Kamis, 06 Desember 2007

REZA ALI HANAFIAH

REZA ALI HANAFIAH


Hari itu tahun ajaran baru 2005
Reza datang menemuiku lalu berkata
“ aku mau bimbingan bu, ibu penasehat akademisku “
Aku terpesonan dengan ciptaan Allah yang satu ini … sempurna
Tampan, sopan, dan wajah dihiasi senyum.
Namamu tanyaku “ Reza Ali Hanafiah”
Aku tersenyum karena nama belakangnya mirip namaku

Ku ikuti tingkahnya di kelas
Pintar tapi bukan yang terpintar
Semangat belajar cukup tinggi
Sering ku suruh ke depan

Sebelum presentasi baik berkelompok maupun sendiri
Selalu diawalinya dengan salam yang mesti di jawab oleh temannya
Dia akan ulangi sampai semua teman menjawabnya
Kadang aku tersenyum dengan gayanya tersebut

Diantara buku yang dibawanya
Beberapa kali kulihat berupa Novel yang bernafaskan Islam
Ck ck ck semuda dan setampan itu alim sekali kataku dalam hati

Jelang SPMB tahun yang lalu 2006
Reza dan temannya datang ke rumahku
“ Bu reza mau ikut tes lagi di STAN dan kedokteran “ katanya manja
“Cobalah, dan anggap saja kuliah di UNIB sebagai bimbingan belajar ” jawabku

Aku sempat sedih ketika temannya ngomong “ bu, si reza lulus di kedokteran UNAND”
Beberapa hari kemudian reza datang menemuiku
Ku ucapkan selamat padanya
“ Nggak kok bu, reza nggak lulus, saingannya berat amat, tapi reza puas udah nyoba”

Malam Jumat kemaren aku terkejut membaca SMS dari temanku
Aku langsung berteriak…. reezaaaa…
Aku lunglai dan menangis
Ku pastikan berita tersebut ketemannya tepat jan 11. 30 malam
Ku dengar suara yang sendu menjawab “ benar bu, kami juga terkejut “
“ Reza meninggal karena kecelakaan tadi sore ketika hendak ke CURUP “
Innalillahi wainna ilaihi rajiun
Selamat jalan Reza

Kemaren aku dan teman-teman ikut melayat ke CURUP
Sebelumnya ada teman yang tak henti menangis
“ Belakangan kami sering ngobrol” katanya
“ Senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya ke bayang terus ”
“ Wajahnya langsung beda dari yang lain “ cerocosnya
Ya. benar… wajah tampan yang bersinar dari dalam
Tak pernah menyakiti siapapun … sempurna

Di rumah duka
Kulihat bapaknya sangat tenang sekali
Ibunya yang dipanggil umi lagi sholat
Bapaknya bercerita tentang kecelakaan tersebut
“Reza suka berpuasa Senin dan Kamis
Sore itu dia pengen berbuka di CURUP
Lalu pulang dengan motor
Biasanya naik mobil umum dan pulang agak siang
Eteknya sudah melarang jangan pulang sore itu
Reza tetap pulang, tak biasa reza sekeras itu
Mungkin sudah janjiannya begitu
Reza berlaga kambing dan terseret mobil
Reza meninggal di tempat “

Tak lama uminya muncul
Dengan wajah menahan sedih dan duka yang dalam
Umi masih sempat berterimakasih atas kedatangan kami
Meminta maaf untuk kesalahan anaknya reza
Aku bilang “ reza nggak ada salah, dia baik sekali “
Temanku malah nangis lagi


Bengkulu, Februari 2007


Hanifah Damanhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda