TAK ADA QURBAN WAKTU ITU
Sebentar lagi
Lebaran haji
Saat yang dinanti
Menonton pemotongan sapi
Mulai sapi di ikat kaki-kakinya
Direbahkan
Dipotong lehernya
Darah yang muncrat
Lenguh sapi serta geleparnya
Sampai dinyatakan mati
Lalu dikuliti
Dipotong-potong
Di timbang
Dikantongi
Di bagi-bagi
Kepada masyarakat yang sudah antri
Suatu waktu
Pernah terjadi dikampungku
Tak seorangpun yang berqurban di mesjidku
Membuat lebaran haji
Terasa sepi
Tak terdengar lenguhan sapi
Tak terdengar sorak sorai
Membuat hati menjadi pilu
Sebegitu melaratkah warga kampungku ?
Tak ingin terulang kisah yang sama
Panitia mesjid membuka arisan Qurban
Dibayar mingguan
Semampu jamaah mesjid
Dengan cara begitu
Hampir semua jamaah di mesjid kampungku
Hingga saat ini
Ber lomba-lomba
Ikut menjadi peserta Quirban
Tak peduli penghasilannya berapa
Tak peduli pekerjaannya apa
Hingga dihari raya
Semua bergembira
Hal yang serupa
Pernah juga kami lakukan
Arisan Qurban
Di tingkat RT
Bayarnya sebulan sekali
Ketika arisan ibu-ibu se RT
Lumayan terbantu
BerQurban terasa ringan
Pernah berQurban
Tak berQurban
Terasa
Tak ada kebanggaan
Tak sempurna kebahagiaan
Lihatlah
Betapa manis senyuman
Mereka yang dapat daging Qurban
Bengkulu, 4 Desember 2008
Hanifah Damanhuri
Kamis, 25 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya tunggu komentar anda