Kamis, 06 Desember 2007

Jelang Mama di Operasi

Jelang Mama di Operasi
( 7 November 1994 di RSUP Padang )

Aku Lupa percisnya
Rasanya 3 minggu jelang operasi
Ketika itu adikku yang kuliah di Padang
Menelpon dari Payakumbuh
Dia bilang sambil berbisik
" pulanglah, mama sakit parah
Aku tidak bisa ngomong kencang-kencang
Tuh mama ikut mendengarkan kita "

Aku bingung sendiri
Kok mama sakit parah?
Bukankah mama baru dari Jakarta ?
Melepas kakaknya menemui sang Khalik ?
Kakak yang dianggap seperti ibu sendiri
Karena sejak kecil mereka sudah piatu

Kuhubungi rekan-rekan sesama ngajar
Aku tinggalkan semua pekerjaan
Sampai batas waktu yang tidak kutentukan
Aku pulang bawa gadis kecilku umur 3 tahun
Ke rumah kakakku yang membawa mama dan papa ke PYK

Ketika aku sampai di Payakumbuh
Mama sudah dirawat di Bukittinggi
Mama tersenyum bahagia menyambutku
Aku dipeluk dan diciumi
Kulihat mama enggak sakit tuh

Kakakku bercerita tentang penyakit mama
Bagaimana mulanya ketauan
Sampai akhirnya didiagnosa di RSUP Bukittinggi
Mama di vonis kangker usus stadium tiga
(Tapi sampai akhir hayatnya mama tidak pernah tau sakitnya)

Adikku Abduh juga nyusul pulang
Kakakku ngajak kami berembuk
Dimana sebaiknya mama di operasi
Pilihan jatuh ke RSUP Padang
Mama di pindah ke Padang
Aku, gadisku, Abduh dan adikku yang bungsu siap menjaga mama
Kami menjaganya se akan-akan liburan di rumah sakit
Mama masih bisa mandi sendiri dan nyuci baju sendiri
Aku tidur di tikar
Paginya aku sudah pakai selimut mama
Ketika habis mandi
Susu Sustagen yang muahal bagiku sudah tersedia untukku
Makanan lain juga enak-enak
Tadinya aku agak kurus berangsur jadi gemuk

Adikku yang bungsu kadang tiduran di kasur mama
Mama duduk di pinggiran
Kadang yang datang bingung
Siapa yang sakit

Jelang hari operasi yang sempat tertunda
Kakakku yang dari Jakarta juga datang
Wah tambah rame
Tanggal 6 November 1994
Semua kami bersaudara ngumpul di kamar mama
Masing-masing tanpa pasangan
Hanya gadisku tambahannya
Papa tak bisa hadir

Sesudah magrib semua keluar cari makan malam
Aku dan mama mengaji surat Yassin
Begitu selesai mengaji
Mama kupaskan mangga arum manis
Kemudian kami makan berdua
Saking nikmat mama sampai keringatan

Tak lama saudaraku datang
Kami seperti anak kecil lagi
Apalagi sudah lama tidak berkumpul
Malam itu terasa indah sekali

Pagi hari 7 November 1994
Walau mama bisa mandi sendiri
Si bungsu yang memandikan mama
Setelah mama didandani
Semua berkerilahan dengan mama
Taklupa aku minta maaf
Apalagi diantara semua
Aku yang paling nakal
Semua berdoa
Supaya Allah memberikan yang terbaik untuk mama

Setelah berkerilahan
Mama kami bawa ke ruang operasi
Tak ada lagi senyum diantara kami
Semua sudah gelisah tapi tetap tenang

Kecuali kakakku yang tua
Kami hanya bisa ngantar sampai pintu masuk
Aku lihat mama
Mama menatapku dengan tatapan yang sulit ku lupa
Tatapannya jauh sekali
Sama seperti papa menatapku yang terakhir kali

Operasi diperkirakan memakan waktu 6 jam
Setelah kami antar mama
Kami cari sarapan pagi
Setelah itu kami kembali lagi

Kalau ada keperluan mama
Mereka memanggil " keluarga Jasidar "
Terakhir mereka memanggil " dokter fatma "
(sebelumnya kakakku walau boleh masuk tapi tak berani)
Kami bertatapan kok uni yang di panggil
Lalu aku lari ke kamar
Saat itu aku merasakan badanku melayang
Ku sambar AlQuran
Aku ngaji
Aku ngaji dengan perasaan tak menentu
Tak lama berselang kakakku datang
Dia pegang pundakku lalu berkata
" Mama kita telah tiada "
Aku terpekik histeris
Innalillahi Wa Innalillahi Rajiun


Bengkulu, 30 September 2007


Hanifah Damanhuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saya tunggu komentar anda