Selasa, 19 Februari 2008

MALAM KITABAH

MALAM KITABAH

Waktu kecil
Aku belajar ngaji
Di surau batu
Di malam hari

Surau batu tempatku ngaji
Berlantai dua
Di depannya membentang tabek gadang
Rumahku dan gunung merapi
Sangat indah dilihat dari surau batu
Di ujung kiri tabek gadang
Berdiri mesjid yang indah
Mesjid Jamik Sungai Tanang
Mesjid ini kemudian direnovasi
Jadi Mesjid yang besar dan megah
Dan akhirnya punah di hantam gempa

Waktu itu belum ada listrik kekampung kami
Penerangan di surau batu
Menggunakan lampu strongkeng
Dari rumahku kelihatan
Surau batu bermandikan cahaya
Di malam hari

Kadang-kadang di malam minggu
Kami membawa nasi
Untuk dimakan bersama sama
Usai acara kitabah
Aku tak tau arti kitabah
Yang ku ingat
Ada bermacam macam lomba
Seperti : ngaji, azan, dan pidato
Acara yang meriah dan membuat bahagia
Baik guru maupun orang tua

Lagi-lagi karena tergilas roda zaman
Kurangnya perhatian
Entah prhatian siapa harusnya
Surau batu yang tampilannya tambah megah
Penuh cahaya listrik di malam hari
Kini berdiri sunyi
Di tepi tabek gadang
Jauh dari suara anak-anak yang mengaji
Jauh dari merdunya suara anak-anak yang azan
Tiada lagi gegap gempita
Tepuk tangan tanda kemenangan
Begitu cerita yang kutahu

Aku berharap berita itu keliru
Aku berharap masih ada yang mau
Bebaskan suaru batu
Dari sepi dan sunyinya
Hingga kembali terdengar
Alunan suara anak yang mengaji
Merdunya azan anak lelaki
Munculnya cikal bakal calon orator
Amin Ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 19 Februari 2008


Hanifah Damnhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda