Jumat, 10 April 2009

LEMERSING DI MALAM PURNAMA

LEMERSING DI MALAM PURNAMA

Keindahan Banuhampu di siang hari
Yang berpagar Merapi dan Singgalang
Kami sebut LeMerSing
Dengan hamparan sawah yang membentang
Di selingi kolam-kolam ikan di halaman rumah
Sudah tersiar kemana-mana
“ Banua Darussalam “ kata perantau

Di kaki Singgalang
Tersembunyi kampungku Sungai Tanang
Ditengah Nagari Sungai Tanang
Membentang Tabek Gadang
Di salah satu rumah di tepian Tabek Gadang
Disanalah tempatku dilahirkan dan dibesarkan
Dengan penuh cinta kasih
Oleh keluarga dan sanak saudara

Jendela rumahku berlapis dua
Jendela kaca dan jendela kayu
Di malam purnama
Cahaya bulan bebas masuk ke rumahku
Lewat jendela kaca
Tak jarang jendela kayu baru di tutup
Ketika mama atau papa hendak tidur
Keindahan tersebut lebih terasa
Ketika sawah di belakang rumah
Mulai menghijau dan akhirnya menguning
Dari balik jendela kaca
Kami juga bisa menyaksikan
Lampu-lampu yang bersinar
Dari PLTD Padang Luar
Apalagi waktu itu
Kampungku belum masuk listrik

Ketika mulai remaja
Dimalam bulan purnama
Kadang kami duduk-duduk di tepian Tabek Gadang
Bersenda gurau dengan teman sebaya
Kita bisa saksikan Bulan Purnama dan bintang-bintang
Berada dalam Tabek Gadang

Suatu hari di malam bulan purnama
Kusaksikan langit bersama seseorang
Dia beritahu aku
Bintang yang bentuknya seperti layang-layang
Seakan di atas puncak Singgalang
Namanya bintang Pari
Kami putar kepala dan dia tunjukkan padaku
Yang terdiri dari tujuh bintang,
Itu bintang Biduk
Aku terpesona pada kepintarannya dan
Senyumannya yang manis
Ku rasakan malam itu sangat indah
Dan tak terlupakan


Bengkulu, 11 April 2009


Hanifah Damanhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda