Rabu, 30 September 2009

Gempa Sumbar

GEMPA SUMBAR

Inalillahi Wainailaihi Rajiun ..
Ketika kurasakan tempat berpijak bergetar
Aku lari ke luar rumah dan
Berkumpul dengan warga disekitarku

Kami saling pandang
Ingin memastikan apa gempa sudah reda
Lalu terkenang-dengan gempa-gempa sebelumnya
Setelah benar-benar reda
Kami kembali kerumah
Lalu menyetel TV
Ingin tahu dimana puisat gempa dan
Berapa kekuatannya

Tak lama muncullah berita yang kami tunggu
Pusat gempa di Pariaman Sumbar dengan kekuatan 7,6 SR
Pikiranku mulai tak tenang
Ku sambar HP
Anakku kirim SMS memberitahu
" Ma, Gempa besak nian
Asrama retak-retak tak bisa ditunggui
Gedung Pusat Kegiatab Nahasiswa runtuh"

Dilla pakai apa keluar dan bawa apa ? tanyaku
" baju tidur, bawa uang, dan AlQuran"
Sekarang mahasiswa dikumpul dimana ?
" Di Mesjid, rumah-rumah di bawah terbakar ma "
Aku bersyukur anakku selamat

Kucoba hubungi adikku, kakakku, pak etekku
Tak ada jawaban
Sekitar puikul 21 kakakku menelpon
" Alhamdulillah Payakumbuh aman, Hilma di Padang selamat
Tadinya dia sempat terjebak reruntuhan kantornya
Allah menunjukkan jalan padanya dan
Berhasiil keluar dari reruntuhan
Ada dua temannya belum jelas nasibnya
Uni akan telpon yang laun dulu ya " katanya


Akui belum berhasil menggubungi adikku Hilma
Aku juga belum tahu bagaimana nasib
Saudaraku yang lain
Semoga mereka selamat dalam musinah ini

Semoga para korban
Tabah dan ikhlas menghadapi cobaan ini
Dan semoga para korban yang tewas
Diampuni dosanya
Dan ditempatkan ditempat yang layak
Amin

Bengkulu, 30 September 2009


Hanifah Damanhuri

Senin, 28 September 2009

BALINGKA

BALINGKA

Begitu terdengar nyanyian
“ Lapeh nan dari kelok Sikabu
Dilingkuang bukik jo gunuang Singgalang
Balingka desanyo tigo
Batu Tagak takana juo

Takana maso denai ka pai
Bundo malapeh denai jo ibo hati
Basabalah mandeh mananti
Di Batu Tagak nanti kan denai …. “

Tak terasa air mata mengalir
Terbayang orang tua
Terbayang kampung
Terbayang sanak saudara
Terbayang teman bermain

Balingka yang tak jauh dari kampungku Sungai Tanang
Telah menorehkan kenagan sendiri bagiku
Kesana aku dan sahabat karibku berlebaran
Ketika kami ABG
Aku menemaninya berkunjunng ke rumah bakonya
Dan mengunjungi rumah ibu tirinya
Kami berpindah dari satu bukit ke bukit yang lain
Perjalanan yang melelahkan tapi menyenangkan
Kadang kami menginap disana
Saat itulah sahabatku bisa berkumpul dangan bapaknya
Terpancar raut bahagia diwajahnya

Aku banyak belajar tentang kehidupan
Di rumah keluarga sahabatku
Bagaimana mereka berjuang tanpa mengeluh
Berhitung untuk yang akan dikeluarkan dan
Yang akan disisihkan untuk ditabungkan
Dari penghasilan beternak, bertani dan berjualan

Sahabatku yang lincah dan serba bisa
Bersamanya aku menghabiskan waktu
Belajar, bermain kartu, basket, pramuka dan
Merenangi Tabek Gadang dari ujung ke ujung
Sesekali menonton gratis di biosdkop Sofia
Ah banyak lagi kenanganku bersamanya

Mengenang Balingka
Membuat kenangan lama
Terkuak kembali
Aku rindu padamu Eri


Bengkulu, 29 September 2009


Hanifah Damanhuri

NB. Tulisan ini buat Ryan di Malaysia yang lagi rindu Balingka

Minggu, 27 September 2009

MENDUNG DILANGIT BENGKULU

MENDUNG DILANGIT BENGKULU

Hari ini adalah hari pertama masuk kampus
Namun sejak tadi pagi
Gerimis menyiram bumi Raflesia ini
Awan kelabupun enggan pergi

Aku jadi ragu untuk berangkat
Kebetulan jadwalku kosong hari ini
Entahlah kalau nanti gerimis reda
Minimal aku akan bersilaturahim

Beberapa hari yang lalu
Suasana lebaran yang ceria
Ternoda oleh berita
Ditemukannya mayat seorang pejabat PU
Dengan leher hampir putus
Tempat tinggal almarhum tak jauh dari rumahku
Innalillahi Wa Innailaihi Rajiun

Beberapa tahun belakangan
Setuap tahunnya ada saja tetanggaku di radius 1 km
Mati menggenaskan

Terasa baru kemaren kejadiannya
Suami membunuh istri denagn pisau dapur
Di hari pertama puasa
Sang suamipun akhirnya meninggal di penjara
Tinggallah dua orang anak yang yatim piatu
Bersama neneknya yang dulu istri pejabat

Terasa baru kemaren kejadiannya
Anak lelaki yang agak terbelakang
Biasanya bermain di seputar tempat tinggal
Ditemukan tewas dengan leher menganga
Ditepi pantai yang jauh dari rumahnya
Untung mamanya sempat memasangkan kalung
Dengan leontin berisi alamat dan telp rumahnya
Beberapa hari sebelum kejadian

Korban kecelakaanpun tak sedikit jumlahnya
Baik kecelakaan tunggal akibat jalan rusak
Maupun kecelakaan adu kambing
Karena kebut-kebutan

Memang benar
Ternyata sangat dekat kematian itu
Sudah siapkah kita ???


Bengkulu, 28 September 2009


Hanifah Damanhuri

Sabtu, 26 September 2009

HARAPAN BARU SEMANGAT BARU

HARAPAN BARU SEMANGAT BARU

Setelah menjalani serangkaian ibadah di bulan Ramadhan
Dan kitapun telah merayakan hari kemenangan
Walau sebenarnya kita tidak tahu pasti
Apa kita termasuk yang menang atau bukan
Karena “ MENILAI itu adalah HAK ALLAH “ kata ustadz

Dari awal Ramadhan aku telah memasang niat dan harapan
Semoga rangkaian ibadah yang ku lakukan
Dapat memberikan Rahmat
Dapat menghapuskan dosa
Dapat memberikan berkah
Kepadaku yang menjalani ibadah

Dengan berbaik sangka kepadaMu Ya Allah
Yang Maha Pengasih
Yang Maha Penyayang
Yang Maha Bijaksana ….
Aku anggap diriku termasuk orang yang menang
Terbebas dari dendam, iri, dengki dan penyakit hati lainnya
Dan perasaankupun terasa lebih tenang dan damai

Untuk melangkah kedepan
Aku coba pasang
Harapan baru
Semangat baru
Biar usiaku yang tersisa
Bermanfaat bagi orang banyak

Ya Allah yang Maha Kuasa
KepadaMu aku menyembah
KepadaMu aku meminta tolong
Berilah aku petunjukMu
Berilah aku kemudahan
Tiada daya
Tiada upaya
Kecuali izinMu Ya Allah


Bengkulu, 26 September 2009


Hanifah Damanhuri

Kamis, 24 September 2009

BAKOKU

BAKOKU

Waktuku kecil
Yang kuanggap bako adalah
Keluarga sepupu papaku
Kesanalah setiap lebaran
Selesai Sholat hari raya
Kami di bawa papa

Disana ada Tuti
Yang usianya lebih tua 3 tahun dariku
Dia anak bungsu dan
Aku diperlakukan seperti adiknya

Di bulan puasa
Sehabis Tadarus di Mesjid
Aku lebih suka ikut Tuti kerumahnya
Sahur di rumah Tuti
Sangat menyenangkan
Karena ada uda-uda Tuti yang lucu-lucu
Akupun pasti terbangunkalau sahur disana

Berbeda dengan dirumahku
Aku sering makan ketika pulang Tadarus
Karena aku susah bangun diwaktu sahur
Walau sudah dibangunkan papaku sudah

Setamat Tuti SMP
Tuti merantau ikut kakaknya
Aku merasa kehilangan
Tanpa Tuti rumah bako jadi berbeda
Apalagi aku sudah mulai remaja

Disaat remaja
Aku sudah mengenal keluarga adik perempuan papa
Kadang mereka yang pulang kampung
Kadang aku yang liburan atau lebaran dirantaunya
Ketika sudah sama-sama merantau
Di kota yang berbeda
Kamipun sering bertemu
Baik dikampung maupun di Bekasi

Jelang lebaran aku dapat berita
Etekku, beserta cucu-cucunya
Dirawat di rumah sakit Bekasi
Mereka kena wabah DBD
Ingin sekali aku menjenguk mereka
Namun apa daya
Kami tak bisa kesana
Hanya doa yang dapat kupanjatkan

Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang
Hanya Engkau yang mampu menyembuhkan
Sembuhkanlah bakoku Ya Allah
Izinkanlah mereka merayakan
Hari kemenangan
Amin Ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 24 September 2009


Hanifah Damanhuri

TERBAYANG SUNGAI TANANG

TERBAYANG SUNGAI TANANG

Hari ini belum ada tamu yang datang ke rumah
Anak-anakpun sejak dari pagi telah keluar rumah
Pergi menghabiskan sisa liburan
Bersama teman-temannya

Ingatanku melayang
Terbayang Sungai Tanang
Tabek gadang yang penuh orang berbiduk-biduk
Ada biduk besar dan ada biduk kecil

Terbayang buaian kaling
Yang dipasang di lapangan di depan SD
Yang di putar pakai tenaga manusia
Siang hari isinya anak-anak dan remaja

Malam hari isinya ibu-ibu pakai mukena
Yang pulang sholat di mesjid
Riuh rendah suara mereka
Menahan gamang ketika di angkasa

Terbayang lagi tatkala aku remaja
Betapa kompaknya remaja di dua jorong
Jorong Sungai Tanang Gadang
Jorong Sungai Tanang Kecil
Tiga hari tiga malam
Kami keluar masuk rumah setiap remaja
Saling bersilaturahim

Di malam yang lainnya
Beberapakali lebaran aku dan teman-teman
Pergi menonton film dibioskop Bukittinggi
Pulangnya jalan kaki dengan jarak 6 km
Tak peduli dengan hawa dingin pegununagn
Kenangan yang indah

Pertama kali kami berlebaran tanpa mama
Aku meratap pulang dari lapangan
Biasanya semua tersedia
Terpaksa semuanya kuambil alih
Tertbayang pula adiku tertawa
Menu yang kuhidangkan sangat sederhana
Untuk menu dihari raya
Langkahkupun tak lagi sebebas ketika ada mama
Betapa kasih mama tiada tara

Terbayang pula ketika sepupuku dari Jakarta
Pulang dengan keluarga besar dan besan-besannya
Tidur bergelimpangan ditengah rumah
Makan tak bisa lagi di tata
Diletakkan saja semua dimeja
Siapa yang mau makan amibil sendiri
Apa saja yang dimasak
Laris manis tak bersisa
Yang memasak jadi puas dan bangga

Ketika anak-anak masih kecil
Libur ke Sungai Tanang
Berarti kesempatan mandi-mandi di kolam
Mereka habiskan waktunya mandi-mandi
Bersama teman-teman dikampung
Hingga kulit jadi bersisik
Namun raut bahagia
Menghiasi wajah mereka

Ya Allah yang Maha Kuasa
Temukanlah kembali kami
Dengan bulan Ramadhan tahun depan dan
Limpahkanlah rejekiMu pada kami serta
Izinkanlah kami untuk berlebaran di Sungai Tanang
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 24 September 2006


Hanifah Damanhuri

Kamis, 17 September 2009

RAMADHAN BERLALU DENGAN CEPAT

RAMADHAN BERLALU DENGAN CEPAT

Di awali dengan harapan
Semoga mendapat Rahmat, ampunan dan berkah
Ku jalani serangkaian ibadah Ramadhan
Dengan sepenuh hati
Walau kadang ada sandungan-sandungan
Yang mungkin telah merusak puasaku

Sholat berjamaah
Dengan imam yang merdu-merdu suaranya
Dan bagus-bagus pesan yang disampaikannya
Membuat perasaan jadi nyaman di Mesjid

Tak terasa malam ini
Adalah malam ke 26 pelaksanaan Sholat Tarawih
Yang berarti sudah 25 hari puasa berlangsung
Dan kini tinggal beberapa hari lagi
Ramadhan berlalu dengan cepat

Ya Allah yang Maha Pengasih dan Maha penyayang
Izinkanlah aku dan
Beri petunjuklah aku
Agar aku bisa
Mengisi sisa-sisa Ramadhan
Dengan sesuatu yang bernilai ibadah

Ya Allah yang Maha Kuasa
Yang Maha Mengetahui
Penguasa langit
Penguasa bumi
Pengasa hari yang akhir
KepadaMu aku menyembah dan
KepadaMu aku meminta tolong
Jadikanlah aku orang yang sabar dan ikhlas
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 15 September 2009


Hanifah Damanhuri

CATATAN TENTANG SABAR

CATATAN TENTANG SABAR

Di sela-sela kesibukan bung RA
Aku sempat mencuri waktunya
Untuk mengajariku beberapa hal
Kali ini tentang SABAR

“ Sabar = tidak marah
Menahan marah = marah tapi di tahan
Kita tidak marah karena kita tahu
Kenapa kita tidak harus marah

Sabar bukan berarti hidup tanpa marah
Nabi aja pernah bermuka masam
Ketika seseorang telah DUDUK pada SABAR
Maka dia tidak pernah marah dengan hati
Jika ia harus marah,
Maka ia marah dengan fikiran
( marah bukan karena tersinggung atau
terganggu dirinya atau keluarganya
marah untuk menegakkan kebenaran )

Sabar adalah ILMU PENDAHULUAN
Dan sekaligus ILMU PENUTUP
Jika orang bisa duduk pada sabar,
Maka dia PASTI akan kaya ILMU

Dalam AlQuran ALLAH mengatakan :
“ telah aku berikan cahaya kebenaran
yang sama kepada semua hamba KU,
bersabarlah dalam mengingatkan akan kebenaran ,
dan biarkanlah menghukum itu sebagai bagianKU “

Catatan yang telah kusimpan
Sejak bulan Mei 2009
Sekarang bung RA berada di NAD dan
Akan berlebaran di NAD

Aku ucapkan
Selamat menjalankan tugas dan
Selamat berhari raya
Idul Fitri 1 Syawal 1430 H
Taqobbalallaohuminna waminkum
Shiyamana washiyamakum
Mohon maaf lahir dan batin
Atas segala kesalahan dan kehilafan

Ucapan yang sama untuk para pembaca semua

Bengkulu, 18 September 2009

Hanifah Damanhuri

Senin, 14 September 2009

SUDAH DIBAYAR ZAKAT ?

SUDAH DIBAYAR ZAKAT ?

Pengurus Mesjid ditempat tinggalku
Mengingatkan warga yang muslim
Untuk membayar zakat fitrah
Yang besarnya bervariasi
Sesuai kualitas beras yang dimakan

Hampir setiap tahun
Zakat dan zakat fitrah kami
Kami serahkan ke saudara di Bengkulu
Atau ke Mesjid dimana kami tinggal
Walaupun kami berlebaran di kampung

Sejak krisis melanda Indonesia
Banyak saudara kita dikampung
Yang tak segan lagi bertanya
“ Sudah dibayar zakat? “
Aku jawab saja secara jujur “ sudah di Bengkulu “

Sahabat karibku dari kecil
Datang kerumah memarahiku
“ Terlalu polos, tidak mengerti… “
“ Kalau orang bertanya tentang zakat
Artinya mereka butuh bantuan “

Bergulirlah cerita-cerita
Baik suka maupun duka
Atas kehadiran para perantau dan
Pembagian zakat
Dikampung halaman yang tercinta

Kusadari saat ini
Aku tak punya dana lebih
Untuk bisa berbagi di kampung
Terpaksa kupendam rindu dan
Menjalankan ibadah Ramadhan seutuhnya di kotaku

Bengkulu, 14 September 2009


Hanifah Damanhuri

Minggu, 13 September 2009

BELUM LEBUR DENGAN ALAM

BELUM LEBUR DENGAN ALAM

Aku kira aku sudah mengerti tentang
Arti sahabat menurut bung RA
“Aku, Aku dan AKU
Semuanya tunduk pada Sang Pencipta “

Ternyata apa yang kutulis dalam
“ Terima Kasih Sahabat “
Ketika dikupas habis oleh bung RA
Hasilnya seperti di bawah ini

“ Berkaitan dengan puisi "terima kasih sahabat",
maka mohon ijinkan saya utk berbagi perspektif berikut:

a. Munculnya terminologi "sahabat terbaik ku" dlm puisi itu
menimbulkan impresi bhw sang penulis
masih belum lebur dgn alam semesta ini.
Jika muncul istilah "sahabat terbaik",
maka secara tdk langsung pasti ada dikotomi berikutnya
yaitu "sahabat baik" dst hingga "sahabat terjahat".

b. Jika butir a di atas terjadi,
maka impresi berikutnya adalah si penulis puisi
hanya mengganti istilah "sahabat", "kawan" hingga "lawan berat"
menjadi suatu efuimisme menggunakan kata "sahabat".

c. Jika butir b terjadi, maka impresi berikutnya adalah
sang penulis belum benar-benar mampu menjadikan
seluruh isi jagad raya ini sebagai sahabatnya.
Baik dlm arti arafiah berupa berfikir positif
atas kehadiran berbagai macam makhluk
yg menyertai kehidupan nya di muka bumi ini,
ataupun dalam arti YAKIN dan PERCAYA
akan hakekat penciptaan dan
hakekat kejadian yg ditetapkan ALLAH
atas semua ciptaan NYA.

Di sisi lain, pada puisi "terima kasih sahabat"
juga terlihat adanya kesadaran penulis
ttg hikmah suatu kejadian.
Atas hal itu, barangkali baik jika Uni mencoba menggunakan
"kesadaran akan hikmah" ini
sebagai perspektif penting dalam berusaha
utk bisa lebur dgn jagad raya ini. “

Terimakasih bung RA
Analisa bung RA sangat tajam
Ternyata aku belum ada apa-apanya
Dari yang seharusnya

Bisa memahami hikmah saja
Aku senangnya luar biasa
Aku merasa plong sudah berkata
“ Terima kasih sahabat-sahabatku “

Aku akan berusaha
Walau ternyata tidak mudah bersahabat
Dengan diri sendiri dan jagad raya
Yang membawaku tunduk kepada Allah SWT

Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Berilah aku petunjukMu
Jadikanlah aku orang yang sabar
Amin Ya Rabbal Alamin

Bengkulu, 14 September 2009


Hanifah Damanhuri

Sabtu, 12 September 2009

LENGANG

LENGANG

Mulai dari sore tadi
Berangsur-angsur temanku
Meninggalkan kota Bengkulu
Menuju kampung halamannya

Aku jadi terbawa suasana
Melalui SMS
Ku berikan pilihan pada ketua kelas
Pilih masuk atau libur minggu depan
Kalau milih libur
Terpaksa materi dipadatkan setelah lebaran
“ Masuk setelah lebaran saja bu
Teman-teman sebagian sudah mudik bu ” katanya
“ Alhamdulillah “ kataku
“ Mau mudik juga ya bu he he he ? “ tanyanya senang
“ Pengennya iya “ jawabku ….

Tanpa pendatang
Bengkulu terasa lengang
Sangat terasa dikampus
Sangat terasa di Mesjid
Lengang yang membuat bimbang

Pulang ?
Nggak ?
Pulang ?
Nggak ?
Kalau pulang ?
Kalau nggak pulang ?

“ Kita nggak usah pulang kali ini ya pa ? ” kataku
“ Kan papa masih punya emak
Emak minta anak-anak di bawa pulang ” jawab suamiku
“ Berarti kita pulang ?” tanyaku

Kalau pulang ?
Kalau nggak pulang ?
Pulang ?
Nggak ?

“ Kita tunggu anak-anak datang dulu ya pa
Nanti kita bahas lagi
Apa kita bisa pulang
Pulang lebaran
Nggak mungkin tanpa dana tambahan “ kataku

Hhhuuuhhhhh
Lengang yang membuat bimbang
Suasana kampung terbayang-bayang
Ingin rasanya segera pulang

Bengkulu, 11 September 2009


Hanifah Damanhuri

MENANTI ANAK-ANAK DATANG

MENANTI ANAK-ANAK DATANG

Bulan Ramadhan kali ini
Berbeda dari tahun sebelumnya
Di rumah hanya ada kami berdua saja

Empat tahun yang lalu
Anak lelakiku pergi meninggalkan rumah
Untuk melanjutkan pendidikan

Beberapa bulan yang lalu
Anak gadisku juga meninggalkan rumah
Dengan alasan yang sama dengan abangnya

Sahur dan berbuka
Lebih terasa nikmat
Ketika ada anak-anak bersama kita

Lebaran tinggal beberapa hari lagi
Aku ingin anak-anak datang
Aku menanti mereka datang

Aku ingin menikmati sahur dan berbuka
Bersama anak-anak seperti dulu lagi
Akan kumasak masakan kesukaan mereka

Ramadhan tinggal beberapa hari lagi
Ya Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang
Izinkanlah kami berkumpul lagi


Bengkulu, 12 September 2009


Hanifah Damanhuri

Kamis, 10 September 2009

KESEMPATAN LANGKA

KESEMPATAN LANGKA

Biji mataku terbelalak
Ketika membaca tulisan Prof Suheimi
Yang dapat tawaran berbuka di Istana Wapres dan
Mendapat kepercayaan sebagai Ustadz
Pada tanggal 12 September 2009

Aku bisa merasakan
Betapa bahagia dan bangganya Prof Suheimi
Akan kepercayaan tersebut
Menceramahi para tamu istimewa
Di tempat istimewa
Yang belum tentu ada duanya
Kesempatan langka

Ingin sekali rasanya untuk ikut serta
Berbuka di Istana Wapres
Bersama warga Ranah yang istimewa
Mendengarkan langsung ceramah Prof Suheimi
Bertemu muka dengan warga Rantaunet yang diundang
Bertemu muka dengan para penggede berdarah Ranah
Makan dan minum berbarengan
Sholat Maghrib berjamaah
Terbayang alangkah indahnya terasa

Bung Firdaus yang mengundang Prof Suheimi
Memberikan kesempatan pula untuk kita-kita
Kalau mau ikut kabari dia
Kucoba hitung-hitung
Kucoba renung-renung
Kesempatan langka
Haruskah kubiarkan berlalu begitu saja ?
Kalau kupaksakan untuk datang ke istana
Apa kata dunia nanti ???

Bengkulu, 10 September 2009

Hanifah Damanhuri

Selasa, 08 September 2009

TARAWIH DI MESJID

TARAWIH DI MESJID

Puji Syukur kupanjatkan padaMu Ya Allah
Yang telah memberikan:
Kesempatan
Kesehatan
Kekuatan
Keinginan
Kebahagiaan
Untuk meramaikan Mesjid

Alhamdulillah
Sampai malam ini
Aku masih bisa melaksanakan
Sholat Isya
Dengar ceramah
Sholat Tarawih dan Witir
Di Mesjid dekat rumahku

Ada perasaan tentram
Ketika berada di Mesjid
Kepala yang biasa suka pusing
Terasa plong

Apalagi kalau yang menjadi imam
Memiliki suara yang merdu dan
Ayat yang dibaca serta kecepatannya
Sesuai kehendak makmum
Pandai pula berceramah
Dengan kaji yang berbobot
Rugi sekali rasanya tidak ke Mesjid

Di Mesjid semua atribut di lepas
Status sama
Sama-sama kaum muslimin dan muslimat
Sama-sama memakai mukena bagi wanita
Kita bisa bertemu dengan warga
Disekitar kita yang datang ke Mesjid
Hanya di bulan Ramadhan dan
Saling bersalaman jelang pulang

Anak sekolahpun ramai ke Mesjid
Mereka harus mendapatkan tanda tangan Imam
Membuat Mesjid tetap ramai
Walau puasa sudah berjalan
Lebih dari separoh waktu
Kadangkala ketika Tarawih & Witir berlangsung
Serbagian dari mereka
Malah asyik bergelut
Dan pura-pura duduk ketika
Tiba waktunya duduk dan memberi salam
Tak jauh beda dengan jamanku dulu seusia itu


Bengkulu, 8 September 2009


Hanifah Damanhuri

Sabtu, 05 September 2009

MENGAJI

MENGAJI

Terbayang-bayang tulisan bung RA tentang mengaji
“ Mengaji baca
Menagji bisa
Menagji makna
Mengaji rasa
Mengaji diri “

Dulu aku sering membaca AlQuran
Apalagi ketika sedang hamil
Mamaku memyarankan agar aku membaca
Surat Yusuf, Ibrahim. Lukman, …
Tapi aku jarang membaca terjemahannya
Sehingga tidak tau apa maksud yang dibaca

Kata ustadz
Selesai membaca AlQuran dengan suara keras
Perasaan jadi lega
Jadi mengaji bagiku saat itu
Biar perasaan jadi lega

Anak-anakku sudah beberapa kali khatam Quran
Aku jadi malu
Kalah telak sama anak-anak
Aku coba pula beringsut-ingsut membacanya
Direntang waktu setahun labih
Akhirnya aku pernah khatam sekali
Itupun mengaji tanpa mengerti yang dibaca

Selesai Ramadhan tahun yang lalu
Aku coba beringsut-ingsut lagi megaji
Tapi aku sudah mulai membaca terjemahannya
Anehnya kalau mengaji
Mata cepat mengantuk
Entah setan apa yang bertengger dimata
Sehingga kadang tak sempat membaca terjemahannya
Untuk mengejar target biar bisa khatam

Hari ini aku termenung
Mana yang lebih baik
Khatam berkali-kali
Tanpa tau apa maksud yang dibaca
Atau tak perlu buru-buru
Tapi tau apa yang dibaca

Aku mengaku bahwa
AlQuran sebagai petunjuk hidup
Tapi aku termasuk orang yang rugi
Banyak petunjuk hidup yang tertera dalam AlQuran
Tak sepenuhnya ku ikuti

Semoga masih ada waktu bagiku
Untuk belajar mengaji
Mengaji baca
Mengaji bisa
Mengaji makna
Menagji rasa
Mengaji diri

Ya Allah
Yang Maha Pengasih
Berikanlah hamba kesempatan dan kemudahan
Agar bisa memahami AlQuran
Sebagai penuntun hidup
Amin Ya Rabbal Alamin


Bengkulu, 2 Agustus 2009


Hanifah Damanhuri

NB. CATATAN BUNG RA

“a. Mengaji baca : sederhananya adalah ibarat kita harus bisa membaca. Misalnya adalah seperti ketika kita pertama-tama belajar mengeja huruf arab dalam belajar mengaji.

b. Mengaji bisa : sederhananya adalah ibarat ketika kita telah tahu cara membaca huruf, lalu tahu pula panjang-pendek dan tajwid nya maka kita menjadi lancar membaca Al-Quran

c. Mengaji makna : sederhananya adalah ibarat ketika kita mulai membaca arti dari setiap ayat yang kita baca dlm Al-Quran. Kita mulai dari membaca terjemahannya,....lalu kita teruskan dengan mengerti tentang sejarah turunnya ayat,....lalu kita lanjutkan dengan memaknai tafsirnya (baik dalam bentuk yang tersurat maupun dalam bentuk yang tersirat),.......dts...dst hingga kita lanjutkan dengan mengupas hadist-hadist yang berkorelasi dengan setiap ayat.

d. Mengaji rasa : sederhananya adalah ibarat ketika membaca BISMILLAH (misalnya), maka lidah kita mengucapkannya.....saat itu telinga kita mendengarnya....dan secara otomatis fikiran kita tahu apa arti kata BISMILLAH tersebut......maka saat itu kita juga HARUS BISA MERASAKAN seperti apa BISMILLAH itu di DALAM HATI KITA.

e. Mengaji diri : sederhana nya adalah ibarat kita sudah bisa merasakan rasa BISMILLAH itu di dalam hati kita, maka KITA HARUS TAHU apa dan bagaimana hati kita itu dan dimana letaknya BISMILLAH itu dalam diri kita.

DOA ANAKKU IJUL

DOA ANAKKU IJUL

“ Mudahan-mudahan Ijul anak ibu
Mejadi anak yang taat kepada Allah
Doa orang-orang yang taat sangat ijabah ”
Kata bapak ABP menjelaskan padaku
Ketika kuberitahu tentang anak lelakiku

Kulanjutkan membaca pesan bapak ABP
“ Adalah masuk syurga
Mereka yang membaca AlQuran
Untuk dirinya dan untuk ibu bapaknya
Bilang sama anak ibu
Kalau anak ibu ingin ayah dan ibu masuk syurga
Bacalah AlQuran “

Alhamdulillah
Kupanjatkan puji dan syukur padaMu Ya Allah
Engkau titipkan anak-anak yang rajin mengaji padaku

Ini doa yang dipasang anak lelakiku
Ketika usiaku tepat berusia 47 tahun
Pada tanggal 15 Agustus 2009
“ Ijul berharap Allah selalu memegang mama dengan erat
Dan berharap malaikat menjaga mama dengan ketat
Tidak hanya membuat mama tetap baik
Tapi agar mama selalu mendapat yang terbaik
Met ultah ya mama kadonya menyusul…”

Tanggal 3 September 2009
Ijul kirim SMS padaku
“Alhamd, makasih doanya ma
Nilai Ijul 80,5 dapat B+
Paling tinggi hari ini
Akhirnya bergelar sarjana
Itu kado untuk mama… “

Alhamdulillah
Terimakash Ya Allah
Engkau berikan kebahagiaan yang tak terhingga
Kepada keluargaku


Bengkulu, 5 September 2009


Hanifah Damanhuri