Rabu, 05 Desember 2007

ADAT BAKARILAHAN

ADAT BAKARILAHAN

Kakakku yang tinggal di kota Payakumbuh
Hari Jumat yang lalu mantu
Besannya dari Bogor
Nginap di Penginapan

Tetangga kakakku orang yang beradat
Jemput Marapulai
Jemput terbawa
Berpakaian saluak mukena

Di tempat anak Daro
Rombongan disambut
Tari gelombang dan
Tari Pasambahan
Di tingkah patatah petitih oleh MC
Tanpa balasan

Selesai akad nikah dilaksanakan
Tak ada Pasambahan
Hari Sabtu resepsi digelar
Semua makanan di pesan
Makan ala Swalayan
Yang datang umumnya berpasangan

Hari Minggu Pesta dilanjutkan
Di Sungai Tanang
Pesta beli sirih dan
Pesta Sumandan

Pesta Beli Sirih
Untuk kaum bapak-bapak
Dilaksanakan setelah Sholat Zuhur
Tanpa makan berjamba
Tanpa Inti dan Pinjaram
Bukan pula Swalayan
Pasumandannya lelaki muda di sukuku

Pesta Sumandan
Untuk kaum ibu-ibu
Dilaksanakan setelah pesta Beli Sirih
Tanpa makan Berjamba
Tanpa Inti dan Pinjaram
Bukan pula Swalayan
Pasumandannya wanita-wanita disukuku

Pesta di Sungai Tanang
Makanan ada yang dipesan
Ada yang di masak bersama sama
Oleh wanita-wanita di sukuku Payobada
Dan tetangga

Ketika makan
Walau tidak berjamba
Komunikasi tetap ada
Antara pasumandan dengan tamu

Dari dua ala makan yang berbeda
Aku tetap bangga dan bahagia
Menyaksikan pesta dikampungku
Walau makannya tidak lagi berjamba

Makan berjamba
Makan bersama
Tak ada saling rebut
Tak ada saling serobot

Makan berjamba yang kudamba
Sepertinya akan tinggal kenangan
Tergilas oleh ruang dan waktu


Bengkulu, 4 September 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda