LEMERSING DI MINGGU SUBUH TAHUN 70 AN
Udara pegunungan yang dingin ketika subuh
Tak halangan bagi kami
Berkumpul dilapangan
Dalam acara didikan subuh
Guru-guru mengaji di surau batu
Mengajak kami berjalan di subuh yang gelap
Mengelilingi kampung sambil berteriak
Menyebutkan Nama Allah
Lampu strongkeng dan obor
Dipaka untuk menerangi jalan
Karena belum ada listrik
Iring-iringan yang menyenangkan
Setelah berjalan
Kami kembali berkumpul dilapangan
Berbagai atraksi di gelar
Menambah semarak Minggu pagi
Kenangan masak anak-anak yang indah
Menjelanga remaja
Kampung kami terbebas dari kegelapan
Terbebas dari ketinggalan informasi
Televisi menjadi daya tarik se hari-hari
Tak ada lagi acara didikan subuh
Surau batu menjadi sepi
Lapangan menjadi sunyi
Mengaji di malam hari
Berganti jadi siang hari
Ku ingat kegiatanku di Minggu subuh
Pulang sholat shubuh di Mesjid
Pakai blus kaos dan celana selutut
Pakai sepatu olah raga
Kain panjang dan selendang
Tak lagi menjadi pakaian kami
Seperti yang dipakai uni-uni kami
Aku dan teman-temanku
Yang saling bertandang
Berlari-lari kecil menuju pasar Padang Luar
Hal yang sama dilakukan orang lain
Dari berbagai penjuru
Sesampai di Padang Luar
Kami membeli tebu potong
Perjalan kami lanjutkan menuju Jambu Air
Sambil mengulek tebu dan
Ampasnya dibuang di sepanjang jalan
Sesampai di Jambu Air
Kami balik kanan dan kembali pulang
Jalananpun sudah mulai terang
Sehingga kelihatan ampas tebu
Yang bertebaran di sepanjang jalan
Sesampai di tepian Tabek Gadang
Kami duduk-duduk dulu melepaskan lelah
Kadang-kadang yang kami lakukan setelah itu
Meloncat ke Tabek Gadang dan berenang
Pulang kerumah dengan baju basah-basah
Bengkulu, 14 April 2009
Hanifah Damanhuri
Jumat, 17 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya tunggu komentar anda