Rabu, 18 Juni 2008

IJUL MAU IKAN

IJUL MAU IKAN

Kubawa bayiku dari Padang ke Bengkulu
Memasuki rumah baru PERUMNAS
Rumah yang ku ambil dengan nekad
Tipe besar dengan cicilan 60 % gajiku
Tipe kecil belum ada dapur
Aku tak punya duit untuk buat daspur
Ku pilih saja yang lengkap

Aku picing mata untuk rumah tetangga yang tumbuh dan berkembang
Aku picing mata untuk perlengkapan di dalamnya
Sebelum bongkar mesin di
Padang
Aku sudah beli
Kursi rotan untuk ruang tamu
Meja makan dari kayu
Tempat tidur kayu
Dari uang kiriman papaku

Kubesarkan ijul dengan cara sederhana
Kuberi ASI biar irit dan praktis
Dia suka makan
Ketika aku sedang menggoreng ikan atau udang
Dia sering minta makan
Aku suka menggoreng ikan dencis dan gambolo yang kecil
Utuh dari ekor hingga kepala

Suatu hari jelang lebaran ijul ngomong
“ Mama, kakak ratih baju lebarannya empat “
Aku sempat bingung
Kualitas atau kuantitas
Mumpung dia belum ngerti
Akhirnya kubeli pula bajunya empat di kaki
lima

Ketika itu kami ada keperluan ke Jakarta
Kami bawa ijul kerumah kakakku
Sebelum kepasar kakakku bertanya
“ Ijul mau makan sama apa “
“ Ijul mau ikan” jawab ijul
Pulangnya dengan bangga
Kakakku membawa ikan tuna yang sudah di potong-potong
Ikan itu digoreng
Ketika makan ijul bertanya
“ Mana ikannya ? “
Kakakku memberikan ikan tuna ke ijul
“ Bukan, ini bukan ikan “, kata ijul
Kami saling berpandangan
“Ini ikan “, jawabku
“ Mana ekor dan kepalanya ? “

Bengkulu, 19 Juni 2008

Hanifah Damanhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda