JAM GADANG (2)
Jam Gadang di Bukittinggi
Yang sekarang sudah kalah tinggi
Membatas pandang
Untuk memandang
Dari dan ke Jam Gadang
Aku meneropong masalalu
Kurasa waktu itu
Ketika Jam Gadang pertama kali berdiri
Tak ada bangunan disekitarnya
Sinyo dan Noni
Yang ,berdiri di sekitar Jam Gadang
Akan bebas memandang
Ke segala penjuru mata angin
Hamparan sawah di LeMerSing
Yang berpagar Gunung Merapi dan Singgalang
Pasti terlihat sangat indah dari sini
Di arahkan pandang dan diukikkan mata
Ke arah matahari terbenam
Akan kelihatan Ngarai Sianok
Membelah bumi
Berbentuk liku-liku yang indah sekali
Di putar lagi kepala
Menuju arah Payakumbuh
Bukit Barisan
Tampak berlapis-lapis
Denagn sawah yang membentang di kakinya
Kemanapun mata diarahkan
Masing-masing memiliki pesona
Yang tiada tara
Seakan kepingan sorga
Yang terlempar ke dunia
Kini semua itu sudah sirna
Tuntutan zaman
Sempitnya lahan
Membuat orang mesti memilih
Meningkatkan denyut ekonomi
Atau memperrtahankan lokasi
Sehingga mata dimanjakan
Dengan keindahan negeri Bukittinggi
Semua kita sudah tau jawabnya
Entah mana yang lebih beruntung sebenarnya
Membiarkan Jam Gadang sendirian
Atau seperti saat ini
Dari pada aku bersedih memikirkannya
Lebih baik mimpiku
Membangun istana di TELAGA DEWI
Kupelihara sampai nanti
Bengkulu, 6 Januari 2010
Hanifah Damanhuri