Kamis, 18 Maret 2010

TIGA TUNGKU SEJARANGAN

TIGA TUNGKU SEJARANGAN

Tiga tungku sejarangan
Kuterjemahkan dengan tungku
Yang kakinya ada tiga
Sehingga kuali atau periuk di atasnya
Terletak seimbang dan mantap

Ketiga kaki ini
Kalau diproyeksikan
Akan membentuk bangun segitiga
Yang memberi ruang
Agar kayu saling bersilang
Udara bebas bersileweran
Hingga api jadi menyala
Sempurna dan merata

Namun tungku tiga kaki ini
Tak kuasa bertahan
Oleh pergantian musim
Dan pergantian bahan bakar

Tiga tungku sejarangan
Dipakai juga untuk menggambarkan
Tiga pilar yang membangun
Budaya Ranah Minang yaitu:
Alim-Ulama
Cerdik-Pandai
Niniak-Mamak

Ketiganya saling bahu membahu
Dalam posisi yang sama tingginya
Andai yang satu lebih tinggi
Atau yang satu lebih rendah
Akan terjadi ketimpangan

Kalau kurenungkan
Aku jadi bingung
Kenapa pilar-pilar ini
Berdiri sendiri ?

Urusan dunia
Serahkan ke Cerdik-Pandai
Urusan akhirat
Serahkan ke Alim-Ulama
Urusan tanah ulayat dan adat istiadat
Serahkan kepada Ninik-Mamak

Bagaimana kalau kelompok Cerdik-Pandai
Tak beradat atau tak alim?

Bagaimana kalau kelompok Alim-Ulama
Tak cerdik ?

Bagaimana kalau kelompok Ninik-Mamak
Tak alim atau tak cerdik ?

Semakin kurenungkan
Semakin kubingung
Masih cocokkah
Ketiga pilar yang terpisah
Dipertahankan berdiri sendiri?

Bukankah sebaiknya
Setiap insan yang hidup saat ini
Mengasah dirinya
Menjadi manusia
Alim serta beradat
Cerdik dan pandai
Agar hidupnya
Selamat di dunia dan di Akhirat

Apa aku yang salah mengerti
Dalam memahami
Arti tiga tungku sejarangan?
Bantulah aku wahai para ahli

Bengkulu, 18 Maret 2010


Hanifah Damanhuri