Kamis, 24 September 2009

TERBAYANG SUNGAI TANANG

TERBAYANG SUNGAI TANANG

Hari ini belum ada tamu yang datang ke rumah
Anak-anakpun sejak dari pagi telah keluar rumah
Pergi menghabiskan sisa liburan
Bersama teman-temannya

Ingatanku melayang
Terbayang Sungai Tanang
Tabek gadang yang penuh orang berbiduk-biduk
Ada biduk besar dan ada biduk kecil

Terbayang buaian kaling
Yang dipasang di lapangan di depan SD
Yang di putar pakai tenaga manusia
Siang hari isinya anak-anak dan remaja

Malam hari isinya ibu-ibu pakai mukena
Yang pulang sholat di mesjid
Riuh rendah suara mereka
Menahan gamang ketika di angkasa

Terbayang lagi tatkala aku remaja
Betapa kompaknya remaja di dua jorong
Jorong Sungai Tanang Gadang
Jorong Sungai Tanang Kecil
Tiga hari tiga malam
Kami keluar masuk rumah setiap remaja
Saling bersilaturahim

Di malam yang lainnya
Beberapakali lebaran aku dan teman-teman
Pergi menonton film dibioskop Bukittinggi
Pulangnya jalan kaki dengan jarak 6 km
Tak peduli dengan hawa dingin pegununagn
Kenangan yang indah

Pertama kali kami berlebaran tanpa mama
Aku meratap pulang dari lapangan
Biasanya semua tersedia
Terpaksa semuanya kuambil alih
Tertbayang pula adiku tertawa
Menu yang kuhidangkan sangat sederhana
Untuk menu dihari raya
Langkahkupun tak lagi sebebas ketika ada mama
Betapa kasih mama tiada tara

Terbayang pula ketika sepupuku dari Jakarta
Pulang dengan keluarga besar dan besan-besannya
Tidur bergelimpangan ditengah rumah
Makan tak bisa lagi di tata
Diletakkan saja semua dimeja
Siapa yang mau makan amibil sendiri
Apa saja yang dimasak
Laris manis tak bersisa
Yang memasak jadi puas dan bangga

Ketika anak-anak masih kecil
Libur ke Sungai Tanang
Berarti kesempatan mandi-mandi di kolam
Mereka habiskan waktunya mandi-mandi
Bersama teman-teman dikampung
Hingga kulit jadi bersisik
Namun raut bahagia
Menghiasi wajah mereka

Ya Allah yang Maha Kuasa
Temukanlah kembali kami
Dengan bulan Ramadhan tahun depan dan
Limpahkanlah rejekiMu pada kami serta
Izinkanlah kami untuk berlebaran di Sungai Tanang
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 24 September 2006


Hanifah Damanhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda