Senin, 12 Oktober 2009

Keliling Sumbar Pasca Gempa

Keliling Sumbar Pasca Gempa

Begitu mengetahui putriku dan adikku
Dalam keadaan aman
Aku masih sempat masuk kelas di hari Kamis dan Jumat
Tapi badanku yang ada di kelas
Sementara pikiranku melayang ke Sumbar

Alunan saluang di Metro TV
Serta tayangan gambar tentang gempa Sumbar
Telah mengharu biru perasaanku
Daripada bersusah hati di rantau orang
Biarlah bersusah badan pulang ke Ranah Minang

Jelang kekampus di hari Jumat 1 oktober 2009
Aku meminta suamiku untuk pulang kampung
Ternyata suamiku juga memiliki kegelisahan yang sama
Setelah Sholat Jumat
Aku ditelpon untuk segera berangkat pulkam

Kutinggalkan kampus dan mampir kepasar
Kubeli bahan dendeng dan ayam goreng serta sambal lado
Tak lupa kerupuk udang yang mentah
Untuk bekal dijalan dan dilokasi gempa
Karena khawatir pasar belum berfungsi

Hari Sabtu pagi 2 oktober 2009
Dibawah guyuran hujan
Kami tinggalkan kota Bengkulu
Tidak kami hiraukan tawaran teman
Yang mengajak pulang bareng tetapi di hari berikutnya

Perjalanan yang jauh dari Bengkulu ke Padang
Memaksa kami beristirahat dulu di Dharmasraya
Dirumah mertuaku
Kami dikasih bekal beras setengah sumpit
Akupun mampir kepasar Pulau Punjung
Membeli bekal seperti untuk kemping pramuka
Minyak, cabe, bawang merah, bawang putih, bawang daun, sayuran
Maco bada, sardencis, dan telor
Serta Aqua gelas beberapa kardus
Ketika meliwati Curup
Aku sempat membeli beberepa sikat pisang Curup

Alhamdulillah perjalanan kami lancar-lancar saja
Aku menikmati indahnya pemandangan di Sitinjau Laut
Kupandangi juga bekas-bekas longsor di daerah tersebut
Lama ku tatap bekas longsor di sekitar Lubuak Paraku
Yang terkoyak dari puncak bukit
Lokasi yang malam harinya ditutup kembali
Karena longsor dan menimbun 2 mobil dan
Menewaskan salah seorang anggota DPRD Sumbar

Lepas dari Sitinjau Laut dan memasuki Indarung
Belum kelihatan kalau disana baru terjadi gempa
Tenda-tenda pesta berdiri di beberapa lokasi
Walau tak banyak yang hadir di pesta tersebut
Semakin dekat ke Siteba mulailah kelihatan
Banyak rumah yang rusak
Kami sempat nyasar dan disana banyak rumah hancur
Ketika mencari alamat adik
Kami bertemu dengan Prof Jakius Jama
Mamtan Dekan FKIP UNIB
Yang sedang menatap rumah saudaranya
“ Hah gendut, makmur orang Bengkulu ya? “ katanya
Waktu beliau Dekan, aku masih menyusui dan kurus
“ Nggak nyangka bisa gendut” katanya jelang pergi

Akhirnya kami sampai di rumah adikku
Rumah yang retak di bagian depan
Berbahaya kalau terjadi gempa susulan
Disana PAM mati, listrik mati
Tak lama kami disana
Hujan lebat membasahi bumi
Kami tampung air
Hingga persediaan air jadi banyak
Bersyukur karena ada yang punya sumur
Disanalah para tetangga adikku mengambil air bersih
Ketika hujan tak turun

Esok harinya dibawah gerimis
Kami menuju kampus UNAND
Syukurlah gedung PKM masih berdiri
Asrama putri hijaupun tenpat putriku masih utuh
FTnya terutama TE dan TM serta ruang kuliah rusak berat
“ Untung dosennya tidak masuk sore itu ” kata putriku

Perjalanan kami teruskan ke pusat Kota Padang
Masih dibawah rintik hujan gerimis
Kami kunjungi kampung Cina yang hancur lebur
Kami hanya memandangi bekas reruntuhan

Kakiku terasa bergetar ketika memandang
Gedung Bappeda tempat adikku terjebak
Alhamdulillah berkat RahmatNya
Adikku selamat

Esok harinya ketika sedang menuju Pariaman
Datang SMS adikku
“ Sedang dimana ?,
katanya akan ada gempa yang lebih besar
pulanglah cepat “
Kulihat disepanjang jalan dari Padang ke Pariaman
Masih banyak rumah yang berdiri
Aku merasa lebih aman dijalanan Pariaman
Ketimbang rumah adikku
Tak kuhiraukan SMS tersebut
Air dan pisang kami turunkan di beberapa lokasi
Suamiku tak berani masuk ke pedalaman
“ Nanti dikira kita membawa sumbangan
Plat mobil kita BD “, katanya
Setelah sampai didepan kantor walikota Pariaman
Kami kembali ke Padang

Esoknya kami tinggalkan rumah adikku dan
Kami menuju Bukittinggi hendak ke Payakumbuh
Disepanjang jalan Lubuk Alung sampai Kayu Tanam
Terlihat keganasan gempa disana
Sebagian besar rumah rusak berat
Dilembah Anai juga terlihat bekas longsor
Ada batu batu besar yang keluar dari bukit
Pemandangan yang menegangkan

Kami mampir di sate Syukur
Disana kami putuskan untuk singgah ke Malalak dulu
Di Padang Laur kami berbelok arah ke Maninjau
Kami lewati simpang Sungai Tanang
Pakan Sinayan, Koto Tuo, Balingka
Dan sampai di simpang Malalak
Cuaca waktu itu sangat bersahabat
Tidak panas dan tidak hujan
Mula-mula jalan ke Malalak mulus dan lebar
Kemudian menanjak dan jalanpun ada yang berkerikil
Kemudian kami meliwati pinggiran bukit bekas longsor
Tetapi sudah dibersihkan
Ada beberapa meter jalan yang hanya muat untuk satu mobil
Kiri dan kanannya tumpukan tanah bekas longsor
Keluar dari sana jalan kembali lebar
Dari sana kami memandang bukit yang berliku
Umumnya sudah keropos bekas longsor
Sesampai di bengkolan dengan jalan mulai menyempit
Jurangnya kelihatan dalam
Nyaliku ciut, kakiku lemas
Kami hentikan perjalanan dan kembali ke simpang Malalak

“ Kita ke Lubuk Basung menemui adik bungsuku” kata suamiku
Di Matur kami bertemu rombongan IKM Bengkulu
Yang hendak ke Lubuk Basung juga
Mereka adalah sobat suamiku
Kami beriringan dengan mereka

Dari Embun Pagi terlihat
Betapa indahnya danau Maninjau
Sudah lama sekali aku tak kesana
Ketika sambil berjalan
Mata dilayangkan ke sebelah kiri
Terlihat bukit-bukit yang mengelilingi danau Maninjau
Terkoyak-koyak dengan warna coklat hijau
Disuatu lokasi warna coklat agak lebar dari yag lain
Mulai tampak dari puncak hingga masuk danau
Tak henti-henti mataku memandang kesana

Suamiku tidak belok kiri, tapi belok kanan
Mengikuti rombongan IKM meniju Lubuk Basung
Sesampai di Lubuk Basung
Kami tak ikut ke kantor Bupati Agam

Ketika sudah bertemu dangan adik suamiku
Kami putuskan untuk menginap disana
Besoknya suamiku memilih jalan ke Pariaman
“ Biarlah jauh dari pada mendaki dengan liku-liku yang tajam “
Kami saksikan reruntuhan rumah di beberapa lokasi
Di Pariaman kami mampir ke rumah ajo Suardi
Salah seorang rombongan IKM Bengkulu
Yang sedang menghantarkan sumbangan ke wali kota Pariaman
Kami berjanji bertemu di Sijunjung dan pulang bareng

Dari Pariaman kami meliwati jalan meuju Sicincin
Banyak sekali rumah yang rusak di sepanjang jalan tersebut
Anak-anak kecil di bawah umur
Menyorongkan kotak indomi memohon bantuan
Pemandangan yang membikin tak enak hati
Lepas dari Kayu Tanam
Terbebaslah kami dari pengaruh gempa
Kami bisa dengan leluasa ke Payakumbuh
Ke Sungai Tanang ke Bukittinggi dan
Kembali Ke Bengkulu

Alhamdulillah tadi malam
Kami telah selamat sampai di Bengkulu

Catatan ini menjadi tak berarti
Dibanding catatan para relawan yang terjun ke lapangan
Aku bisa merasakan
Betapa bahagianya para relawan
Yang bisa membantu sesama
Mengurangi penderitaan para korban gempa

Ya Allah Yang Maha Pengasih
Berilah rejeki yang banyak kepada donatur
Berilah kekuatan lahir dan batin kepada relawan
Berilah imbalan yang tepat untuk mereka
Beri juga kekuatan agar para korban dempa
Bisa kembali bangkit
Menjadi lebih baik dari sebelumnya
Amin Ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 12 Oktober 2009


Hanifah Damanhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda