Kamis, 25 Desember 2008

DAPAT SERTIFIKAT PENDIDIKAN

DAPAT SERTIFIKAT PENDIDIKAN

Alhamdulillah
Aku termasuk
Dosen UNIB
Yang dapat Sertifikat Pendidikan

Jangankan orang lain
Aku sendiri mulanya
Tak pernah membayangkan
Akan dapat sertifikat tersebut
Terkait dengan karirku yang
Berpindah pindah

Akhirnya aku percaya
Rejeki elang tidak akan untuk musang
Tertutup pintu rejeki
Di tempat yang semulanya kita harapkan
Terbuka lebar pintu rejeki
Dari pintu yang lain
Yang kadang tak pernah terbayangkan
Nikmat Tuhan yang manakah
Yang aku dustakan ?

Ya Allah
Yang Maha pengasih
Yang Maha Bijaksana
Yang Maha Mengetahui
Ku serahkan hidup dan matiku untuk Mu
Tunjukilah kami jalan yang lurus
Berilah kami kesabaran
Hadirkanlah rasa syukur pada diri kami
Atas Rahmat dan KurniaMu yang tiada tara
Amin

Bengkulu, 26 Desember 2008


Hanifah Damanhuri

SABAR YAA

SABAR YAA

Dulu ketika aku masih muda
Hitam mengkilap
Jangan di tanya
Betapa perkasanya diriku
Mendaki
Menurun
Berkelok-kelok
Di jalan lurus apa lagi
Aku melaju dengan lancar
Tidak banyak tingkah
Namun tetap dengan prinsipku
Terbujur lalu
Terbelintang patah

Selain diriku
Aku mampu menarik beberapa gerbong
Yang isinya jangan di tanya ragamnya
Semua ku angkut
Semua ku bawa

Ketika tak banyak lagi yang bisa kubawa
Tak ada lagi pasokan energi untukku
Aku dianggap tak berarti lagi
Aku di kirim kerantau
Rantau yang indah dan ramah
Jalannya tidak banyak tanjakkan
jalannya tidak banyak tikungan
Jalannya tidak banyak menurun
Pengagumku banyak
Dengan limpahan kasih dan sayangnya
Aku terlena
Hampir merantau cina

Sekarang
Di usiaku yang mulai uzur
Aku dijemput dari rantau
Lihatlah
Mereka menangis melepasku
Tak ingin berpisah denganku
Namun aku harus pulang
Terpaksa pulang
Pokoknya pulang

Huuhhhh
Perjalanan yang melelahkan
Woowww
Aku menghadang rombongan Presiden
Aduh
Akupun terganjal rombongan presiden
Wah asyik
Istirahat dulu ah

Sejak beberapa hari ini
Aku disiapkan
Untuk bisa berjalan
Dengan roda sendiri
Bunyiku yang heboh
Telah dinanti-nanti banyak orang
Kulihat wajah-wajah lelah
Lelah bagaimana caranya
Agar aku bisa berjalan di REL KA
Beberapa kali rencana yang sudah di susun
Gagal dan gagal lagi
Ada saja dari tubuhku yang sudah renta
Yang tidak berfungsi lagi
SABAR YA
Aku sudah tua

Dengan begitu
Aku bisa menguji
Siapa yang benar-benar mencintaiku
Siapa yang tepat menjagaku, merawatku

Eh eh eh lihat
Aku sudah siap untuk berjalan
Ayo kita berangkat
Tut tut tuuuuuutttttt
Siiiaaapa hendak turuuuuut



Bengkulu, 18 Desember 2008


Hanifah Damanhuri

KOTA KENANGAN

KOTA KENANGAN

Akhirnya perjalanan panjangku
Yang melelahkan
Berakhir di kota kenangan
Kota Sawahlunto

Kota kenangan
Kota yang mengukir banyak kenangan
Kenangan manis
Kenangan pahit
Kenangan masa jaya
Kenangan masa terjajah
Kenangan masa merdeka

Terasa baru kemaren
Terdengar jerit tangis
Para romusha

Terasa baru kemaren
Terdengar jerit tangis
Korban peperangan

Terasa baru kemaren
Terdengar canda dan tawa
Para pejabat serta karyawan
Yang menikmati batubara

Aku juga masih ingat
Betapa banyak airmata duka
Yang terurai di gerbongku
Karena kasih yang tak sampai
Atau kasih yang terputus
Beda suku
Beda agama
Beda status sosial
PHK
Salah satu penyebabnya

Tak sedikit pula
Air mata bahagia yang mengalir
Karena cinta yang bersemi di gerbongku

Ketika memasuki kota kenangan
Kulihat
Kota yang dulu telah tiada
Tak ada lagi
Bukit batu bara
Tak ada lagi hiruk pikuk kendaraan
Pembawa batu bara

Sawahlunto
Kota yang dulu terkenaL
Sampai ke penjuru dunia
Kini
Ah aku tak bisa mengatakannya
Pantaslah
Aku mak itam yang sudah tua
Di panggil pulang

Biar ada orang
Yang ingin datang
Mengenang masa yang silam


Bengkulu, 24 Desember 2008


Hanifah Damanhuri

ISTIRAHAT

ISTIRAHAT


Kini aku lagi istirahat
Sambil istirahat
Ku ingat-ingat lagi
Wajah-wajah yang menantiku


Kulihat beberapa orang tua
Dengan tatapan penuh makna memandangku
Dari mata tuanya terbaca
Banyak kisah yang dia jalani bersamaku dulu


Ku tatap lagi mata orang-orang dengan kategori
Tua belum, muda terlampau
Sebagian besar cengar cengir menatapku
Mungkin mereka ingat
Ikut denganku tanpa izin


Kulayangkan pandangan
Ke mata anak-anak yang mengerumuniku
Tatapan mereka
Tatapan ingin tahu
Mudah-mudahan mereka
Tidak ingin mencoba
Berurut denganku kelak
Walau pijitanku terkenal sangat ampuh
Penghilang rasa sakit yang tak tertahankan


Tak banyak ABG yang hadir menantiku
Mungkin mereka tidak tau
Aku yang paling romantis di dunia


Kulihat lagi wajah-wajah orang
Yang menjemputku pulang
Jemput terbawa
Dari rantauku Ambarawa
Bermacam-mac am ekspresinya
Ada yang lelah
Ada yang gundah
Ada yang bangga
Ada yang tak kenal lelah
Ada yang pesimis
Ada yang optimis
Ada yang benar-benar cinta
Ada yang butuh pujian
Ada yang munafik
Yang tidak suka
Tidak mungkin menungguku


Ku ingat lagi
Sebelum merantau
Bunyiku
Susah susah susah cariiiiiii dduuuiiiiitttt


Begitu aku dikirim merantau
Yang ikut denganku
Tak lagi sembarang orang
Mereka pilihan
Mereka orang-orang yang senang menikmati alam
Bersamaku yang romantis
Bunyiku jadi berubah
Lasuah-lasuah cariiiiiiii dduuuiiiiitttt


Bunyi yang mana
Yang mungkin akan keluar dariku nanti ?
Hanya waktu yang menjawab
Tentunya yang kuinginkan
Lasuah lasuah nyariii dduuuuiiiiittttt
Hingga aku simamak yang hitam
Jadi pujaan wisatawan



Bengkulu, 20 Desember 2008

BINTANG-BINTANG KECILKU MULAI BERSINAR

BINTANG-BINTANG KECILKU MULAI BERSINAR


Kubuka kembali lembaran jawaban UTS mahasiswa baruku


Ku teliti dan ku tinjau ulang nilai-nilai yang kuberikan
Hampir aku keliru memberi nilai
Untuk Ari Akbarsyah
Yang telah memperbaiki sendiri soalku yang salah kurung
Sementara aku tetap memeriksa
Berdasarkan soalku yang salah kurung

Pertama mengenal Ari Akbarsyah
Aku agak terkejut
Fisiknya tidak sesempurna teman-temannya
Badannya kurus
Jari-jarinya halus
Se akan-akan tidak bertenaga

Mula-mula kuliah
Setiap bertemu aku
Dia mencium tanganku
Lazimnya anak mencium ibunya
Ku lihat semangatnya sangat tingi
Kadang dia bertanya padaku di luar kelas
Yang kadang kujawab
“ nanti saja kita bahas di kelas ya “

Dua minggu ini tugasnya lain dari yang lain
Karena ada dua kelas paralel
Aku harus menunggu semua tugas terkumpul
Baru kami bahas tugas-tugas tersebut
Ku minta si Ari maju
Mempresentasikan karyanya 2 minggu terakhir
Sekaligus menjelaskan ke teman-temannya
Cara yang dia lakukan
Mulanya dia malu sekali dan
Menungkupkan kepalanya di meja depan
” Karya kamu bagus, perlihatkanlah pada teman-teman ”
Pintaku padanya
Begitu gugupnya hilang
Mulailah dia mempresentasikan tugasnya
Ketika ku minta coba lihatkan yang ada fotonya

Kembali dia menungkup malu

Ku bujuk lagi dan mengatakan " PD aja lagi "

Kembali dia bangun dan presentasi

Kuminta dia menuliskan dipapan tulis
Cara yang dia gunakan
Dengan lancar dan tanpa melihat buku
Dia jelaskan ke teman-temannya
Lengkap dengan perintah yang digunakan

Alhamdulillah
Bintang kecilku sudah mulai bersinar
Pancaran bahagia setelah tampil di kelas
Masih kelihatan
Ketika kuliah sudah usai
Ku biarkan saja
Teman-temannya mengopi

Hasil karyanya

Wajahnya menjadi sangat cerah



Semalam ketika menonton
Lasykar Pelangi
Aku tersenyum melihat si Lintang
Yang maju jadi guru
Ketika gurunya tidak ada

Minggu lalu Edho Akmal Hakim yang bikin kejutan
Teknisi yang kupanggil untuk memperbaiki CPU
Hanya punya sedikit waktu
Aku lihat si Edho ikut membantu teknisi
Dan dia teruskan pekerjaan teknisi
Sehingga CPU tersebut bisa dipakai kembali
Edho juga telah mulai memperlihatkan bakatnya
Sebagai programmer
Selain Edho, ada Rahmat, dan Suci serta yang lain
Bintang-bintang kecilku yang mulai bersinar


Bengkulu, 13 November 2008

Hanifah Damanhuri

MAK ITAM PULANG KAMPUNG

MAK ITAM PULANG KAMPUNG


Suka dan duka
Bersatu jadi satu
Atas kepulangan
Mak Itam ke kampungnya

Mak Itam jadi legenda
Tukang urut ternama
Menghilangkan rangkik-rangkik
Serta duka dan nestapa
Bagi insan yang lemah imannya

Mak Itam yang berjasa dijaman kejayaanya
Sempat terlupakan
Hampir saja Mak Itam merantau Cina
Karena di rantau dia di puja


Mak Itam kini menuju kampung
Dengan perasaan bingung
Mak Itam berkata-kata sendiri

" Akankah kampung seramah rantau ?
Yang memujaku dan merawatku penuh kasih
Andaikan aku dijadikan besi tua
Terlonggok tak berguna
Betapa malangnya nasibku dikampung
Ah aku tak bpleh cengeng
Tak boleh berfikir negatif
Aku harus tunjukkan pada dunia
Aku mak Itam yang perkasa
Akan membawa siapa saja
Dari mana saj di penjuru dunia
Melintasi Ranah yang indah
Dengan santai dan tak terburu buru
Di kejar-kejar waktu "


Mak Itam kadang juga berfikir
" Benar juga mungkin
Aku mak itam
Berubah jadi monster
Bagi warga penghuni rel KA
Ah biarlah jadi urusan CALEG "


" Sekarang aku mantap
Menuju kampung
Jadi mak Itam
Mamak kandung
Yang akan mensejahterakan
Anak dan kemenakan di Ranah
Insya Allah "


Bengkulu, 8 Desember 2008



Hanifah Damanhuri

KETUPAT BENGKULU

KETUPAT BENGKULU


Berbeda dengan kebiasaan dikampungku
Yang selalu menyediakan nasi di waktu lebaran
Aku harus membiasakan diri dengan rantauku
Menyediakan lontong atau ketupat di hari lebaran

Ketika anak pertama masih Balita
Pernah kucoba membuat ketupat sendiri
Entah beras yang salah
Entah cara merebus yang salah
Ketupatnya tidak bisa dimakan
Sejak itu aku tidak mau membikin ketupat
Ku pesan saja lontong daun di tukang sate madura

Lebaran yang lalu
Dipicu oleh banyaknya orang menjual sarang ketupat
Muncul keinginan untuk membuat ketupat sendiri
Ku beli 20 biji sarangnya
Kutanyakan di warung lontong dekat rumahku
Cara ukuran berasnya
Aku di ajarin juga cara merebus
Dan lama merebus >= 4 jam
Sekaligus dipinjamin periuknya

Sementara aku sibuk menyiapkan masakan yang lain
Beras di isikan oleh si dilla ke sarang ketupat
Ku ikuti saran teman tadi
Wah ketupatnya montok-montok sekali
Memotongnya pakai tenaga dalam
Di lemparkan ke kepala orang
Kalau kena orang itu bisa pingsan
" Kurangi berasnya uni, kalau uni pakai beras Padang "

Kemaren dan kemarennya
Bengkulu tak berhenti di guyur hujan
Baru berhenti jelang jam 12 siang
Rencana semula kami akan menangkap ayam
Yang besar sendiri di kandang
Ayamnya hapal kapan pergi dan kapan pulang
Mereka bebas berkeliaran tanpa pagar di belakang

Berangkatlah aku dan suami ke pasar
Membeli semua kebutuhan untuk gulau tauco
Ku beli juga udang untuk kusambal
Sepulang dari pasar
Suamiku memasang jerat
Dan memanggil manggil ayam
Hari sudah jam dua
Ayam tak seekorpun yang pulang
Ku lihat suamiku juga tidak sabaran
Pikirannya ke mesjid

Ku robah rencanaku
Kukasih tau suamiku
Tak perlu tangkap ayam
Kita bikin gulai udang dan buncis
Udangnya di ungkap aja dulu pakai bumbu
Cabe merah, langkok-langkok, bawang putih, bawang merah
Esok pagi di kasih santan, tomat dan buncis
Cabe hijau kita sambal pakai petai dan ikan siam asin
Menu kita kali ini lain dari yang lain
Menu istimewa

Tadi dipasar ku beli sarang ketupat
Ketika hendak mengisi ada tetangga yang datang
Katanya, " ini ketupat Bengkulu
Coba masukkan ujung-ujung bagian bawah
Nah perhatikan baik-baik
Seperti tinju kita kan ? "
Haaah bennnaaar

Kirain selama ini
Ketupat Bengkulu
Kiasan aja
Ooo la laa

Belajar dari pengalaman yang lalu
Kali ini beras sokan yang di isikan
Di kurangi banyaknya
Alhamdulillah
Ketupatnya sempurna
Kuahnya terasa luar biasa
Dengan taburan bawang goreng dan kerupuk

Bersama ini ku ucapkan
Selamat Hari Raya Idul Adha
Kepada seluruh dunsanak
Dimanapun berada


Bengkulu, 8 Desember 2008



Hanifah Damanhuri

TAK ADA QURBAN WAKTU ITU

TAK ADA QURBAN WAKTU ITU

Sebentar lagi
Lebaran haji
Saat yang dinanti
Menonton pemotongan sapi
Mulai sapi di ikat kaki-kakinya
Direbahkan
Dipotong lehernya
Darah yang muncrat
Lenguh sapi serta geleparnya
Sampai dinyatakan mati
Lalu dikuliti
Dipotong-potong
Di timbang
Dikantongi
Di bagi-bagi
Kepada masyarakat yang sudah antri

Suatu waktu
Pernah terjadi dikampungku
Tak seorangpun yang berqurban di mesjidku
Membuat lebaran haji
Terasa sepi
Tak terdengar lenguhan sapi
Tak terdengar sorak sorai
Membuat hati menjadi pilu
Sebegitu melaratkah warga kampungku ?

Tak ingin terulang kisah yang sama
Panitia mesjid membuka arisan Qurban
Dibayar mingguan
Semampu jamaah mesjid
Dengan cara begitu
Hampir semua jamaah di mesjid kampungku
Hingga saat ini
Ber lomba-lomba
Ikut menjadi peserta Quirban
Tak peduli penghasilannya berapa
Tak peduli pekerjaannya apa
Hingga dihari raya
Semua bergembira

Hal yang serupa
Pernah juga kami lakukan
Arisan Qurban
Di tingkat RT
Bayarnya sebulan sekali
Ketika arisan ibu-ibu se RT
Lumayan terbantu
BerQurban terasa ringan

Pernah berQurban
Tak berQurban
Terasa
Tak ada kebanggaan
Tak sempurna kebahagiaan
Lihatlah
Betapa manis senyuman
Mereka yang dapat daging Qurban



Bengkulu, 4 Desember 2008


Hanifah Damanhuri

SAMBA LADO UDANG BUATAN PAPA

SAMBA LADO UDANG BUATAN PAPA

Aku jadi teringat masa ABG
Papa sudah pensiun dari percetakan
Karir terakhir papa

Mamaku wanita karir
Yang mesti berangkat pagi
Sebagai guru SD

Ketika papa masih ngantor
Semua urusan dapur mama yang urus
Mama bangun pagi-pagi
Jelang kesekolah
Dipastikan semua sudah makan

Mama masih kesekolah
Ketika papa sudah tidak ngantor lagi
Sawah menjadi tempat pilihan papa
Melanjutkan karirnya dihari tua
Jam masuk dan keluar
Bisa diatur dengan mudah

Untuk meringankan pekerjaan mama
Papa kadang ikut memasak
Dengan cara kompor dan kuali di bawa
Ke ruang keluarga
Belakangan bilik dapur di alihkan jadi dapur

Papa siapkan
Tomat setengah kilo
Cabe gilingan mama setengah kilo
Bawang merah
Udang kering
Minyak goreng
Kata papaku
Tomat bikin enak dan manis
Kadang tomatnya di tanam sendiri
Dari jenis yang buahnya besar

Papa goreng dulu udang kering
Goreng bawang merah yang sudah di iris
Masukkan irisan tomat
Setelah layu
Masukkan udang kering yang sudah di goreng
Aduk-aduk hingga matang
Sambal ini bisa untuk beberapa hari
Apalagi kampungku dingin sekali
Bak dalam kulkas
Masakan jadi awet sendiri

Aku tiru juga gaya memasak papaku
Tapi aku lebih beruntung
Di Bengkulu banyak udang segar
Aku ganti udang kering dengan udang segar


Bengkulu, 3 Desenber 2008
LONTONG KUAH TAUCO(Ala Banuhampu)

Berada di daerah heteregon
Dengan teman-taman yang berbeda
Budaya dan masakannya
Membuatku kelimpungan
Kalau arisan jatuh kerumahku

Aku tetap ingin
Masakan yang kutampilkan
Khas masakan Padang
Tapi bisa dimakan semua teman-teman

Sebenarnya aku tidak jagoan memasak
Tak banyak variasi masakan yang kukuasai
Kalau menilai masakan
Mana yang enak
Mana yang tidak enak
Lidahku termasuk jagoan

Sesekali aku bikin lontong kuah Tauco
Lontongnya aku pesan saja di tukang sate Madura
Lontong daun yang wangi dan nikmat
Dimakan pakai kecap dan bawang goreng saja, enak
Di tingkah kerupuk udang
Cocok untuk anak Balita

Kusiapkan potongan ayam
Sebanyak tamu yang bakal hadir
Ditambah untuk tuan rumah dan serap
Kusiapkan bahan lain seperti
Buncis Petai Cabe hijau
Mentega
Santan dari kelapa yang tua belum muda terlampau
Bawang merah
Bawang putih
Ketumbar
Merica
Langkok-langkok tanpa kunyit
Daun salam, daun jeruk dan serai
Garam
Semua bumbu di giling halus

Jerangkan kuali
Panaskan mentega
Masukkan bumbu-bumbuAduk-aduk hingga harum
Masukkan daun-daunan
Masukkan ayam yang sudah bersih
Aduk-aduk hingga empuk
Masukkan cabe hijuau dan petai
Masukkan santan
Aduk-aduk santan samapai mendidih
Masukkan buncis yang sudah di iris
Coba rasa bumbu dan garamnya
Yang cocok untuk lontong
Aduk lagi hingga mendidih
Begitu mendidih
Matikan kompor

Untuk kesempurnaan rasa dan penampilan
Taburkan bawang goreng
Pecahkan kerupuk udang diatasnya
Cobalah
Jarang yang tersisa


Bengkulu, 2 Desember 2008

Hanifah Damanhuri

IKAN BAKAR

IKAN BAKAR

Ketika tadi aku beli ikan terusan di pasar
Aku jadi teringat kenangan yang indah
Kenangan membakar ikan di rumah Heru
Teman kuliahku di Jakarta

Sinto istrinya Heru pintar memasak
Sering Heru mengajak teman-temannya
Datang kerumah
Dan membakar ikan kakap bersama-sama

Hari itu
Aku, Heri dan Larso
Di undang datang ke rumah Heru
Heru sudah menyiapkan
Beberapa ekor ikan kakap merah
Yang sudah di bumbui

Tak lama setelah kami datang
Peralatan membakar ikan
Di gelar di depan rumah Heru
Yang masih memiliki
Pekarangan yang luas
Tungku
Bara
Kipas angin
Kipas sate
Mentega
Kecap
Jepitan ikan

Kutanya pada Sinto
Apa bumbu ikannya
Kalau tidak salah
Bumbu dari Sinto
Bawang putih
Jahe
Laos
Kunyit
Ketumbar
Garam

Semua bumbu di giling halus
Ikan yang sudah bersih
Dilumari dengan bumbu
Didiamkan dulu hingga bumbu meresap

Aku tidak ingat
Apa Sinto tidak mengasih jeruk nipis
Bumbu wajib bagiku
Kalau akan menggoreng ikan

Kami duduk di seputar tungku
Begitu bara sudah nyala
Kipas anginpun dinyalain Heru
Ikan yang di jepit
Mulai dibakar
Sambil di bakar
Mentega di oleskan ke ikan
Begitu juga dengan kecap
Bolak balik ikan
Hingga akhirnya ikan sempurna matang

Sementara kami membakar ikan
Sinto menyiapkan sambal dan lalap di dapur
Tidak lupa
Tempe dan tahu goreng
Sambal bikinan Sinto enak sekali
Cara membikinnya tidak susah
Cabe merah yang masih bulat
Tomat di belah
Bawang merah tak perlu di iris
Di goreng bersamaan
Setelah layu
Di angkat, ditiriskan
Di ulek di ulekkan
Kasih garam dan gula merah
Sajikan pakai ulekkan tersebut
Begitu ikan bakar matang
Kami berebut memakannya
Di tingkah dengan sambal dan lalapan
Serta tahu dan tempe goreng
Nikmat sekali
Apalagi kami yang datang
Anak kos di perantauan

Kurasa
Orang Padang
Perlu inovasi
Bumbu masakan Padang
Yang dijual bebas dipasaran
Tak lagi menjadikan
Masakan Padang
Menu istimewa
Kepiawaian memadu takaran bumbu
Memilih bahan yang segar
Serta adukan yang sempurna
Kunci enaknya masakan

Dari sisi kebersihan
Dari sisi gizi
Banyak orang memilih
Menunggu masakkan

Yang dimasak saat itu juga


Bengkulu, 30 November 2008




Hanifah Damanhuri

ARIE, RUVITA dan ANDRI

ARIE, RUVITA dan ANDRI


Ditengah kegalauanku
Menghadapi kelas tanpa bintang
Aku terhibur oleh para bintang
Yang selalu ingin membantuku
Membantu adik-adik kelasnya
Menjadikan TI UNIB berkualitas
" Kampus boleh seperti kaki lima
Kualiras maunya bintang lima "
Aku ingin jadi dosen di UNIB tapi ortu tidak izinkan
Begitu kata si Andri dari telkom Palembang
Sambil memberitahu prestasi yang dia ukir disana
Alhamdulillah


" Bu, Arie rajin bertanya ke dosen
Nilai UTS dan Quis Ari bagus-bagus
Teman-teman Arie pada berpengalaman
Enak bergabung dengan mereka bu "
Cerita si Arie dari MTI Fasilkom UI

" Bu, Ruvita mohon doa restu
Ruvita mau ikut tes jadi dosen TI UNIB
Jadi dosen panggilan hati Ruvita bu "
Begitu kata si Ruvita yang sudah jadi karyawan
Suatu Bank Swasta di kota Bengkulu
Ketika berkunjung di hari raya yang lalu


Arie dan Ruvita
Berasal dari SMA 3 Bandung tapi beda angkatan
Mereka mahasiswa angkatan I TI UNIB
Dibesarkan dengan sarana dan prasarana
Serta jumlah dosen yang sangat minim
Pagi ini mereka berdua bersuka cita
Keduanya dinyatakan lolos sebagai CPNS UNIB
Alhamdulillah


Bengkulu 29 November 2008


Hanifah Damanhuri

ARIE, RUVITA dan ANDRI

ARIE, RUVITA dan ANDRI


Ditengah kegalauanku
Menghadapi kelas tanpa bintang
Aku terhibur oleh para bintang
Yang selalu ingin membantuku
Membantu adik-adik kelasnya
Menjadikan TI UNIB berkualitas
" Kampus boleh seperti kaki lima
Kualiras maunya bintang lima "
Aku ingin jadi dosen di UNIB tapi ortu tidak izinkan
Begitu kata si Andri dari telkom Palembang
Sambil memberitahu prestasi yang dia ukir disana
Alhamdulillah


" Bu, Arie rajin bertanya ke dosen
Nilai UTS dan Quis Ari bagus-bagus
Teman-teman Arie pada berpengalaman
Enak bergabung dengan mereka bu "
Cerita si Arie dari MTI Fasilkom UI

" Bu, Ruvita mohon doa restu
Ruvita mau ikut tes jadi dosen TI UNIB
Jadi dosen panggilan hati Ruvita bu "
Begitu kata si Ruvita yang sudah jadi karyawan
Suatu Bank Swasta di kota Bengkulu
Ketika berkunjung di hari raya yang lalu


Arie dan Ruvita
Berasal dari SMA 3 Bandung tapi beda angkatan
Mereka mahasiswa angkatan I TI UNIB
Dibesarkan dengan sarana dan prasarana
Serta jumlah dosen yang sangat minim
Pagi ini mereka berdua bersuka cita
Keduanya dinyatakan lolos sebagai CPNS UNIB
Alhamdulillah


Bengkulu 29 November 2008


Hanifah Damanhuri