Senin, 18 Februari 2008

MENANTI MARAPULAI

MENANTI MARAPULAI

Ketika ku kecil
Masih kudapati
Jodoh wanita
Dicarikan keluarga

Sebelum jadian
Mereka saling dipertemukan
Di tempat yang ditentukan
Kalau cocok
Diteruskan dengan pinangan

Tiba saatnya menikah
Siang hari akad nikah digelar dimesjid
Yang hadir
Marapulai dan saksi
Serta ayah atau wali anak daro
Tanpa kehadiran anak daro

Aku dan teman-teman
Sering menyaksikan
Prosesi akad nikah ini di mesjid
Kami hafal ucapan Ijab Kabul
Yang kadang dijadikan senjata
Bagi anak laki-laki
Untuk mematahkan
Kesombongan perempuan
Bahwa bayaran kami (mahar) hanya sekian


Sore hari
Di rumah anak daro
Digelar pesta
Menanti alek
Tamunya adalah perempuan
Yang punya tali kekerabatan
Dengan keluarga besar anak daro
Sang tamu dibolehkan
Melihat kamar pengantin

Malam hari
Digelar pesta mananti marapulai
Pesta ini pesta lelaki
Para mamak-mamak, sumando dan datuk
Jadi tuan rumah
Keluarga marapulai dan rombongan jadi tamu
Di pesta ini
Digelar pasambahan
Seperti berbalas pantun
Antara tuan rumah dan tamu
Yang intinya adalah
Serah terima marapulai
Lengkap dengan gelar kehormatan marapulai

Setelah serah terima selesai
Tinggal marapulai yang ditemani anak kecil
Di rumah anak daro
Pada saat itu
Anak daro masih bersama keluarga
Sebelum anak daro masuk kamar
Ada acara yang digelar untuk anak daro
Acara ini acara perempuan
Marapulai tadi diminta
Keluar dulu dari rumah
Biasanya disuruh ke pincuran Mesjid

Anak daro didandani memakai kebaya
Sebelum masuk kekamar pengantin
Para wanita duduk di rumah itu
Mengambil posisi duduk bersimpuh
Anak daro sungkem memohon doa restu
Kepada semua wanita yang hadir
Umumnya anak daro menangis
Ada yang histeris
Kalau anak daro piatu
Selesai sungkem
Anak daro di minta masuk kekamar
Ada yang santai saja masuk tanpa beban
Ada yang dipaksa dulu
Di dorong dorong oleh ibu-ibu
Asyik sekali menyaksikan
Wajah anak daro
Yang di dorong masuk kekamar
Yang mendorong
Senyum senyum simpul
Mungkin teringat masa pengantinnya
Kadang para ibu sambil tertawa
Saling tukar cerita
Malam pertama mereka
Yang kami tidak mengerti
Maksudnya apa waktu itu

Setelah anak daro berada dikamarnya
Marapulai diberitahu untuk masuk kekamar
Ada yang malu-malu
Dan didorong juga dulu
Ada yang santai saja
Begitulah ceritanya di jaman dahulu

Sekarang ???
Hanya sang pengantin yang tau
Apa malam itu malam pertama
Banyak juga yang menikah
Ketika perut sudah buncit
Begitu juga yang terjadi
Di sekelilingku saat ini
Tak pilih anak siapa
Kadang anak imam di mesjid
Tak berapa lama seusai pesta
Sang kakek sudah menimang cucu
Hal tersebut sudah dianggap biasa

Ya Allah
Beratnya beban kami saat ini dan kedepan
Membesarkan anak-anak
Baik laki-laki maupun perempuan
Ya Allah
Lindungilah keluarga kami
Keturunan kami
Dari rayuan setan yang terkutuk
Tiada daya tiada upaya
Kecuali izinMu ya Allah


Bengkulu, 17 Februari 2008

Hanifah Damanhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda