Sabtu, 28 Juni 2008

MAIN LORE

MAIN LORE

Samaso ketek dikampuang
Banyak sakali macam pamainan
Babarapo pamainan muncua tiok saat

Nan lain muncua bamusim

Kok dikana
Iyo sabana lasuah gadang dikampuang
Alah mulai tantu jalan pulang karumah
Alah bisa bamain sapueh hati
Indak ado raso sadiah
Walau bapak antah dimano
Indak ado raso ibo ati dan randah diri
Walau ragi baju indak jaleh lai
Kayo dan bansaik
Laki-laki dan padusi
Basatu di lapangan
Basatu dihalaman
Basatu ditabek

Salah satu pamaian kami adolah main lore
Ado lore abang, lore baju dan lore saribu
Masiang-masiang lore
Babedo gambar dan aturan mainno
Tapi samo-samo pakai batu layah
Kaki samo samo basigengkeng
Gambar lore diukia di tanah

Main lore gon saisuak
Acok dimainkan katiko pose
Bisa main di halaman rumah di sakitar sikola
Bisa main dihalaman sikola
Sangkek itu
Pose sakali sen noh
Tapi wakatuno lamo
Anak klas limo dan klas anam SD
Labiah suko main lore saribu
Disampiang basigengkeng
Pamain harus pandai mancari nilai nan sagadang gadangno
Pandai pulo manjumlahkan hasia nan di dapek

Takana main lore
Takana rumah gadang dakek SD
Takana bangunan SD nan rancak dan mewah
Kini rumnah gadang alah punah
SD nan rancak alah batuka roman
Arena bamain samakin sampik
Antah apo pamainan anak-anak kini
Antahlah
Nyampang kok santiang generasi saisuak
Baiak strategi mapun katarampilan
Mungkin dek alah dilatiah sajak kicik
Liwaik pamainan

Bangkulu, 29 Juni 2009

Hanifah Damanhuri

He he he lasuahlo babaso kampuang ooiii

Kamis, 26 Juni 2008

SELIMUT MERAH

SELIMUT MERAH

Di kampungku waktu itu
Selimut merah cap angsa
Selimut bawaan marapulai ke rumah anak daro
Dimalam pertama pulang

Selimutku juga selimut merah cap angsa
Hangat dan tahan lama
Kebiasaan ABG dijamanku
Saling bertandang
Kadang teman-teman tidur dirumahku
Selimut merah yang lebar
Menutupi tubuh kami semua

Sangat jarang kami tidur sendirian
Kadang kami belajar bersama
Kadang cuman berkumpul-kumpul saja
Baca novel,majalah, cersil dan koran
Main kartu, main halma
Bercerita kian kemari
Cerita tentang pacar
Cerita tentang cowok idaman
Cerita tentang orang lain
Yang bisa menghabiskan waktu
Santai sekali kami waktu itu

Suatu hari aku tidur siang
Tak biasanya aku tidur siang
Papa periksa jidatku
Papa pasang selimut merah ketubuhku
Kali papa kira aku sakit

Ketika aku baru jadi mahasiswa IKIP Padang
Selimut merahku ku tinggalkan saja di kampung
Suatu hari papaku datang ke Padang
Papa bawakan selimut merahku
Aku jadi manyun
Teman-teman yang lain tertawa
Karena diantara mereka
Tidur pakai dalaman ditutup kain panjang
Entah bagaimana perasaan papaku waktu itu
Selimut merahkupun terpaksa dibawa pulang

Sekarang
Ketika demam
Aku rindu papaku
Semoga beliau berada ditempat yang lapang
Di alam sana. Amin


Bengkulu, 27 Juni 2008


Hanifah Damanhuri

Senin, 23 Juni 2008

PUTRI MUHARNI

PUTRI MUHARNI

Sosoknya mungil tapi manis
Senyumnya ikhlas
Membuatku senang tersenyum padanya
Cerdas, rajin dan bersemangat untuk maju
Sahabatnya Endina Putri sama mungil dan manisnya
Kemana-mana sering bersama

Suatu hari
Aku dan putri se angkot menuju kampus
Putri berceritra
“ papanya Nizamuddin karyawan bank BNI Bengkulu
dan mamanya Marnis pada tahun tahun 1995.
mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat.
Papa dan mama berasal dari Painan SUMBAR.
Sejak itu hidup kami bersaudara jadi tidak menentu
Akhirnya putri di asuh bapak Masbudi Hanifah pimpinan bank BNI Bengkulu
Ketika beliau hijrah ke Jakarta putri di ajak hingga tamat SD
Putri kembali ke Bengkulu ikut adik mama dan masuk ke SMP I
Sahabat putri Rosalina Dwiyanti
Meminta mamanya mengangkat putri jadi saudara
Sejak itu sampai kelas 2 SMA
Putri tinggal bersama keluarga Ayah Rustam orang Lintau SUMBAR
Dari kelas 2 SMA sampai sekarang putri kembali ke adik mama “

April 2008
Di acara yudisium FT
Mama Rufita salah seorang mahasiswaku yang yudisium
Ketika kami bersalaman beliau bercerita
“ Putri Muharni adalah anak angkatnya,
Rosalina adalah adik Rufita temannya si putri di SMP “
Di bulan yang sama
Putri dan Endina Putri seminar proposal berbarengan
Ketika itu Endina Putri sempat berlinang air mata
Endina putri anak dari temanku Dr Endang Widi Winarni

Bulan ini kegiatanku padat sekali
Musim UAS
Musim menguji skripsi
Hingga aku kelelahan dan akhirnya demam
Sebelum demam aku sempat menguji skripsi si Endina Putri
Endina Putri sukses mempertahankan skripsinya tanpa air mata

Ketika badanku sedang panas-panasnya
Si Putri Muharni bertanya, apa aku bersedia mengujinya ?
Aku tercenung
Perasaanku yang bermain
Ku tunda berarti tertunda satu semester
Masih belum sempurna segar badanku
Kuhadapi juga ujian skripsi si putri kemaren
Aku mendampingi Dr Edi penguji utama
Alhamdulillah
Si Putri Muharni sukses dengan air mata berlinangan


Bengkulu, 24 Juni 2008


Hanifah Damanhuri

Rabu, 18 Juni 2008

IJUL MAU IKAN

IJUL MAU IKAN

Kubawa bayiku dari Padang ke Bengkulu
Memasuki rumah baru PERUMNAS
Rumah yang ku ambil dengan nekad
Tipe besar dengan cicilan 60 % gajiku
Tipe kecil belum ada dapur
Aku tak punya duit untuk buat daspur
Ku pilih saja yang lengkap

Aku picing mata untuk rumah tetangga yang tumbuh dan berkembang
Aku picing mata untuk perlengkapan di dalamnya
Sebelum bongkar mesin di
Padang
Aku sudah beli
Kursi rotan untuk ruang tamu
Meja makan dari kayu
Tempat tidur kayu
Dari uang kiriman papaku

Kubesarkan ijul dengan cara sederhana
Kuberi ASI biar irit dan praktis
Dia suka makan
Ketika aku sedang menggoreng ikan atau udang
Dia sering minta makan
Aku suka menggoreng ikan dencis dan gambolo yang kecil
Utuh dari ekor hingga kepala

Suatu hari jelang lebaran ijul ngomong
“ Mama, kakak ratih baju lebarannya empat “
Aku sempat bingung
Kualitas atau kuantitas
Mumpung dia belum ngerti
Akhirnya kubeli pula bajunya empat di kaki
lima

Ketika itu kami ada keperluan ke Jakarta
Kami bawa ijul kerumah kakakku
Sebelum kepasar kakakku bertanya
“ Ijul mau makan sama apa “
“ Ijul mau ikan” jawab ijul
Pulangnya dengan bangga
Kakakku membawa ikan tuna yang sudah di potong-potong
Ikan itu digoreng
Ketika makan ijul bertanya
“ Mana ikannya ? “
Kakakku memberikan ikan tuna ke ijul
“ Bukan, ini bukan ikan “, kata ijul
Kami saling berpandangan
“Ini ikan “, jawabku
“ Mana ekor dan kepalanya ? “

Bengkulu, 19 Juni 2008

Hanifah Damanhuri

Selasa, 17 Juni 2008

LIBURAN

LIBURAN

Liburan ketika aku remaja
Ketika aku jadi tuan rumah
Ku bawa mereka
Mandi di pincuran
Berenang di Tiagan
Mendaki ke Pinus
Makan disawah
Duduk-duduk di tepian Tabek Gadang
Semua menyenangkan dan tak terlupakan

Giliran anak-anakku ABG
Aku selalu berusaha
Membawa mereka pulang kampung
Biar mereka ketemu kakek dan neneknya
Biar mereka menikmati indahnya kampung
Kubiarkan mereka mandi-mandi sepuasnya di tabek
Main kesawah ikut temannya dikampung
Sampai kulit mereka jadi bersisik

Masih kuingat waktu itu
Uang gajiku tak pernah berlebih dari bulan ke bulan
Hingga aku tak punya tabungan
Kuakalin saja gaji bulanan untuk ongkos PP
Tak peduli dengan oleh-oleh untuk siapapun
Tak peduli kami jadi beban
Toh mamaku pensiunan dan punya sawah
Kolam ikan, ayam dan itik juga ada
Kakakku juga tidak keberatan kalau kukunjungi
Dengan santai kami ngomong
" Kami pulang gaya mahasiswa "

Suatukali ketika hendak kembali ke Bengkulu
Mamaku memintaku untuk membawa nasi untuk bekal di jalan
Aku tidak menggubrisnya
Ku bilang ke mama " Di jalan banyak rumah makan, nasinya panas "
Diam-diam mamaku tetap membungkuskan nasi untuk kami
Dengan enggan aku membawanya
Ditengah jalan mobil macet dipesawangan
Jauh dari rumah makan
Betapa malunya aku ke diri sendiri
Betapa panjangnya pikiran orang tua

Liburan telah tiba
Kali ini gadisku ingin naik pesawat ke Jakarta
Biar irit
Gadisku sudah liburan duluan
Mulanya mau berangkat sendirian
Alhamdulillah papanya dikirim ke Jakarta pada tanggal yang sama
Akhirnya mereka bisa bersama

Ku biarkan gadisku berlibur ke Jakarta
Biar ketemu saudaranya
Biar bertambah wawasan
Biar muncul rasa syukur
Biar punya cita-cita

Pesawat yang akan mereka tumpangi
Tak kunjung datang
Setelah 2 jam menunggu
Pesawat datang juga
Baru beberapa menit naik pesawat
Semua penumpang turun kembali
Mesin tidak bisa nyala
Tunggu 30 menit lagi.
30 menit berubah jadi 2 jam
Akhirnya mesin bisa nyala
Penumpang kembali naik ke pesawat

Sekarang aku kena batunya
Ketika pertama naik pesawat dulu
Dan tidak bisa mendarat di Bengkulu
Hingga bolak balik ke Palembang
Aku tenang-tenang saja
Menikmati goncangan pesawat menembus awan
Anak-kecil yang pada menangis
Orang tua yang pada berzikir
Landasan pacu yang tidak kelihatan
Tak sadar betapa gelisahnya yang menunggu
Betapa berat rasanya aku melepas mereka pergi
Wajahku sedikit tegang
Terbayang andai mesinnya berhenti di udara
Mulutku jadi komat kamit berdoa
Memohon pada Allah
Selamatkan perjalanan mereka

Satu jam kemudian
Perasaanku jadi lega
Mereka selamat sampai di Jakarta
Alhamdulillah


Bengkulu, 17 Juni 2008


Hanifah Damanhuri

Kamis, 12 Juni 2008

MIMPI BURUK

MIMPI BURUK

Semalam Aku bermimpi
Rasanya aku dibawa ke masa silam
Se akan-akan aku bahagian dari masa itu

Waktu itu
Hanya sekejab nikmatnya jadi orang merdeka
Merdeka dari penjajahan asing

Teman seperjuangan
Yang dipercaya jadi pimpinan
Lupa daratan

Perasaan tertekan oleh teman seperjuangan
Lebih sakit dari di jajah bangsa asing
Muncul perasaan berontak
Ingin urus diri sendiri

Kami galang persatuan
Sesama daerah yang tertindas dan terkesampingkan
Kami gempur pusat
Walau senjata kami terbatas

Tak mudah melawan pusat
Banyak korban yang jatuh
Banyak perempuan yang diperkosa
Harta benda juga ludes
Kehidupan menjadi sangat sulit

Tentara yang dikirim dari pusat
Ada juga putra daerah
Yang loyal kenegara kesatuan
Demi tugas
Tentara tersebut ikut menyerang
Kampung halamannya
Hingga peperangan reda
Jadilah mereka
Pahlawan negara
Yang dapat tanda jasa

Sialnya
Keadilan yang kami perjuangkan
Sia-sia adanya
Kami dianggap pemberontak
Sepak terjang kami di batasi
Peluang kami menuju kepuncak
Patah ditengah jalan

Tiba-tiba aku terbangun dari mimpi
Tapi teringat terus akan mimpi
Membuat kumerenung
Haruskan generasi muda tau cerita ini ?

Hari berganti hari
Generasi muda tidak tau lagi sejarah
Mata terbelalak
Mulut ternganaga
Ketika para ahli dan orang tua bercerita
Tentang perang PRRI
Tentang ABSSBK yang belum terlaksana
Penyebab mundurnya warga ranah
Benarkah ???


Bengkulu, 9 Juni 2008


Hanifah Damanhuri

DAMPAK PRRI

DAMPAK PRRI


Mimpi burukku selalu menahantui pikiranku
Semakin ku pikir
Semakin ku terbawa
Ke kesimpulan
Yang kuharap itu salah

Huuuhhhh
Bukan sifatku
Memendam suatu keinginan untuk tahu

Ku ingat lagi mimpiku
Tentang TNI yang berasal dari Minang
Yang ikut menyerang Minang demi NKRI
Memanfaatkan preman untuk di adu
Hingga warga ranah
Bingung
Siapa kawan
Siapa lawan
Hingga akhirnya ranah kalah
Dan kehilangan segalanya
Termasuk kepercayaan terhadap sesama

Tak berapa lama setelah PRRI usai
Muncul lagi G 30 S PKI
Lagi-lagi yang terjadi
Perang antar sesama
Yang konon kabarnya
Gerakan ini sangat kejam
Hingga luka rakyat semakin menganga, menganga dan menganga
Kisah ini menenggelamkan perang PRRI
Hingga tak banyak generasi muda yang bertanya

Kutanya mantan TNI
Yang bertugas di ranah waktu itu
Berikut diantara dialog kami
Kenapa ikut menyerang ranah, apa bapak tidak cinta ranah?,
“ Saya TNI, dan saya seorang Nasionalis yang cinta
Indonesia
Kenapa memanfaatkan preman ?
“ Itu strategi yang sudah ada di kodam sebelum saya datang “
Apa tidak menyesal ?
“ Masa lalu tidak bisa di ubah “
“ Saya cinta ranah “
“ Saya mendorong agar warga ranah ke depan BERSATU “
Apa untuk menghapus jejak?
“ Jangan menghina saya, saya bukan pengecut, bacalah biografi saya”

Ku ingat-ingat juga
Betapa mesranya hubungan beliau dangan alm bapak Chaidir
Yang mantan tentara pelajar
Hingga tak ada alasan bagiku untuk marah

Sebagai generasi muda
Yang tidak terlibat perang
Dan tidak trauma
Marilah kita bangun
Rasa saling percaya
Dan bersatu untuk maju
Demi ranah yang tercinta

Bengkulu, 13 Juni 2008


Hanifah Damanhuri

Rabu, 04 Juni 2008

LESEHAN


Hari sudah pukul 9.00
Juru kunci Lab belum juga datang
Ku coba hubungi ke HP mereka
Semua tulalit

Tiga puluh menit berlalu
Kalau aku nyari ruangan
Belum tentu dapat
Sementara ini perkuliahan terakhir
Dengan materi yang cukup padat dan berat

Sebenarnya ruangan kuliahku di GB 3
Aku tak betah di GB 3
Entah salah apa
Suara-suara mahasiswa yang tidak kuliah
Sangat mengganggu perkuliahan
Suaraku kalah kencang
Kadang kepalaku jadi pusing jadinya

Saat pembagian tugas awal semester yang lalu
Aku masih berstatus dosen FMIPA
Hitung-hitung sebagai kenangan terakhir di FMIPA
Aku meminta untuk mengasuh Kalkulus
Matakuliah yang sangat ku suka
Aku meminta ruangan kuliah di lab saja
Masalah yang kutemui di lab
Aku tergantung ke juru kunci

Kemaren setelah bosan menunggu
Ku ajak mahasiswa ke lantai dua
Mahasiswa kuajak lesehan
Terasnya lumayan luas
Tempat tersebut sangat nyaman
Karena dikelilingi pepohonan yang menghijau
Jauh dari kebisingan

Kukatakan pada mahasiswa
Duduklah sehingga saudara merasa nyaman
Perlapang hati
Kita nikmati saja suasana yang lain dari biasa
Dengan tiupan angin yang sepoi-sepoi

Kuminta mahasiswa mengeluarkan buku dan alat tulis
Ku jelaskan materi dengan membaca buku
Tak lama kemudian seorang mahasiswa permisi
Dan kembali dengan membawa papan tulis
Ukuran lebih kecil dari biasanya
Alhamdulillah
Papan tersebut langsung kami manfaatkan
Proses belajar mengajar berlangsung seperti biasa
Kalau aku lagi capek berdiri atau ngomong
Mahasiswa yang kuminta maju ke depan

Sedang asyik-asyiknya
Juru kunci datang
Aku tercengang
Mahasiswa menolak masuk ruangan
“ Enak juga lesehan bu “ kata mereka
Alhamdulillah
Akhirnya aku dapat menuntaskan tugasku
Semoga saja mahasiswaku
Menguasai materi yang kuasuh. Amin

Bengkulu, 5 Juni 2008

Hanifah Damanhuri

PESAWAT MELINTAS DI LEMERSING

PESAWAT MELINTAS DI LEMERSING

Ketika aku masih kecil
TV belum masuk kekampungku
Kami para ABG
Asyik bermain mengisi waktu
Banyak sekali mainan kami
Main andok-andok an
Main kucingan
Main bola dinding
Main lore
Bakacimpuang di kolam
Dan lain sebagainya

Mainan yang memanfaatkan benda
Umumnya dibikin sendiri
Mobil-mobilan dibikin dari jeruk Bali
Bola untuk main longkah atau main kucingan
Dibikin dari karet gelang
Congklak dibikin dengan melobangi tanah
Kerikil jadi buahnya
Dan lain sebagainya

Letak kampungku jauh dari jalan raya
Kalau sesekalu ado oto yang melintas di kampung
Anak lelaki berlari-lari mengejar oto tersebut
Kapan perlu bergelayut di belakang

Sesekali iring-iringan pedati yang lewat
Pedati yang membawa dagangan
Entah dari mana dan mau kemana
Aku tidak tau
Yang menarik dari pedati adalah bunyi gentanya

Kalau pesawat yeng melintas di atas LEMERSING
Anak-anak berteriak-teriak sekuat tenaga
" Kapatabaaaang, baok den cieeekkkk
Kapatabaaaanggg, pai cieeeeekkkkkk "
Seakan akan teriakan tersebut terdengar ke pesawat
Mata kami tak lepas-lepas memandang pesawat
Sampai pesawat tak terlihat lagi

Suatu kali Heli kopter
Mendarat di sawah di Padang Luar
Berbondong-bondong masyarakat mendatangi sawah tersebut
Aku juga ikut
Wuih, tiupan anginnya kencang sekali
Wah gimana rasanya naik pesawat ??

Ketika jadi PNS
Beda tiket pesawat dengan tiket mobil lumayan
Beberapakali sayap pesawat kulipat masuk kantong
Sayap pesawat di sulap jadi benda yang di impikan selama ini

Suatu hari
Aku terpaksa naik pesawat
Menghindari macet di Merak
Entah sial entah mujur
Pesat dua kali tidak bisa mendarat di Bengkulu
Hingga dua kali mampir mendarat di Palembang
Alhamdulillah
Pertama naik pesawat
Akibat bolak balik
Berangkat subuh dari Jakarta
Sampai jam 4 sore di Bengkulu
Yang menunggu sudah gundah kehilangan kontak
Yang terbang tenang-tenang saja menikmati perjalanan


Bengkulu, 4 Juni 2008



Hanifah Damanhuri

Senin, 02 Juni 2008

PELANGI DI LEMERSING

PELANGI DI LEMERSING


Tiada alam seindah di LEMERSING
Apalagi kalau disaksikan dari jendela rumahku
Kadang kita bisa menyaksikan
Mentari pagi memberi warna keemasan ke gunung Singgalang
Gunung Singgalang terlihat sangat indah
Lama-lama sinar keemasannya sirna
Dunia terlihat terang benderang

Kadang kala di gunung Singgalang
Muncul pelangi yang indah sekali dipagi hari
Bentuknya yang lucu dan berwarna warni
Se akan-akan membentuk jalan ke langit
" Mangindo, mangindo, ado mangindo "
Begitu kata anak-anak berteriak
Menyaksikan indahnya pelangiTak lama kemudian
Pelangipun menghilang diterpa mentari pagi

Di tengah hari
Di tabek gadang
Kadang kita bisa saksikanAda pelangi yang melingkari matahari
Pertanda gerimis ditengah hari
Pelangi ini jarang dinikmati

Mentari sore yang akan beristirahat
Kadang sinarnya memberi warna keemasan ke gunung Merapi
Mula-mula sebagian besar berwarna keemasan
Gunung Merapi kelihatan indah sekali
Pelan-pelan warna keemasan mendaki kepuncak
Hingga hilang di telan gelapnya senja jelang malam
Kadangkala di sore hari pelangi bertengger di gunung Merapi
Menambah indahnya pemandangan
Apalagi menyaksikan pelangi
Bersama teman-teman
Sambil bergurau
Dan berendam kaki di tepian tabek gadang

Di rantau orang
Aku hampir tak tau
Kapan pelangi muncul disekitar rumahku

Di rantau orang
Aku tak bisa saksikan
Indahnya mentari pagi

Dirantau orang
Mentari sorepun
Tetap garang
Sampai hilang ditelan malam
Atau hilang masuk laut


Bengkulu, 2 Juni 2008


Hanifah Damanhuri