RINDU MASAKAN MAMA
Senakal-nakalnya anak-anak
Secerewet-cerewetnya aku mamanya
Kalau sudah berpisah
Sama-sama didera rindu
Aku tercenung
Memandang masakan yang kumasak
Lama betul habisnya
Berbeda ketika ada anak-anak
Kita masih menggoreng ikan atau ayam atau dendeng
Gorengan yang sudah matang
Mereka kudok satu persatu
Selesai menggoreng gorengan
Sudah sekian potong yang mereka kudok
“Masa pertumbuhan ma “
Katanya padaku yang cemberut
“ Ma kirimin aku sambal “ kata anak gadisku
Kubuatkan dia rendang ayam
Ku kirim lewat travel
“ Mama tq sambalnya…Enaak “
“Ma kirimin aku sambal “ kata anak bujangku
“ Beli aja di rumah makan “ jawabku
Ku lihat tulisan di FBnya
“ Ibu, dirimu dengan penat dan letihmu...
Pengabdianmu untuk hidangan berbuka dan sahur
bukanlah hal biasa, ia adalah istimewa.
Engkau adalah wanita mulia,
mujahid logistik di rumah tangga.
Kalaulah boleh dianalogikan dengan sebuah riwayat
yang ditutur...kan Sa’ad,
engkau lebih pantas menyandangnya saat ini.....”
Aku jadi berfikir ulang
Apakah akan kubiarkan anakku
Rindu masakan mamanya
Bengkulu, 28 Agustus 2009
Hanifah Damanhuri
Jumat, 28 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya tunggu komentar anda