CINTAILAH ANAK DIDIK
Usai
membaca Episode Cinta … karya sahabatku Fuadri
Aku
teringat ketika mengikuti suatu lokakarya
Yang
diselenggarakan oleh UT pusat
Pada
tahun 2005 yang silam
Salah
seorang instruktur menjelaskan tentang penilaian
Pada
kurva normal yang beliau gambar
Terdapat
x % daerah paling kiri
x % daerah paling kanan
Aku
dapat kesempatan untuk bertanya
Kutanyakan
padanya
Bagaimana
caranya agar peserta yang berada x% sebelah kiri
Dapat
menyelesaikan kuliahnya
Instrukturnya
sangat professional
Usai
berfikir sejenak
Keluar
jawabannya
“Hadapilah
mereka dengan perasaan cinta”
Beliaupun
menjelaskan lebih lanjut
“Bukankah
kita akan melakukan apapun
Untuk
orang yang kita cintai?”
Akupun
mengangguk tanda setuju
Terbayang
di pelupuk mata
Wajah-wajah
kecewa sebagian mahasiswa
Melihat
nilai yang aku keluarkan
Mengharuskan
mereka mengulang kembali
Terbayang
pula cara mamaku memperlakukan Mak Met
Memang
benar
Cinta
mama dan orang di sekelilingnya
Membuat
Mak Met selalu bahagia di atas kekurangannya
“Love
me as iam”, kata Bung Ricky Avenzora
Untuk
judul filmnya
Tentang
anak-anak Autis
Agar
kita menghadapinya dengan perasaan cinta
Padang,
22 September 2012
Hanifah
Damanhuri
EPISODE CINTA BUAT ARI, ANGGI DAN SITI
( harmoni si lumpuh, si bisu dan si dungu )
CINTA
BUAT ARI, ANGGI DAN SITI
( harmoni si lumpuh, si bisu dan si dungu )
Hari ini kurekam jejak dalam gugusan kata-kata, tentang kebersamaan kita, Ari, Anggi, Siti ( maaf kan kami nak, lancang membubuhkan nama Siti, Anggi pada kalian berdua, karena sesungguhnya kami tak tahu nama kalian dan siapa bunda kalian, sang pemilik kurnia suci yang sejatinya menyematkan nama pada kalian) Dan atas segala kerendahan hati, izinkan diri ini mengaku sebagai orang tua pengganti kalian.
Duh……………!!!! Riangnya kalian, rebut-rebutan bola di rerumputan, nyaring, polos dan menggugah rasa. Kalian, dengan kebisaan yang masih kalian punya saling canda berlandas kemengertian naluri sejati.
Ah,……………… Ari!!!, bengalnya, kau kejar dengan merangkak ,bola yang dipegang Anggi, sambil tertawa, meski kau tahu akan jadi bulan-bulanan Anggi.
Hei,………….Anggi!!!, ternyata nakalmu masih kau pertontonkan , sengaja kau tunggu Ari mendekat, lalu……………..kau lempar bola itu tepat ke kepala Ari.
Dan Siti, tampil sebagai srikandi, memarahi Anggi, tapi, aduuuh………!!!, engkaupun sengaja menyepak bola itu kebadan Ari hingga Ari guling-gulingan.
Spontan,….. Anggipun memunculkan diri sebagai pahlawan.
Nukilan ini, mengalirkan rasa mendalam ke sudut ruang jantung hati, sesuatu rasa yang tak mampu untuk diterjemahkan. Betapa, sepanjang masa kehadiran kalian di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaan kalian, dan makna tugas kebapakanku terhadap kalian . Mungkin keberadaan kalian kini menorehkan catatan masa yang dapat aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku bersimpuh di sajadah- Nya hingga saat usia yang semakin meninggi ini.
Ari, Anggi dan Siti ketahuilah, bahwa yang sangat aku kagumi dari kalian adalah rasa empati kalian terhadap sesama. Dengan gaya , bahasa dan laku kalian, telah terjalin komunikasi rasa ,penuh kepedulian, kebersamaan antar kalian. Ingin aku gali untuk ku pupuk dan kuamalkan dalam keseharian,
karena senyatanya kita memiliki keadaan yang sama
Untuk itu, Ari, Anggi dan Siti, jangan merasa kecil hati, tetaplah kalian seperti itu, meski bunda dan ayahanda sejati kalian masih tenggelam dalam kealpaan mereka.
Mari kita saling rangkul, akan kusenandungkan cinta dan sayang di keseharian kita.
Kasih Bundo, Minggu, 04 -07 -2011
EPOS
( harmoni si lumpuh, si bisu dan si dungu )
Hari ini kurekam jejak dalam gugusan kata-kata, tentang kebersamaan kita, Ari, Anggi, Siti ( maaf kan kami nak, lancang membubuhkan nama Siti, Anggi pada kalian berdua, karena sesungguhnya kami tak tahu nama kalian dan siapa bunda kalian, sang pemilik kurnia suci yang sejatinya menyematkan nama pada kalian) Dan atas segala kerendahan hati, izinkan diri ini mengaku sebagai orang tua pengganti kalian.
Duh……………!!!! Riangnya kalian, rebut-rebutan bola di rerumputan, nyaring, polos dan menggugah rasa. Kalian, dengan kebisaan yang masih kalian punya saling canda berlandas kemengertian naluri sejati.
Ah,……………… Ari!!!, bengalnya, kau kejar dengan merangkak ,bola yang dipegang Anggi, sambil tertawa, meski kau tahu akan jadi bulan-bulanan Anggi.
Hei,………….Anggi!!!, ternyata nakalmu masih kau pertontonkan , sengaja kau tunggu Ari mendekat, lalu……………..kau lempar bola itu tepat ke kepala Ari.
Dan Siti, tampil sebagai srikandi, memarahi Anggi, tapi, aduuuh………!!!, engkaupun sengaja menyepak bola itu kebadan Ari hingga Ari guling-gulingan.
Spontan,….. Anggipun memunculkan diri sebagai pahlawan.
Nukilan ini, mengalirkan rasa mendalam ke sudut ruang jantung hati, sesuatu rasa yang tak mampu untuk diterjemahkan. Betapa, sepanjang masa kehadiran kalian di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaan kalian, dan makna tugas kebapakanku terhadap kalian . Mungkin keberadaan kalian kini menorehkan catatan masa yang dapat aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku bersimpuh di sajadah- Nya hingga saat usia yang semakin meninggi ini.
Ari, Anggi dan Siti ketahuilah, bahwa yang sangat aku kagumi dari kalian adalah rasa empati kalian terhadap sesama. Dengan gaya , bahasa dan laku kalian, telah terjalin komunikasi rasa ,penuh kepedulian, kebersamaan antar kalian. Ingin aku gali untuk ku pupuk dan kuamalkan dalam keseharian,
karena senyatanya kita memiliki keadaan yang sama
Untuk itu, Ari, Anggi dan Siti, jangan merasa kecil hati, tetaplah kalian seperti itu, meski bunda dan ayahanda sejati kalian masih tenggelam dalam kealpaan mereka.
Mari kita saling rangkul, akan kusenandungkan cinta dan sayang di keseharian kita.
Kasih Bundo, Minggu, 04 -07 -2011
EPOS