Kamis, 28 Februari 2008

PESTA MAIRIAK DISAWAH BAKO

PESTA MAIRIAK DISAWAH BAKO

Sawah bakoku
Tak jauh dari rumahku
Dan bisa kupandang dari jendela rumah
Pemandangan yang indah
Ketika padi mulai meninggi
Berbuah dan menguning

Sawah bakoku ada beberapa tumpak
Ada yang milik nenekku saja
Ada yang milik saudara nenekku saja
Ada yang milik bersama
Nenek dan etekku merantau
Yang tinggal dikampuang saat itu
Papaku dan sepupu perempuannya
Sawah nenekku digarap papaku
Sawah bersama digarap oleh sepupu papaku

Dimusim padi
Ketika padi mulai berisi
Dan sawah harus dijaga
Dari burung- burung dan ayam
Aku sering diajak bakoku
Yang usianya tiga tahun diatasku
Ikut bersamanya manggora

Sambil manggora
Kami bermain
Kadang main layangan
Kadang main lore dihalaman rumah dekat sawah
Kadang main sembunyi-sembunyian bersama teman lain
Dan lain sebagainya mengikuti musim
Masa anak-anak
Masa yang indah
Tiada hari tanpa bermain

Ketika padi sudah sempurna menguning
Padi di sabit
Hasil sabitan
Di tumpuk membentuk balok
Tangkai yang berisi padi
Berada di tengah tengah
Sehingga buah padi tidak akan dimakan ayam
Tumpukkan ini dibiarkan dua malam

Tibalah saatnya padi diriak
Yaitu melepas buah padi dari batangnya (jerami)
Acara mairiak ini dibikin meriah oleh bakoku
Kaluarga besar bako
Keluarga besar papa
Beserta yang membantu mairiak
Berkumpul disawah

Yang laki-laki mengambil segumpalan batang padi
Dengan bertumpu pada dua tongkat
Para lelaki menginjak-injak padi tersebut
Sekilas kelihatan seperti menari
Setelah merasa padi sudah lepas dari jerami semua
Yang perempuan mengisai jerami tersebut
Setelah dirasa tidak ada lagi padi yang menyangkut
Jerami di lempar ditumpuk yang kadang membentuk gunung
Biasanya anak-anak akan bermain di tumpukkan jerami
Main guling-gulingan, loncat loncatan dan sebagainya

Tiba satnya makan bersama
Daun pisang di tata untuk makan berjamba
Lelaki sama lelaki
Perempuan sama perempuan
Anak-anak makan sendiri

Sambil makan bercengkerama juga
Semua wajah terlihat gembira
Makanan yang ada tandas semua
Nikmat, nikmat, nikmat sekali
Makan ketika panen padi
Nikmatnya melebihi pesta dimanapun

Tahun bertukar
Musim berganti
Sepupu papapun merantau semua
Hingga papalah yang menggarap sawah itu
Pesta mairiak disawah bako
Tak lagi semeriah dulu

Waktu terus bergulir
Anak-anak papapun
Satu persatu tinggalkan kampung
Adik-adik serta sepupu papa beserta keturunannya
Larek dirantau orang
Dengan sawah yang baru
Yang lebih luas dan luas
Yang menjamin masa depan
Anak-anak dan keturunan
Hingga sawah bako
Di garap orang lain

Ketika papa masih ada
Kulihat sawah bako
Sudah berpematang
Tanda dibagi bagi
Papa sudah membaginya
Mana bagian nenekku
Mana bagian saudara nenekku
Papa sendiri
Tidak membawa
Sawah bako kerumah kami

Bengkulu, 26 Februari 2008


Hanifah Damanhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda