ADAT BAKARILAHAN
Kakakku yang tinggal di kota Payakumbuh
Hari Jumat yang lalu mantu
Besannya dari Bogor
Nginap di Penginapan
Tetangga kakakku orang yang beradat
Jemput Marapulai
Jemput terbawa
Berpakaian saluak mukena
Di tempat anak Daro
Rombongan disambut
Tari gelombang dan
Tari Pasambahan
Di tingkah patatah petitih oleh MC
Tanpa balasan
Selesai akad nikah dilaksanakan
Tak ada Pasambahan
Hari Sabtu resepsi digelar
Semua makanan di pesan
Makan ala Swalayan
Yang datang umumnya berpasangan
Hari Minggu Pesta dilanjutkan
Di Sungai Tanang
Pesta beli sirih dan
Pesta Sumandan
Pesta Beli Sirih
Untuk kaum bapak-bapak
Dilaksanakan setelah Sholat Zuhur
Tanpa makan berjamba
Tanpa Inti dan Pinjaram
Bukan pula Swalayan
Pasumandannya lelaki muda di sukuku
Pesta Sumandan
Untuk kaum ibu-ibu
Dilaksanakan setelah pesta Beli Sirih
Tanpa makan Berjamba
Tanpa Inti dan Pinjaram
Bukan pula Swalayan
Pasumandannya wanita-wanita disukuku
Pesta di Sungai Tanang
Makanan ada yang dipesan
Ada yang di masak bersama sama
Oleh wanita-wanita di sukuku Payobada
Dan tetangga
Ketika makan
Walau tidak berjamba
Komunikasi tetap ada
Antara pasumandan dengan tamu
Dari dua ala makan yang berbeda
Aku tetap bangga dan bahagia
Menyaksikan pesta dikampungku
Walau makannya tidak lagi berjamba
Makan berjamba
Makan bersama
Tak ada saling rebut
Tak ada saling serobot
Makan berjamba yang kudamba
Sepertinya akan tinggal kenangan
Tergilas oleh ruang dan waktu
Bengkulu, 4 September 2007
Rabu, 05 Desember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saya tunggu komentar anda