KERETA SENJA
“Kereta senja tlah membawa dirimu
Kapankah engkau kembali…”
Nyamyian yang telah membangkitkan
Keinginanku untuk menaiki Kereta Senja
Begitu aku berada di Jogja
Kutelpon suamiku yang tinggal di Bengkulu
“Kita nanti ke Bogor pa
Tunggu mama di stasiun”
Waktu itu aku dikirim ke Jogja
Di Jogja aku mengontrak untuk satu bulan
Di dekat temanku yang sedang tugas belajar
Dia yang mencarikan rumah untukku
Rumah yang besar dan asri
Dengan disiplin yang tinggi
Banyak mahasiswi yang kost disana
Sarapan pagi dan makan malam mudah pula mencarinya
Hampir setiap malam aku menonton “Mama Mia”
Aku terpesona dan terkesima oleh sibuta
Yang suaranya sangat merdu
Bernyanyi dengan PD sekali
Hari Jumat sore
Aku pergi ke stasiun TUGU
Untuk naik Kereta Senja ke Bogor
Suamiku sudah menunggu di Bogor
Memang asyik naik Kereta Senja
Bisa memandang kelap kelip lampu
Disepanjang jalan yang dilalui
Sambil ngobrol dengan teman di sebelah
Jelang subuh
Kereta Senjaku tiba-tiba berhenti
Di luar gelap sekali
Aku tak tahu apa yang terjadi
Dan berhentinya lama sekali
Ketika hari sudah terang
Kulihat di luar indah sekali
Rupanya Kereta Senjaku
Berhenti di tengah sawah
Kerusakan yang tak bisa diperbaiki
Membuat kami harus pindah kereta
Yang sengaja didatangkan
Perjalanan dilanjutkan
Tak ada sinyal di tempat kereta rusak
Membuat kami tak bisa berkomunikasi
Aku yakin tak mungkin aku di tunggu di stasiun
Dalam waktu yang selama itu
Sesampaidi stasiun
Ketika ingin menelpon
Ku lihat HPku lowbat
Dan mati ketika aku membuat SMS
Ku layangkan pandang ke seluruh penjuru
Kalau-kalau ada suamiku
Ku tunggu beberapa saat
Akhirnya kuputuskan untuk pergi
Untung ada saja orang yang membantuku
Memberitahu aku
Naik apa dan turun dimana
Ke sopirpun dipesankannya
Aku turun ditempat yang ditunjukkan
Pas di dekat berhenti
Ada yang menjual pulsa
Aku bermaksud menambah baterai disana
Aku jadi ternganga
HPku sudah raib rupanya
Untung tak berapa lama
Putraku muncul dan berkata “papa menjemput mama”
Bengkulu, 23 Januari 2010
Hanifah Damanhuri