Aku panggil Iis yang tamatan Farmasi
Untuk membatu buya
Yang nafasnya sudah mulai sesak
Sementara Icha berusaha keluar ke apotik
Mencari obat buya yang habis

Nafas buya semakin lama semakin sesak
Kakakku sudah berada disampingnya
Sejak buya pindah kekasur
Dan melap keringat yang mengalir
Membasahi badan buya
Ijul juga sudah ikut bergabung
Begitu juga suamiku yang memijit buya

Tidak mungkin kita ikut HBH
Kataku dalam hati

Iis minta telpon dihubungkan ke uniku dr Fatma
Sambil tangannya sibuk dengan slang oksigen
Iis berkonsultasi dengan uniku
Aku ikut memegang tempat telpon

Aku lihat buya bertambah letih
Mulutkupun spontan membaca
Laillla ha illlallah
Ber ulang-ulang
Ku lihat kakakku juga sudah mulai komat kamit
Di telinga buya
Icha di minta untuk pulang lagi aja

Selesai Iis menelpon
Aku sambar AlQuran yang ada dekat buya
Ku cari-cari dan dibantu Ijul
Surat Yasin
Aku baca surat Yasin
Dengan penuh perasaan
Sama rasanya seperti
Aku membaca surat Yasin
Ketika mengiring kepergian
Mama dan papaku dulu

Sejak mengaji Yasin
Aku tak lagi memperhatikan buya
Yang kudengan Iis dan Icha
Berusaha memberikan nafas buatan

Mereka berhenti
Setelah dokter datang
Dan memastikan bahwa
Buya telah tiada
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun

Buya pergi untuk selama-lamanya
Kepergian yang tak terduga
Selamat Jalan
Buya H MSyarif Hidayat, M.Ag
Aktivis Muhammadyah Jakarta
Semoga Allah
Mengampuni dosa buya
Menerima amal ibadah buya
Menempatkan buya di tempat yang mulia
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 28 Oktober 2009


Hanifah Damanhuri

Senin, 19 Oktober 2009

Selamat Jalan Bapak Thaher Djalil

Selamat Jalan Bapak Thaher Djalil

Tadi malam sekitar jam 11.20 WIB
Aku menerima SMS dari Bapak Akhiarly Djalil
“Innalillahi wainnailaihi rajiun.
Tlh berpulang kerahmatullah
add DR. H.M. THAHER DJALIL
pd jam 23.00 WIB
di RS FATMAWATI JAKARTA
dlm keadaan tenang.
Mohon maafkan sgl kesalahannya dan
Mohon doa semoga ALLAH SWT mengampuni
Segala dosa2nya.
Atas nama keluarga
HM THAIB DJALIL JAKARTA “

Siang hari kemaren bapak akhiar kirim SMS
“ Bapak Thaher sejak kemaren sore
Di icu rs fatmawati jkt.
Skrg dibantu dgn ventilator.
Tolong doakan pak Thaher
Spy cepat sembuh.
Kemaren kel djalil kumpul di fatmawati “

Kakekku H Abdul Djalil
Mempunyai beberapa orang istri
Dan beberapa orang anak
Alhamdulillah
Keturunan beliau beserta rumpun
Tetap menjalin silaturrahim
Dengan nama Keluarga Djalil

Ketika aku di Bandung tahun 89 dan 90
Aku sempat beberapa kali bertemu Almarhum
Pernah beliau mengantar langsung aku dan ijul
Kembali ketempat kos dengan MERCY
Pada kesempatan lain Ijul menangis
Maunya di antar pakai MERCY
Nggak mau pakai Jimny mobil putri tunggalnya
Pertemuan yang kuceritakan kepapaku dan
Papaku jadi senang dan terharu
Padahal sebelumnya
Ada yang menyamar jadi pasien dulu
Biar bisa ketemu dengan beliau

Terakhir aku bertemu 4 tahun yang lalu
Di pesta yang digelar bapak Thaib kakaknya
Di TMII Jakarta
Aku usap pipinya seperti aku mengusap pipi papaku
Kebetulan wajah beliau
Agak mirip dengan wajah papaku
Beliau tersenyum lembut padaku
Selembut senyum papaku

Selamat jalan Bapak Thaher
Semoga diterima amal ibadahmu
Diampuni dosa-dosamu
Dan dilapangkan kuburanmu
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 20 Oktober 2009

Hanifah Damanhuri

Minggu, 18 Oktober 2009

MARI KITA DUKUNG GF

MARI KITA DUKUNG GF

Aku yakin
Semua kita terkejut
GF diprediksi menjabat MENDAGRI

Aku yakin semua kita bertanya-tanya
Apa sanggup GF menempati posisi tersebut
GF belum berpengalaman berada ditengah
Bangsa yang majemuk

Tempat lahir mungkin menumpang di Jogja
Tempat pendidikan dan karir
Rasanya semua di SUMBAR
Di daerah yang penduduknya hampir homogen

Aku tak begitu paham politik
Namun dari kacamataku dirantauku
Otonomi daerah berarti
Semua harus putra daerah

Peluang karir di pemerintahan
Menjadi sangat kecil bagi non putra daerah
Kecuali di instansi
Yang masih berskala nasional

Sebagai suku yang suka merantau
Tentu saja otonomi daerah
Menyulitkan orang Minang
Berkarir di pemerintahan

Aku berharap kacamataku salah
Aku berharap tak begitu di daerah lain
Andaikan juga terjadi di daerah lain
Tentu kita berharap ada solusinya

Aku yakin
Banyak lagi tugas yang berat
Yang akan dihadapi GF

Mari kita dukung GF
Lupakan perbedaan
Sebagai wujud rasa cinta dan bangga
Kepada “ urang awak “ yang dapat kepercayaan

Mendukung GF
Boleh dengan cara apa saja yang kita bisa
Minimal kita lakukan dengan doa

Ya Allah Yang Maha Kuasa
Berilah GF kekuatan dan petunjuk
Untuk menjalankan amanah
Yang diembankan kepadanya
Sehingga NKRI menjadi lebih baik
Amin Ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 18 Oktober 2009


Hanifah Damanhuri

Sabtu, 17 Oktober 2009

MAU MENGHINDAR KEMANA?

MAU MENGHINDAR KEMANA?

Gempa lagi
Gempa lagi
Gempa lagi
Dulu disini
Kemaren disana
Lusa dimana ?

Ketika gempa yang terjadi di Bengkulu
Pada tahun 2000 dengan kekuatan 7,3 SR
Banyak orang yang takut tinggal di Bengkulu
Sebagian diantaranya benar-benar hijrah
Pulang kekampung halaman atau
Mencari rantau yang baru
Dengan alasan takut gempa

Setelah gempa diiringi tsunami
Yang terjadi di Aceh pada tahun 2004
Ketakutan warga Bengkulu
Yang tinggal dekat pantai
Tambah menjadi
Setiap terjadi gempa
Beberapa saat setelah gempa reda
Warga langsung bersiap untuk mengungsi
Ketempat ketinggian
Saking berebut di jalan
Kadang terjadi pula kecelakaan

Tak pernah terbayangkan sebelumnya
Tiba-tiba kita dikejutkan oleh berita
Terjadi gempa di Jogja tahun 2005
Teman suamiku yang hijrah dari Bengkulu
Karena takut gempa
Jadi korban gempa di Jogja
Mau menghindar kemana ???

Belajar dari catatan terjadinya gempa
Semula orang menyangka
Kalau sudah terjadi gempa besar
Tak akan mungkin akan gempa lagi
Di lokasi yang sama dalam waktu yang dekat

Baru 7 tahun gempa 7,3 SR berlalu
Datang lagi gempa 7,9 SR pada tahun 2007
Lebaran haji 2 th yang lalu
Sempat sepi di Bengkulu
Karena banyak warga yang mengungsi
Ketika ada berita yang beredar
“ Akan terjadi gempa dahsyat di Begkulu
Jelang hari Raya Idul Adha “

Hari ini berita dikoran Bengkulu
Membikin perasaan jadi tak enak
“ Bengkulu akan diterjang gempa
dengan kekuatan 8,8 SR “

Mau menghindar kemana ???

Ya Allah yang Maha Kuasa
Ampunilah dosa kami
Hindarkanlah kami dari bencana
Tiada daya
Tiada upaya
Kecuali izinMu
Ya Allah

Bengkulu, 17 Oktober 2009

Hanifah Damanhuri

Selasa, 13 Oktober 2009

Bantuan Langsung TEPAT SASARAN

Bantuan Langsung TEPAT SASARAN

“ Alam takambang jadi guru “, kata orang tua
Belajar dari musibah dan penangananya dimasa lampau
Banyak orang yang memilih
Turun ke lokasi bencana
Untuk menyerahkan bantuan
Langsung kepada para korban
Tanpa perantara

Ketika berada di Sumbar beberapa hari yang lalu
Aku sering berpapasan dengan kendaraan
Yang membawa bantuan kelokasi bencana
Ada tulisan PEDULI GEMPA di kendaraan mereka

Yang paling menarik adalah ketika berpapasan
Dengan beberapa mobil dan
Puluhan motor mengikuti dibelakang
Di masing-masing kendaran tertulis tulisan
“ PEDULI GEMPA … TEPAT SASARAN “

Aku tersenyum menyaksikan rombongan tersebut
Terbayang kembali berita dikoran
Setiap terjadi bencana
Ada saja dari bantuan yang terkumpul
Pendistribusiannya tidak tepat sasaran

Kadang jatuh ke tangan yang tidak tepat
Ada yang pantas dapat banyak
Tetapi dapatnya sedikit
Dan sebaliknya

Entahlah
Entah dimana letak salahnya

Memang sih
Ada yang pandai membaca situasi
Merobah bencana jadi kesempatan
Bantuan yang mengalir
Menjadi sumber pendapatan yang baru

Melihat banyaknya sumbangan yang mengalir
Dan banyaknya para relawan yang datang ke Sumbar
Semua karena kekuatan cinta
Cinta pada sesama
Cinta padaNya
Yang menyisihkan sebagian rejekinya
Yang bekerja siang dan malam
Menghadang rintangan tanpa takut
Berjuang lahir dan batin
Demi meringankan penderitaan para korban
Membuat aku bangga pada mereka

Aku yakin dan percaya
Di lubuk hati para korban
Tersimpan cinta yang lebih dalam lagi
Cinta yang akan mereka salurkan
Melalui doa pada sang Khalik

Berbahagialah para donatur dan relawan
Allah pasti akan membalas
Semua pengorbananmu


Bengkulu, 13 Oktober 2009


Hanifah Damanhuri

Senin, 12 Oktober 2009

Keliling Sumbar Pasca Gempa

Keliling Sumbar Pasca Gempa

Begitu mengetahui putriku dan adikku
Dalam keadaan aman
Aku masih sempat masuk kelas di hari Kamis dan Jumat
Tapi badanku yang ada di kelas
Sementara pikiranku melayang ke Sumbar

Alunan saluang di Metro TV
Serta tayangan gambar tentang gempa Sumbar
Telah mengharu biru perasaanku
Daripada bersusah hati di rantau orang
Biarlah bersusah badan pulang ke Ranah Minang

Jelang kekampus di hari Jumat 1 oktober 2009
Aku meminta suamiku untuk pulang kampung
Ternyata suamiku juga memiliki kegelisahan yang sama
Setelah Sholat Jumat
Aku ditelpon untuk segera berangkat pulkam

Kutinggalkan kampus dan mampir kepasar
Kubeli bahan dendeng dan ayam goreng serta sambal lado
Tak lupa kerupuk udang yang mentah
Untuk bekal dijalan dan dilokasi gempa
Karena khawatir pasar belum berfungsi

Hari Sabtu pagi 2 oktober 2009
Dibawah guyuran hujan
Kami tinggalkan kota Bengkulu
Tidak kami hiraukan tawaran teman
Yang mengajak pulang bareng tetapi di hari berikutnya

Perjalanan yang jauh dari Bengkulu ke Padang
Memaksa kami beristirahat dulu di Dharmasraya
Dirumah mertuaku
Kami dikasih bekal beras setengah sumpit
Akupun mampir kepasar Pulau Punjung
Membeli bekal seperti untuk kemping pramuka
Minyak, cabe, bawang merah, bawang putih, bawang daun, sayuran
Maco bada, sardencis, dan telor
Serta Aqua gelas beberapa kardus
Ketika meliwati Curup
Aku sempat membeli beberepa sikat pisang Curup

Alhamdulillah perjalanan kami lancar-lancar saja
Aku menikmati indahnya pemandangan di Sitinjau Laut
Kupandangi juga bekas-bekas longsor di daerah tersebut
Lama ku tatap bekas longsor di sekitar Lubuak Paraku
Yang terkoyak dari puncak bukit
Lokasi yang malam harinya ditutup kembali
Karena longsor dan menimbun 2 mobil dan
Menewaskan salah seorang anggota DPRD Sumbar

Lepas dari Sitinjau Laut dan memasuki Indarung
Belum kelihatan kalau disana baru terjadi gempa
Tenda-tenda pesta berdiri di beberapa lokasi
Walau tak banyak yang hadir di pesta tersebut
Semakin dekat ke Siteba mulailah kelihatan
Banyak rumah yang rusak
Kami sempat nyasar dan disana banyak rumah hancur
Ketika mencari alamat adik
Kami bertemu dengan Prof Jakius Jama
Mamtan Dekan FKIP UNIB
Yang sedang menatap rumah saudaranya
“ Hah gendut, makmur orang Bengkulu ya? “ katanya
Waktu beliau Dekan, aku masih menyusui dan kurus
“ Nggak nyangka bisa gendut” katanya jelang pergi

Akhirnya kami sampai di rumah adikku
Rumah yang retak di bagian depan
Berbahaya kalau terjadi gempa susulan
Disana PAM mati, listrik mati
Tak lama kami disana
Hujan lebat membasahi bumi
Kami tampung air
Hingga persediaan air jadi banyak
Bersyukur karena ada yang punya sumur
Disanalah para tetangga adikku mengambil air bersih
Ketika hujan tak turun

Esok harinya dibawah gerimis
Kami menuju kampus UNAND
Syukurlah gedung PKM masih berdiri
Asrama putri hijaupun tenpat putriku masih utuh
FTnya terutama TE dan TM serta ruang kuliah rusak berat
“ Untung dosennya tidak masuk sore itu ” kata putriku

Perjalanan kami teruskan ke pusat Kota Padang
Masih dibawah rintik hujan gerimis
Kami kunjungi kampung Cina yang hancur lebur
Kami hanya memandangi bekas reruntuhan

Kakiku terasa bergetar ketika memandang
Gedung Bappeda tempat adikku terjebak
Alhamdulillah berkat RahmatNya
Adikku selamat

Esok harinya ketika sedang menuju Pariaman
Datang SMS adikku
“ Sedang dimana ?,
katanya akan ada gempa yang lebih besar
pulanglah cepat “
Kulihat disepanjang jalan dari Padang ke Pariaman
Masih banyak rumah yang berdiri
Aku merasa lebih aman dijalanan Pariaman
Ketimbang rumah adikku
Tak kuhiraukan SMS tersebut
Air dan pisang kami turunkan di beberapa lokasi
Suamiku tak berani masuk ke pedalaman
“ Nanti dikira kita membawa sumbangan
Plat mobil kita BD “, katanya
Setelah sampai didepan kantor walikota Pariaman
Kami kembali ke Padang

Esoknya kami tinggalkan rumah adikku dan
Kami menuju Bukittinggi hendak ke Payakumbuh
Disepanjang jalan Lubuk Alung sampai Kayu Tanam
Terlihat keganasan gempa disana
Sebagian besar rumah rusak berat
Dilembah Anai juga terlihat bekas longsor
Ada batu batu besar yang keluar dari bukit
Pemandangan yang menegangkan

Kami mampir di sate Syukur
Disana kami putuskan untuk singgah ke Malalak dulu
Di Padang Laur kami berbelok arah ke Maninjau
Kami lewati simpang Sungai Tanang
Pakan Sinayan, Koto Tuo, Balingka
Dan sampai di simpang Malalak
Cuaca waktu itu sangat bersahabat
Tidak panas dan tidak hujan
Mula-mula jalan ke Malalak mulus dan lebar
Kemudian menanjak dan jalanpun ada yang berkerikil
Kemudian kami meliwati pinggiran bukit bekas longsor
Tetapi sudah dibersihkan
Ada beberapa meter jalan yang hanya muat untuk satu mobil
Kiri dan kanannya tumpukan tanah bekas longsor
Keluar dari sana jalan kembali lebar
Dari sana kami memandang bukit yang berliku
Umumnya sudah keropos bekas longsor
Sesampai di bengkolan dengan jalan mulai menyempit
Jurangnya kelihatan dalam
Nyaliku ciut, kakiku lemas
Kami hentikan perjalanan dan kembali ke simpang Malalak

“ Kita ke Lubuk Basung menemui adik bungsuku” kata suamiku
Di Matur kami bertemu rombongan IKM Bengkulu
Yang hendak ke Lubuk Basung juga
Mereka adalah sobat suamiku
Kami beriringan dengan mereka

Dari Embun Pagi terlihat
Betapa indahnya danau Maninjau
Sudah lama sekali aku tak kesana
Ketika sambil berjalan
Mata dilayangkan ke sebelah kiri
Terlihat bukit-bukit yang mengelilingi danau Maninjau
Terkoyak-koyak dengan warna coklat hijau
Disuatu lokasi warna coklat agak lebar dari yag lain
Mulai tampak dari puncak hingga masuk danau
Tak henti-henti mataku memandang kesana

Suamiku tidak belok kiri, tapi belok kanan
Mengikuti rombongan IKM meniju Lubuk Basung
Sesampai di Lubuk Basung
Kami tak ikut ke kantor Bupati Agam

Ketika sudah bertemu dangan adik suamiku
Kami putuskan untuk menginap disana
Besoknya suamiku memilih jalan ke Pariaman
“ Biarlah jauh dari pada mendaki dengan liku-liku yang tajam “
Kami saksikan reruntuhan rumah di beberapa lokasi
Di Pariaman kami mampir ke rumah ajo Suardi
Salah seorang rombongan IKM Bengkulu
Yang sedang menghantarkan sumbangan ke wali kota Pariaman
Kami berjanji bertemu di Sijunjung dan pulang bareng

Dari Pariaman kami meliwati jalan meuju Sicincin
Banyak sekali rumah yang rusak di sepanjang jalan tersebut
Anak-anak kecil di bawah umur
Menyorongkan kotak indomi memohon bantuan
Pemandangan yang membikin tak enak hati
Lepas dari Kayu Tanam
Terbebaslah kami dari pengaruh gempa
Kami bisa dengan leluasa ke Payakumbuh
Ke Sungai Tanang ke Bukittinggi dan
Kembali Ke Bengkulu

Alhamdulillah tadi malam
Kami telah selamat sampai di Bengkulu

Catatan ini menjadi tak berarti
Dibanding catatan para relawan yang terjun ke lapangan
Aku bisa merasakan
Betapa bahagianya para relawan
Yang bisa membantu sesama
Mengurangi penderitaan para korban gempa

Ya Allah Yang Maha Pengasih
Berilah rejeki yang banyak kepada donatur
Berilah kekuatan lahir dan batin kepada relawan
Berilah imbalan yang tepat untuk mereka
Beri juga kekuatan agar para korban dempa
Bisa kembali bangkit
Menjadi lebih baik dari sebelumnya
Amin Ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 12 Oktober 2009


Hanifah Damanhuri