Minggu, 13 September 2009

BELUM LEBUR DENGAN ALAM

BELUM LEBUR DENGAN ALAM

Aku kira aku sudah mengerti tentang
Arti sahabat menurut bung RA
“Aku, Aku dan AKU
Semuanya tunduk pada Sang Pencipta “

Ternyata apa yang kutulis dalam
“ Terima Kasih Sahabat “
Ketika dikupas habis oleh bung RA
Hasilnya seperti di bawah ini

“ Berkaitan dengan puisi "terima kasih sahabat",
maka mohon ijinkan saya utk berbagi perspektif berikut:

a. Munculnya terminologi "sahabat terbaik ku" dlm puisi itu
menimbulkan impresi bhw sang penulis
masih belum lebur dgn alam semesta ini.
Jika muncul istilah "sahabat terbaik",
maka secara tdk langsung pasti ada dikotomi berikutnya
yaitu "sahabat baik" dst hingga "sahabat terjahat".

b. Jika butir a di atas terjadi,
maka impresi berikutnya adalah si penulis puisi
hanya mengganti istilah "sahabat", "kawan" hingga "lawan berat"
menjadi suatu efuimisme menggunakan kata "sahabat".

c. Jika butir b terjadi, maka impresi berikutnya adalah
sang penulis belum benar-benar mampu menjadikan
seluruh isi jagad raya ini sebagai sahabatnya.
Baik dlm arti arafiah berupa berfikir positif
atas kehadiran berbagai macam makhluk
yg menyertai kehidupan nya di muka bumi ini,
ataupun dalam arti YAKIN dan PERCAYA
akan hakekat penciptaan dan
hakekat kejadian yg ditetapkan ALLAH
atas semua ciptaan NYA.

Di sisi lain, pada puisi "terima kasih sahabat"
juga terlihat adanya kesadaran penulis
ttg hikmah suatu kejadian.
Atas hal itu, barangkali baik jika Uni mencoba menggunakan
"kesadaran akan hikmah" ini
sebagai perspektif penting dalam berusaha
utk bisa lebur dgn jagad raya ini. “

Terimakasih bung RA
Analisa bung RA sangat tajam
Ternyata aku belum ada apa-apanya
Dari yang seharusnya

Bisa memahami hikmah saja
Aku senangnya luar biasa
Aku merasa plong sudah berkata
“ Terima kasih sahabat-sahabatku “

Aku akan berusaha
Walau ternyata tidak mudah bersahabat
Dengan diri sendiri dan jagad raya
Yang membawaku tunduk kepada Allah SWT

Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Berilah aku petunjukMu
Jadikanlah aku orang yang sabar
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 14 September 2009


Hanifah Damanhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda